Kemajuan Kaum Perempuan Berawal dari Sebuah Kesadaran

0
31
Kemajuan Kaum Perempuan Berawal dari Sebuah Kesadaran. (Ilustrasi Magdalena)

Oleh: Adam
Kaur Administrasi Panti Asuhan Muhammadiyah Pakis
Mahasiswa prodi studi agama-agama UM Surabaya

KLIKMU.CO

Pada pengujung tahun ini, berbagai platform digital khususnya media sosial kerap kali menjadi kebutuhan pribadi masing-masing. Anak-anak sampai orang dewasa yang sudah punya anak, laki-laki maupun perempuan mempunyai akun media sosial, seperti Facebook, Instagram, Tiktok, dan lain sebagainya.

Cepatnya perkembangan dan kemajuan arus digital membawa masing-masing pribadi ke dalam suatu hal yang belum mereka pahami, baik dari sisi positif ataupun negatifnya, bahkan juga masing-masing pribadi ini terlalu melampuai batas saat menggunakan platform digital, sehingga apa yang mereka konsumsi tidak sesuai porsinya.

Meskipun di salah satu platform digital ini mempunyai syarat dan ketentuan yang berlaku bagi user atau orang yang memakai platform tersebut, misalnya sebelum memakai platform tersebut terlebih dahulu harus membaca dan menyetujui syarat dan ketentuan, minimal umur user, dan lain sebagainya. Akan tetapi, hal-hal semacam ini sering kali diabaikan dan dimanipulasi.

Gender perempuan banyak juga yang mengonsumsi platform digital bahkan sampai menjadi konten kreator. Namun sayangnya, masih banyak sekali konten kreator khususnya perempuan yang tampil di beranda FYP (For Your Page) tidak bernilai dan tidak bermoral, yang hanya mengejar konsep viralitas serta like. Jika mengejar konsep tersebut, alhasil produk video yang mereka tampilkan seperti perempuan berpakaian ketat/sexy yang berjoget-joget, bahkan ada yang minta saweran/mengemis online.

Hal semacam ini sangat memprihatinkan kaum hawa. Tercatat dalam sejarah, mereka kaum hawa terdahulu tidak mudah menggapai tingkat kesetaraan dengan laki-laki, atas jerih payah pemikiran gerakan kemajuan kaum hawa mereka berkorban, dan akhirnya kaum hawa saat ini menikmati hak-hak yang setara dengan laki-laki, khususnya dalam hal pendidikan.

Maka, apakah sepatutnya kita generasi penerus bangsa, kaum muda menghargai dan menikmati hasil dengan kegiatan seperti itu? Menjadi konsumen, menjadi konten kreator yang tidak bernilai serta tidak bermoral. Mari kita pikirkan dan merefleksikan dari sejarah gerakan kemajuan kaum hawa.

Ingatkah kita dengan seorang figur yang bernama RA Kartini (1879-1904). Figur yang amat penting sekali bagi kaum perempuan. Beliaulah saksi dari terciptanya sebuah kesadarandi kalangan perempuan Indonesia pada saat itu, tentang kemajuan perempuan. Beliau menggagas, melalui pendidikanlah perempuan bisa memperoleh pengakuan sejajar dengan laki-laki, beliau mengharuskan perempuan ber-pendidikan.

Tidak gampang perjuangan yang dilakukan RA Kartini. Beliau harus menghadapi sistem sosial dan budaya Jawa yang tidak berpihak dengannya. Beliau harus menuruti perintah ayahnya yang lebih memilih menikahkan dia ketimbang mendukungnya memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Namun, hal itu tidak meredupkan semangat RA Kartini dalam memajukan kaum perempuan Indonesia (Fauzia dkk, 2004).

RA Kartini sangat rajin menulis surat dan menerbitkannya pada media cetak. Beliau menulis tentang hasratnya untuk memajukan kaum perempuan. Pada saat itu, memang dibarengi dengan berkembangnya teknologi cetak sehingga media cetak saat itu sangat efektif guna penyebaran gagasan Kartini.

Tulisan-tulisan RA Kartini tidak dibaca oleh kaum sebangsa saja namun dibaca oleh bangsa lain, khususnya Belanda. Tulisan Kartini juga banyak meraih kekaguman, penghargaan, bahkan mendapat dukungan bangsa Belanda atas gagasan dan cita-cita RA Kartini mengenai kemajuan kaun perempuan Indonesia.

Pernahkah kita membaca atau mendengar cerita genre romantic dari tokoh utama, yakni Faridah Hanum? Karya yang ditulis oleh Sayyid Syekh Al-Hadi. Menceritakan dua orang yang menjalin hubungan asmara.

Cerita ini menampilkan dua pasangan muda yang amat romantic. Faridah dan Shafik, saling mencintai, mereka percaya bahwa mereka sengaja diciptakan Tuhan untuk bersatu. Mereka berdua merupakan keturunan bangsawan yang taat beragama. Dengan latar belakang tersebut, maka mereka memaknai tiap-tiap langkah dari kisah asmaranya dalam lingkaran keagamaan, cinta yang suci.

Namun tidak lama, kabar buruk pun menimpa mereka. Faridah memberi kabar buruk kepada Shafik, bahwa dia (Faridah) telah dijodohkan oleh orang tuanya dengan Badaruddin Affandi (saudara sepupunya). Tentu hal ini membuat perasaan Faridah dan Shafik kecewa dan sakit hati. Faridah di sini tidak bisa berbuat apa-apa untuk memperjuangkan cinta sejatinya dengan Shafik, karena ajaran seperti perjodohan sudah menjadi tradisi turun-temurun, bahkan telah menjadi paham keagamaan Muslim saat itu (Fauzia dkk, 2004).

Pernikahan paksa ini pun telah berlangsung, Faridah menjalani kehidupan yang baru, sayangnya kehidupan yang baru ini dihiasi oleh penderitaan. Selama kurang lebih tiga tahun pernikahan itu bertahan. Hingga suatu saat figure Faridah sebagai perempuan berpindidikan, modern tampil dengan kuat, dia memberanikan diri untuk berterus terang ke orang tua dan seluruh keluarganya bahwa dia keberatan atas perkawinan itu, Faridah juga memperkuat argumennya bahwa pernikahan itu tidak sah secara agama.

Faridah memberi penafsiran terhadap agama dengan hal baru, yakni mempertimbangkan dimensi kemanusiaan terkait hubungan dengan pernikahan. Faridah memberi argument yang rasional dan modernis, demi kemerdekaan dan kemajuan kaum perempuan. Dalam kisah Faridah Hanum ini telah memberi kontribusi metodologi penafsiran baru terhadap khazanah keagamaan yang tentunya didasarkan pada argument rasional.

Dua cerita sejarah di atas merefleksikan kembali pikiran kita, khususnya kaum perempuan dalam kehidupan. Pendidikan menjadi satu sarana sentral dalam mencapai cita-cita kemajuan kaum perempuan. Pergerakan kaum perempuan berupaya untuk membongkar paham keagamaan tradisional yang sudah mengakar di masyarakat, bahkan bisa menjadi satu agenda penafsiran ulang ayat-ayat kitab suci dan risalah-risalah kenabian secara modernis-berkemajuan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini