Kejuaraan UNSC Jadi Pengalaman Baru bagi Atlet SDM 9 Surabaya

0
83
Lima atlet SD Muhammadiyah 9 Surabaya mendapatkan medali dalam Kejuaraan Pencak Silat 5th UM Surabaya Nasional Silat Championship 2023. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Kejuaraan Pencak Silat 5th UM Surabaya Nasional Silat Championship (UNSC) 2023 telah selesai digelar. Sekolah bernuansa bahari, SD Muhammadiyah 9 Surabaya, mendelegasikan lima atlet terbaiknya pada Selasa (12/9) lalu.

Kejuaraan berskala nasional Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) itu dilaksanakan di Hall At Tauhid Building lantai 13 Universitas Muhammadiyah Surabaya selama lima hari ini, mulai 12-17 September 2023.

Sekitar 750 atlet dari berbagai perguruan bersaing menunjukkan kemampuannya untuk memperebutkan medali emas. Dari lima delegasi yang dikirim, semua atlet SD Muhammadiyah 9 Surabaya berhasil mendapatkan medali. Perinciannya sebagai berikut:

1. Amira Dyah Ayu Azzhara siswa kelas 4B (Medali Emas)
2. Aisyahrani Amiril Putri siswa kelas 4A (Medali Perak)
3. Dirly Arjuna Putra Setyono siswa kelas 6A (Medali Perak)
4. Aisya Elmira Ali siswa kelas 4A (Medali Perunggu)
5. Zirna Ilma siswa kelas 5B (Medali Perunggu)

Kepala SD Muhammadiyah 9 Surabaya Yeni Ekowati SPd memberikan pesan kepada para atletnya sebelum bertanding untuk tetap berjuang sampai akhir laga. Apapun hasilnya harus diterima dengan lapang dada.

“Kejuaraan UNSC 2023 ini levelnya skala nasional, tetapi anak-anak tidak boleh takut. Kalian ini adalah para atlet pilihan rekomendasi dari para pelatih yang dianggap mampu untuk bersaing mewakili nama besar SD Muhammadiyah 9 Surabaya,” tuturnya.

Dia menjelaskan, dalam sebuah kompetisi, sewajarnya ada yang menang dan juga kalah. Tetapi, ketika di hati sudah tertanam rasa kemenangan, para siswa harus berjuang dan berupaya terlebih dahulu.

“Terkadang persiapan untuk latihan, berdoa, dan ikhtiar sudah dilakukan, tetapi hasil belum sesuai dengan harapan kita ya harus kita terima,” ujarnya.

Menurut Yeni, kejuaraan ini juga menjadi ajang untuk mencari ilmu bagaimana berjuang di ajang IPSI yang tensinya berbeda dengan ajang sebelumnya. Maka dari itu, jadikan ini sebuah pengalaman baru.

“Pertandingan tidaklah mudah. Tentunya menguras tenaga, jadi tidak perlu takut. Harus berani, tidak boleh menangis karena lapangan itu bukan tempat orang menangis. Tetapi, lapangan tempat orang berjuang dan bertarung,” ungkapnya.

Pelatih Tapak Suci Didik Hermawan SPd menambahkan, timnya mempunyai modal awal, yaitu motivasi dan semangat yang tinggi. Maka dari itu, mereka harus yakin dengan kemampuannya.

“Jangan pernah ragu untuk mengambil keputusan memukul dan menendang lawan dengan kuat,” ucapnya.

Karena sistemnya IPSI, otomatis cara bermainnya nanti berbeda dengan kompetisi sebelumnya. Karena juga ada peraturan yang baru yang sistemnya adalah boleh menarik lawan.

Misalnya, atlet Dirly Arjuna Putra Setyono sempat merasa kecewa di pertandingan kedua finalnya dengan para wasit dan juri yang tidak menilai tendangannya dan tidak mendapatkan poin.

“Pertandingan kali ini sangat berbeda dengan pertandingan sebelumnya. Baru kali ini saya mengikuti ajang IPSI yang mempunyai sistem yang berbeda, di mana kita boleh menarik lawan dengan tangan satu sekuat tenaga. Tetapi, sangat disayangkan tiga tendangan saya tadi tidak terlihat oleh wasit dan juga juri apakah sistemnya eror apakah entah bagaimana,” ucapnya

“Tetapi, apapun hasilnya tetap saya terima dengan lapang dada. Semoga ke depan saya bisa lebih baik dan membawa medali emas. Saya juga mengucapkan permohonan maaf kepada ayah juga dua adik saya yang hadir memberikan supportnya. Saya hanya bisa membawa pulang medali perak ke rumah,” imbuh siswa kelas 6A itu.

“Insya Allah ke depan saya akan berlatih dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan medali emas kembali dalam kejuaraan nasional maupun internasional,” tandasnya penuh keyakinan. (Nashiiruddin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini