7 April 2025
Surabaya, Indonesia
Opini

Kejahatan Kemanusiaan Zionis Yahudi dalam Aksi Genosida Palestina

Oleh: Andi Hariyadi
Ketua Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya

Suasana Idul Fitri 1 Syawal 1446 H dengan bersilaturahmi menjadi penguat spiritual dan kemanusiaan, sehingga kita masih bisa merasakan penderitaan yang dialami saudara saudara kita di Palestina.

Kebrutalan tentara Israel melakukan genosida di Gaza Palestina sehingga ribuan nyawa melayang, kerusakan bangunan strategis untuk fasilitas umum dan pemukiman warga luluh lantak dan rata dengan tanah, puing puing bangunan menimbun warga yang tidak berdosa hingga tidak berdaya.

Jeritan tangis korban luka bersanding jenazah dalam himpitan batu bata menjadi pemandangan yang memilukan, air mata sudah kering karena keseharian dirundung duka. Tubuh yang kesakitan terus melemah minimnya bantuan makanan, minuman dan obat obatan, semakin memperpanjang penderitaan.

Mesin pembunuh masal terus dilakukan untuk aksi genosida di Gaza. Arogansi tentara didukung pemimpin yang haus kekuasaan dan darah korban perang, semakin membutakan mata hati dan pikiran. Otaknya hanya berisi untuk membunuh dan membunuh, hatinya dibalut kegelapan hanya untuk menyiksa dan membunuh.

Tidak ada rasa iba, yang ada hanyalah menembaki warga gaza secara membabi buta. Dengan bangganya memanggul senjata dan lebih bangga ketika bisa melakukan demonstrasi memainkan mesin pembunuh dengan korban jiwa yang terkapar dijalanan dan terkubur dalam reruntuhan.

Ketika luapan emosi keserakahan dan permusuhan lebih dikedepankan maka pengrusakan, pembunuhan dan genosida di Gaza semakin leluasa dilakukan. Meski ada banyak kecaman dari beberapa negara tidak digubrisnya, bahkan keputusan ICC untuk menangkap penjahat kemanusiaan Perdana Menteri Netanyahu masih saja berkeliaran berkunjung ke Amerika Serikat sebagai bapak Sekutunya, dan masih diterima sebagai tamu kehormatan Perdana Menteri Hungaria Victor Orban yang ditindaklanjuti keluar sebagai anggota Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Konsekuensi Hungaria sebagai anggota ICC seharusnya bisa menangkap Netanyahu justru menyambut dengan penuh kehormatan pada penjahat kemanusian bahkan menjadi satu satunya negara Eropa yang keluar dari ICC.

Diplomasi lobi Yahudi begitu kuat dan lebih efektif mempengaruhi persepsi dari seorang penjahat menjadi seorang pejabat terhormat. Dari seorang aktor teroris dan ekstrimis menjadi diplomat ulung yang agung. Kebanggaan yang disandang sesungguhnya bentuk kehinaan karena banyak korban jiwa akibat ulahnya.

Jejaring lobi zionis Yahudi didukung para diasporanya yang berada diberbagai negara dengan berbagai cara untuk membuat Israel jaya, dan menghapus Palestina di peta dunia menjadi Israel raya meski dengan jalan genosida.

Gelombang demonstrasi atas aksi genosida dari berbagai masyarakat dunia yang benar benar merasakan penderitaan rakyat Palestina khususnya di Gaza belum mampu merubah para elit Zionis Yahudi yang berdiaspora ke berbagai negara untuk melindungi kepentingannya di wilayah pendudukan sebagai tanah yang dijanjikan di Palestina merupakan klaim sepihak untuk implementasi teologis yang rasis.

Spiritualitas yang seharusnya berbuah moralitas hanya menjadi kedok dari ambisi jahatnya. Runtuhnya moral kemanusiaan membuat kegelapan cara pandang dan spiritual, sehingga membunuh, membantai dan menginjak i jsk nilai kemanusiaan dianggap misi suci untuk mendapatkan tanah yang dijanjikan.

Spiritual yang absurd berdasarkan klaim dan penafsiran teologis sepihak membuat nilai nilai kemanusiaan sebagai nilai universal dianggap tidak ada, doktrin rasis zionis Yahudi terus diperjuangkan meski diatas tumpukan para Syuhada Palestina.

Ketika doktrin dibangun dengan cara cara melanggar kemanusiaan, justru merusak peradaban, karena menciptakan suasana permusuhan dan peperangan yang di dalam ada penyiksaan hingga pembantaian. Runtuhnya moral kemanusiaan ketika lebih leluasa dan lebih disukai melakukan aksi aksi teror, ancaman, penyiksaan, menelantarkan kondisi kemiskinan dan menghalangi upaya layanan kesehatan.

Moral kemanusiaan merupakan bentuk kesadaran membangun nilai nilai kemanusiaan, ada penghormatan sekaligus perhatian untuk menguatkan persaudaraan bukan permusuhan, menebar kasih sayang bukan teror berkepanjangan. Dan jika moral kemanusiaan runtuh dapat memicu konflik berkepanjangan, seakan ada kepuasan ketika mampu membantai dalam aksi genosida.

Runtuhnya moral kemanusiaan merasa dirinya lebih baik dari lainnya sehingga bebas menindas dan membantai, sedang spiritualitas yang sejatinya mampu menguatkan nilai nilai kemanusiaan telah dikebiri sehingga tidak menemukan kebahagiaan sejati. Pembunuhan terhadap sesama bukanlah prestasi justru kerendahan diri. Genosida di Gaza adalah bukti runtuhnya nilai moralitas Kemanusiaan dan gelapnya spiritual. Kesombongan, keserakahan dan pembunuhan adalah bentuk kejahatan peradaban.

Adanya kekuatan spiritual warga Gaza ditengah dentuman bom tidak memadamkan cahaya melakukan perlawanan terhadap bengisnya tentara Israel, meski sangat tidak seimbang spirit perjuangan tidak akan padam.

Disaat kumandang takbir, tahlil dan tahmid dilantunkan pertanda Idul Fitri 1 Syawal 1446 H tiba kita bisa merayakan hari kemenangan setelah sukses menahan hawa nafsu selama berpuasa Romadhon, tetapi bagi warga Palestina justru mendapat serangan brutal dari tentara Israel, sebagaimana disampaikan Duta Besar Ibrahim Khraishi Perwakilan Tetap Negara Palestina untuk PBB di Jenewa (2/4/2025) mengutuk keras agresi berkelanjutan selama 18 bulan yang menelan korban jiwa meninggal 170.000 orang, sebagian besar anak anak dan wanita. Dan mengutuk upaya kebijakan menerapkan kelaparan, menolak bantuan kemanusiaan, menghancurkan infra struktur yang ada. Dan mengutuk tentara Israel telah melanggar gencatan senjata, sehingga upaya perdamaian masih jauh dari harapan.

Momen Idul Fitri menyadarkan kita untuk meneguhkan spirit perjuangan, menyuarakan perdamaian dan mengutuk Israel sebagai penjahat kemanusiaan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *