4 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Kajian Ranting Petemon Hadirkan Dr Syaifullah, Penulis Buku KH Mas Mansur Sapu Kawat Jawa Timur

Dr Syaifullah mengisi kajian di Masjid Istiqomah. (Andi/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah Petemon, Cabang Sawahan, Surabaya, menggelar kajian kemuhammadiyahan di Masjid Istiqomah pada Jumat (25/10/2024) selepas Isya. Kajian tersebut bertujuan untuk memperkuat paham beragama Islam serta mencerahkan gerakan dakwah Muhammadiyah. Selain itu, dapat menambah ilmu sekaligus bersilaturahmi memperkuat ukhuwah.

Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Petemon Syahroni mengatakan, kajian ini tidak hanya diikuti warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Petemon saja. Ada juga dari cabang lainnya. Lebih istimewanya lagi, kajian juga dihadiri Ustadz Agus dari Yayasan KH Mas Mansur dan Keita peneliti KH Mas Mansur asal Jepang.

Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya Mohammad Luthfi dalam sambutannya menyatakan, gerakan dakwah Muhammadiyah bisa berkembang di antaranya didukung oleh program mengaji dan melakukan rapat koordinasi. Dengan begitu, Muhammadiyah semakin dinamis dalam menyampaikan dakwah Islam.

“Komitmen dan istiqamah inilah yang harus terus ditumbuhkan untuk berpartisipasi secara optimal dengan penuh keikhlasan. Muhammadiyah dan Aisyiyah beserta para kader Angkatan Muda Muhammadiyah hendaknya mampu bersinergi dengan aksi aksi dakwah yang dibutuhkan masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Dr Syaifullah sebagai narasumber menyampaikan kisah soal KH Mas Mansur. Sepulang dari tugas belajar di Al Azhar Mesir dan Saudi pada 1915, KH Mas Mansur tidak langsung pulang ke Surabaya, tetapi ke Yogyakarta untuk menemui KH Ahmad Dahlan setelah tiga tahun Muhammadiyah berdiri.

Perjumpaan singkat dengan tokoh pembaharuan yang sederhana dan luas wawasan membuat KH Mas Mansur kagum akan kepribadian KH Ahmad Dahlan. Pertemuan pun dilanjut tahun berikutnya 1916 KH Mas Mansur kembali silaturahmi ke KH Ahmad Dahlan dengan diskusi yang intens. Lantas KH Ahmad Dahlan menyebut KH Mas Mansur sebagai Sapu Kawat Jawa Timur.

“Hal ini karena adanya kesamaan pandangan dalam berdakwah, seperti saat mengaji surat Al Ma’un dijelaskan tafsir serta bagaimana mengimplementasikan di masyarakat. Suksesnya dakwah seperti ini karena pemahaman ketauhidan yang benar kita sebagai hamba dan khalifah-Nya, sehingga ada banyak peran untuk memakmurkan kehidupan sebagai bentuk implementasi tauhid,” ungkapnya.

Menurut dia, penguatan ketauhidan harus benar-benar ditanamkan sehingga dalam berjuang melalui Persyarikatan Muhammadiyah termasuk juga Aisyiyah dengan segala dinamikanya tetap tegar dan ada solusi yang mencerahkan.

“Menguatkan ketauhidan dalam bermuhammadiyah tidak bisa ditinggalkan karena inilah fondasi utama dalam kehidupan. Resapi dan pahami rangkaian zikir dan doa yang diawali dengan memuji-Nya, menyampaikan apa yang dimohonkan dan diakhiri dengan memuji keagungan-Nya,” tuturnya.

Dr Syaifullah bersama tokoh Muhammadiyah setempat. (Andi/KLIKMU.CO)

Meneguhkan Ideologi Muhammadiyah

Kajian malam itu benar-benar meneguhkan dalam bermuhammadiyah. Ada beberapa aspek yang disampaikan, di antaranya aspek historis perjuangan dakwah Muhammadiyah, penguatan ideologi Muhammadiyah, serta ide-ide gerakan dakwah yang berkemajuan.

Demikian disampaikan Ketua Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya Andi Hariyadi yang mengikuti kajian tersebut mendampingi Keita periset KH Mas Mansur dari Jepang.

Menurut Andi, Keita disempatkan hadir ke Surabaya untuk mengikuti kegiatan bedah buku KH Mas Mansur Sapu Kawat Jawa Timur yang ditulis Dr Syaifullah yang akan diadakan pada Ahad (28/10/2024).

Sementara itu, Ustadz Agus dari Yayasan KH Mas Mansur menjelaskan, perjuangan KH Mas Mansur telah mendapat perhatian khusus dari Keita periset Jepang. Pada Agustus lalu sudah melakukan riset dan saat ini hadir lagi ke Surabaya untuk menggali lebih banyak dari Dr Syaifullah penulis buku KH Mas Mansur Sapu Kawat Jawa Timur.

Rencananya, Ahad besok buku tersebut dibedah hasil kerja sama Yayasan KH Mas Mansur dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya. Dr Wahyu periset dan penulis sejarah dari Universitas Negeri Surabaya hadir sebagai pemantik.

“Lokasinya di Masjid Taqwa yang baru selesai direnovasi dan memiliki nilai historis di awal berdirinya Muhammadiyah Surabaya. Karena KH Mas Mansur selaku Ketua Muhammadiyah Cabang Surabaya beserta jajaran pimpinan lainnya dilantik langsung oleh KH Ahmad Dahlan pada 1 November 1921 dan hingga sekarang Muhammadiyah Surabaya terus berusaha berkembang,” ujarnya.

(Andi/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *