21 November 2024
Surabaya, Indonesia
Opini

Kalender Hijriyah Global Menyatukan Umat Islam di Seluruh Belahan Dunia

Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) Muhammadiyah. (Suara Muhammadiyah)

Oleh: Ace Somantri

Tidak ada alasan umat Islam terus-menerus dalam penanggalan berbeda-beda satu negara dengan negara lainnya, bahkan dalam satu negara kadang terjadi perbedaan. Kemudian ada pertanyaan, kenapa tahun Masehi bisa seragam seluruh warga dunia, sementara tahun Hijriyah rujukan waktu untuk umat Islam tidak seragam?

Sebenarnya tidak diharapkan, melainkan hal itu bagian proses panjang yang harus dialami umat Islam di mana pun. Berbagai pertemuan internasional dibahas oleh pakar-pakar ilmu falak dan ahli astronomi muslim membahas hal ihwal penanggalan tahun Hijriyah agar dapat seragam seluruh umat Islam dunia.

Upaya demikian tak henti-henti dijadikan spirit dan motivasi bagi umat Islam, khususnya pakar ilmu falak dan para astronom muslim, membuat rumusan dan skema Hijriyah dalam bentuk kalender untuk dapat digunakan seluruh umat Islam di dunia. 

Dari sekian banyak entitas sosial muslim, Muhammadiyah salah satu di antara elemen organisasi masyarakat muslim yang berkarakter tajdid dan memiliki infrastruktur sosial cukup besar. Kehadiran ormas Islam seperti Muhammadiyah selalu ditunggu kontribusi pemikirannya untuk sebuah peradaban.

Dengan kekuatan infrastruktur yang dimiliki berharap terus berkomitmen mewujudkan peradaban Islam dunia di berbagai aspek kehidupan, termasuk saat ini Muhammadiyah berupaya keras membumikan Kalender Hijriyah Global Tunggal yang berlaku untuk seluruh umat Islam di belahan dunia. tanpa melihat ego dan fanatisme kelompok ormas Islam, objektivitas sikap harus dikedepankan selama untuk kemaslahatan dan kemanfaatan umat muslim dan masyarakat pada umumnya.

Kalender tahun Hijriyah sebagai penanggalan hari, pekan, bulan, dan tahun bagi masyarakat muslim sejak awal muncul hingga terakhir tahun 1445 sependek yang diketahui belum pernah ada kalender Hijriyah tunggal berlaku untuk seluruh umat Islam di dunia. Padahal yang sadar sangat banyak, tetapi manakala saat proses penyatuan sistem kalender Hijriyah global masih terjadi saling silang paham dan metodologi dalam sistem penghitungan penanggalan dari tahun ke tahun dalam Hijriyah.

Hal itu bukan sesuatu yang salah mutlak, melainkan cara dan metodologi dalam memahami objek hukum dan sebenarnya,  yang berhak menentukan salah dan benar secara mutlak hanya pemilik alam semesta Allah Ta’ala. Paling penting harus diingat bahwa, manusia disarankan dan dianjurkan untuk terus berpikir dan berkarya atas apa yang didapat dari wujud material di sekitar sesuai potensi yang dimiliki. 

Segera dimasifkan informasi dan sosialisasi kalender global Hijriyah kepada seluruh warga muslim, khususnya warga Muhammadiyah yang sudah pada menunggu. Baru juga dimulai peluncuran tahun Hijriyah global, tanggal 1 Muharam 1446 Hijriyah sudah terjadi perbedaan jatuh di hari yang berbeda.

Kalender global yang diterbitkan Muhammadiyah tanggal 1 Muharam 1446 Hijriyah jatuh di hari Ahad atau Minggu, sementara dari informasi yang beredar luas ada pemberitahuan untuk Nahdlatul Ulama jatuh di hari Senin.

Artinya, kondisi umat Islam saat ini harus terus berupaya keras memberikan pencerahan sebaik-baiknya hingga masyarakat muslim memahami secara logis dan objektif bagaimana sebenarnya. Selanjutnya pada saat terjadi perbedaan paham antarindividu umat Islam terkait hal ihwal kalender Hijriyah tidak diharapkan menimbulkan gesekan sosial hanya karena tidak paham dan terlalu fanatisme entitas sosial Islam tertentu.

Umat Islam pada umumnya memiliki tingkat kesatuan emosional yang kuat, karena sumber rujukannya sama dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hanya, dalam politik global kekuatan negara-negara muslim tidak memiliki kemerdekaan dan kedaulatan yang kuat. Sebut saja negara jazirah Arab, secara faktual mereka terpecah belah dengan isu-isu paham keagamaan seperti Sunni versus Syiah, termasuk dalam beberapa tahun belakangan tiba-tiba muncul kelompok ISIS yang sangat radikal dalam pemahamannya.

Yang menarik dicermati, isu Sunni versus Syiah maupun kelompok ISIS selama ini diindikasikan sebuah rekayasa di antara negara adidaya yang memiliki kekuatan politik global sekaligus misinya untuk berkepentingan terhadap negara-negara Arab. Hingga hari ini, isu tersebut terus menjadi tempat beternak mengolah isu-isu sensitif paham keagamaan dalam Islam. Padahal, Allah Ta’ala tidak pernah tidur selalu melihat dan mengetahui apapun yang dikerjakan manusia dan makhluk lainnya.

Kembali kepada spirit kesatuan atau unifikasi kalender Hijriyah, hal demikian akan menjadi trigger umat Islam di dunia untuk membangun kekuatan emosional positif. Ada jalan untuk mencapai sesuatu, gerak langkah setahap demi setahap, namun dipastikan tercapai tujuan yang dicita-citakan selama ketulusan niat dan komitmen nyata berkarya yang diperbuat tanpa banyak basa-basi kata.

Dengan di-publish-nya Kalender Hijriyah Global Tunggal, hal itu wujud niat baik dalam upaya menegakkan turunan ilmu pengetahuan bidang astronomi Islam. Adapun jika masih ada kekurangan, baik ketepatan dalam merujuk dan memahami teks yang menjadi argumentasi terhadap dalil nash maupun sistematikanya, hal demikian dapat dilengkapi dan disempurnakan. Hal wajar sifat sebagai sifat insaniyah jikalau individu atau sekelompok orang dalam berpikir dan berkarya terdapat kekurangan, bahkan kesalahan sekalipun.

Sudah menjadi konsensus umat manusia di belahan dunia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dinamis sehingga dapat memengaruhi peradaban dunia. Itu terbukti dari banyaknya turunan dari berbagai bidang dan rumpun ilmu menjadi berbagai disiplin ilmu.

Kalender Hijriyah global yang berlaku mutlak untuk umat Islam merupakan salah satu bentuk karya ilmu yang diturunkan dari cabang dan ranting ilmu pengetahuan tertentu. Sekalipun hal ihwal kalender Hijriyah global dalam kronologinya bukan sesuatu yang baru, faktanya hari ini hadir di tengah-tengah umat Islam Indonesia adalah sesuatu yang baru. Sangat mungkin tanggapan dan komentar dari berbagai pakar dan ahli serta pengamat akan menanggapi dengan cara pandangnya masing-masing sesuai dengan sudut pandang yang digunakan.

Suka tidak suka, Kalender Hijriyah Global Tunggal yang disebarluaskan oleh persyarikatan Muhammadiyah adalah bentuk kebebasan dan kemerdekaan ilmu pengetahuan. Adapun perbedaan pandangan bagi siapapun itu hak setiap individu manusia di muka bumi. Yang paling penting, spirit dan motivasi untuk unifikasi kalender Hijriyah yang diupayakan sebagai bentuk tanggung jawab moral keilmuan untuk memfasilitasi umat muslim Indonesia dan di belahan dunia menuju kesatuan umat yang utuh.

Begitu pun Muhammadiyah dan warganya memiliki konsekuensi harus mampu memberi penjelasan perihal KHGT kepada siapapun yang mempertanyakan apa dalil dan argumentasinya, dan terus-menerus memopulerkan hingga masyarakat muslim pada umumnya memahami secara rasional dan logis. Minimal mengetahui alasannya secara sederhana.

Dipahami betul bahwa umat Islam di Indonesia dinilai banyak negara di dunia, warga negara yang tingkat ketaatan cukup baik. Dan juga tingkat toleransi umat beragama sangat baik sehingga sangat mungkin Indonesia pada saatnya akan menjadi pelopor dan kiblat bagi umat manusia dalam hal beragama. Melalui kalender Hijriyah tunggal ini, umat Islam di Indonesia atas dasar ketulusan hati yang paling dalam dengan penuh dengan kerendahan hati, tanpa harus mengatakan dirinya paling benar dan yang lain salah.

Yakin sekali Allah Ta’ala akan memberikan jalan kemudahan menjadikan umat muslim pada suatu ketika tidak butuh waktu lama ada dalam satu kesatuan umat yang kuat dan kokoh dalam panji Islam. Berdiri tegak kalimat tauhid di tengah-tengah kehidupan dunia di atas bumi alam semesta, menata dan merevitalisasi karut-marutnya situasi kondisi lingkungan alam dunia yang kian hari semakin tidak terkendali hingga harus menerima konsekuensi pahit dan menyakitkan.

Kehadiran Kalender Hijriyah Global Tunggal menjadi setitik kebaikan yang mewarnai dunia. Daya pengaruhnya berharap dapat memvibrasi alam pikiran umat muslim di dunia. Gagasan ulama terkemuka di abad modern, khususnya Muhammad Syakir sebagai pencetus awal kalender Hijriyah global, meregenerasi ulang sel-sel pemikiran Islam dalam bidang ilmu falak dan astronomi yang mengalami parsialitas terpecah-belah yang tidak bersambung.

Di saat umat Islam haus dan dahaga akan kesatuan umat, Muhammadiyah sebagai entitas sosial umat Islam berdiri tegak dengan umur yang sudah masuk pada usia kurang lebih 115 tahun lamanya. Komitmen untuk peradaban Islam tak berhenti. Maka dengan matan risalah Islam berkemajuan hasil pemikiran warga persyarikatan Muhammadiyah diharapkan dapat berkontribusi dalam pencerahan umat manusia dan alam semesta. Aamiin, wallahu’alam. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *