Oleh: Andi Hariyadi
KLIKMU.CO – Saat acara Cangkruk Syawalan PDM dan PDA serta AMM Surabaya sambil nobar film Buya Hamka, ada diskusi ringan yang mencerahkan pada Senin lalu, 8 Mei 2023.
Sekitar dua pekan setelah Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 H, ada beberapa suguhan film di gedung bioskop yang menjadi kesukaan menemani liburan bersama keluarga dan handai taulan. Kesibukan dan kejenuhan aktivitas selama ini benar-benar terobati dengan silaturahmi bisa menikmati suasana kekeluargaan yang penuh kehangatan. Lebih-lebih diselingi berbagai kudapan khas Lebaran yang sudah setahun dinanti akhirnya terobati.
Mudik yang sudah dilalui seakan kurang lengkap jika tidak menonton film yang disukai sedang tayang beberapa hari ini di beberapa gedung bioskop, sambil shoping dan kuliner menambah suasana keakraban, rileks, dan menyenangkan.
Kecenderungan masyarakat dalam menyukai film sepertinya belum mengalami perubahan, seakan faktor lingkungan dan mindset berpikir mengonstruksi beragam persepsi untuk pilihan film yang disukai.
Sebagaimana kita ketahui, beberapa pekan sebelum Lebaran dari berbagai media telah mempromosikan produk-produk film yang akan tayang saat dan sesudah Lebaran. Tentunya momen Lebaran bisa dijadikan ajang untuk menarik keuntungan dalam bisnis perfilman dengan hadirnya artis-artis kondang bisa menambah daya tarik penonton pada idolanya.
Di sekitaran waktu Lebaran ini setidaknya ada 4 film yang mendapat perhatian besar dari para penonton memadati beberapa gedung bioskop yang ada. Dari 4 film itu terdiri dari film: Buya Hamka, Sewu Dino, Khanzab dan Jun & Jun The Movie. Suguhan film ini tidak sekadar hiburan mengurangi kepenatan yang ada, tetapi ada pilihan yang menjadi keputusan diri, dan ini menarik sekali karena terkait kultur yang selama ini mewarnai, sehingga dapat mendongkrak rating besarnya jumlah penonton.
Antusiasnya warga Persyarikatan beserta organisasi otonom dan amal usahanya nonton bareng film Buya Hamka benar-benar memberikan banyak pelajaran keteladanan dalam berdakwah dan berjuang. Film yang menginspirasi dakwah yang berkemajuan sebagai ciri gerakan Muhammadiyah. Dakwah dakwah Muhammadiyah ke depan hendaknya mampu memberikan perubahan yang lebih baik, penguasaan ilmu yang menunjang perubahan menuju pencerahan harus terus dimaksimalkan, sehingga nalarnya berkembang dan kesadarannya penuh keikhlasan.
Warga Muhammadiyah dengan film Buya Hamka sepertinya ada kesamaan frekuensi sehingga getaran-getaran dakwah Islam untuk penguatan spiritual, aqidah yang benar, akhlaqul karimah terwujudkan dalam partisipasi dan interaksi dalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan data banyaknya penonton film yang diputar saat Lebaran itu, film horor Sewu Dino menduduki ranking tertinggi dan terlaris di Indonesia, dan hingga saat ini sudah tembus sebanyak 4,3 juta penonton. Sedang film Buya Hamka yang bernuansa dakwah Islam selama dua pekan ini baru menembus 1 juta lebih penonton.
Peminat film horor masih tinggi, maka kehadiran film dakwah Islam akan menjadi suguhan alternatif yang menarik dalam dunia film yang pascapandemi Covid-19 mulai bangkit. (*)
Sejarawan Muhammadiyah, pegiat toleransi dan kerukunan