Kasih Sayang dan Hikmah

0
2003

kesenangan dunia sementara

Suatu hari kata seorang sahabat bernama Al- Arqa bin Harits menjumpai baginda Nabi Saw. tengah mencium cucu tercintanya Al-Hasan putra Sayyidina Ali dan Siti Fatimah, dengan penuh kasih sayang. Al-Arqa lantas berkata kepada Nabi Saw., “Wahai Rasululloh, aku mempunyai sepuluh anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Nabi kemudian bersabda, “Aku tidak akan mengangkatmu sebagai seorang pemimpin jika Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barangsiapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan disayangi.”

Nabi akhir jaman memang dikenal lembut dan welas asih. Pada suatu kali Nabi Saw. dijumpai bersujud lama sekali sewaktu sholat, sampai para sahabat mengira terjadi sesuatu pada diri beliau. Ternyata, salah satu cucunya, Hasan atau Husein berada di atas pundak beliau. Nabi usai sholat menceritakan kalau beliau tidak apa-apa. Nabi lama bersujud karena tidak ingin mengganggu rasa senang cucu yang disayanginya itu.

Rasululloh juga mengasihi anak-anak yang lain. Tatkala Ja’far bin Abu Thalib ra, terbunuh dalam perang Mu’tah, Nabi sangat sedih. Nabi kemudian menjumpai istri Ja’far untuk membesarkan hatinya, bahkan memandikan anak-anaknya dan memakaikan baju mereka sebagai tanda empati.

Dalam khazanah kesejarahan dikisahkan tentang sosok Lukmanul Hakim sang pendidik utama. Nabi mengisahkan Lukman sebagai insan yang diberikan hikmah, kebijakan yang banyak. Lukman dikenal sebagai orang tua yang bijak dalam mendidik anak. Dalam Al-Qur’an dikisahkan sebagai berikut: “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya , diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersatukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar.” (QS.Luqman:12)

Lukman Al-Hakim, selain mengajarkan tauhid dan anti syirik juga mengajarkan anaknya berbakti kepada kedua orang tuanya, bersyukur atas segala rahmat dari Allah, beramal salih, bersabar, mendirikan sholat, berbuat kebaikan, mencegah kemunkaran, tidak congkak, dan memahami rahasia kehidupan. (QS. Luqman:13-20)

Allah melalui figur Luqman memberi pesan utama agar setiap orangtua mendidik anaknya dengan nilai hikmah. Hikmah adalah segala keputusan dan kebajikan yang melampaui, yang nilai kemaslahatannya meluas. Hikmah adalah kearifan dan kecerdasan hidup insan beriman. Hikmah adalah kebaikan yang banyak, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an : “Allah memberikan hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al-Qur’an dan As-Sunah) kepada siapa yang dikehendakinya. Dan barangsiapa yang diberikan hikmah, sungguh telah diberikan kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal”. (QS. Al-Baqarah:269)

Sumber : bulletin ad dakwah edisi 12 Pebruari 2016 oleh A. Nuha/sm/RED

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini