Kenalkan Sistem Perkaderan, Smamita Undang Bendahara PP IPM

0
64
Bendahara III PP IPM Kelvin Argo Beni memberikan materi pada fortasi Smamita. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo tidak hanya jadi momentum untuk mengenal lingkungan sekolah. Tetapi juga sebagai ajang memperkenalkan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), salah satu ortom Muhammadiyah, Rabu (17/7/2024).

Tak tanggung-tanggung, Smamita menghadirkan Bendahara III Pimpinan Pusat IPM Kelvin Argo Beni untuk memperkenalkan siswa baru terhadap perkaderan IPM. Dalam pemaparannya, dia menjelaskan bahwa Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah. Ini merupakan gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar di kalangan pelajar yang berakidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan sunah.

Kelvin juga menjelaskan filosofi lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Yakni, segi lima runcing ke bawah. Di bawah merupakan deformasi bentuk pena dengan jalur besar tengah runcing berwarna kuning. Diapit oleh dua jalur berwarna merah dan dua jalur berwarna hijau dengan matahari bersinar sebagai keluarga Muhammadiyah.

Di tengah bulatan matahari terdapat gambar buku dan tulisan Al-Quran surah Al-Qalam ayat 1 dan tulisan IPM di bawah matahari. Sementara itu, IPM bersemboyan Nuun Wal Qolami Wamaa Yasthuruu yang berarti demi pena dan apa yang dituliskannya.

“Maksud dan tujuan IPM adalah terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” jelasnya.

Nilai Dasar IPM

Kelvin juga menjelaskan kepada ratusan siswa terkait dengan nilai-nilai dasar IPM. Pertama, nilai keislaman. Kedua, nilai keilmuan. Ketiga, nilai kekaderan. Keempat, nilai kemandirian. Kelima, nilai kemasyarakatan.

Nilai keislaman yaitu menegakkan dan menjunjung  tinggi nilai-nilai ajaran Islam. Islam yang dimaksud adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang membawa kebenaran, keadilan, kesejahteraan, dan ketenteraman bagi seluruh umat manusia yang bersumber dari Al-Quran dan sunah. Artinya, Islam yang dihadirkan oleh IPM adalah Islam yang sesuai dengan konteks zaman yang selalu berubah-ubah dari satu masa ke masa selanjutnya.

Kedua, nilai keilmuan yaitu terbentuknya pelajar muslim yang berilmu. Nilai ini menunjukkan bahwa IPM memiliki perhatian serius terhadap ilmu pengetahuan.

“Dengan ilmu pengetahuan, kita akan mengetahui dunia secara luas tidak hanya sebagian saja. Karena dari waktu ke waktu ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan berubah. IPM berkeyakinan bahwa ilmu pengetahuan adalah jendela dunia,” tuturnya.

Ketiga, nilai kekaderan yaitu terbentuknya pelajar muslim yang militan dan berakhlak mulia. Sebagai organisasi kader, nilai ini menjadi konsekuensi tersendiri bahwa IPM sebagai anak panah Muhammadiyah untuk mewujudkan kader yang memiliki militansi dalam berjuang.

“Tetapi militansi itu ditopang dengan nilai-nilai budi  pekerti yang mulia,” imbuhnya.

Keempat, nilai kemandirian yaitu terbentuknya pelajar muslim yang terampil. Nilai ini ingin mewujudkan kader-kader IPM yang memiliki jiwa yang independen dan memiliki keterampilan pada bidang tertentu atau skill sebagai bentuk kemandirian personal dan gerakan tanpa tergantung pada pihak lain.

Kelima, nilai kemasyarakatan yaitu terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Nilai kemasyarakatan dalam gerakan IPM berangkat dari kesadaran IPM untuk selalu berpihak kepada cita-cita penguatan masyarakat.

Baginya, menjadi suatu keniscayaan jika IPM sebagai salah satu ortom Muhammadiyah menyempurnakan tujuan Muhammadiyah di kalangan pelajar.

Bidang-Bidang IPM

Kelvin juga menjelaskan mengenai bidang-bidang IPM. Bidang wajibnya ada bidang perkaderan, bidang kajian dakwah Islam, dan bidang pengkajian ilmu pengetahuan.

Sementara bidang opsional ada bidang organisasi, bidang seni budaya, bidang pengembangan kreativitas kewirausahaan, bidang pengembangan prestasi keolahragaan, bidang advokasi kebijakan publik, bidang ipmawati, bidang lingkungan hidup, bidang kesehatan, bidang teknologi dan informasi, serta bidang hubungan dan kerjasama internasional.

“Hierarki IPM di mulai dari pimpinan ranting IPM, pimpinan cabang IPM tingkat kecamatan, pimpinan daerah IPM tingkat kabupaten atau kota, pimpinan wilayah IPM tingkat provinsi, dan pimpinan pisat IPM tingkat nasional,” tuturnya.

Selanjutnya, paradigma 3T dalam IPM meliputi tertib ibadah, tertib belajar, dan tertib organisasi. Tertib ibadah dalam IPM merupakan organisasi dakwah di kalangan pelajar.

Sebagai organisasi dakwah, semestinya apa pun yang dilakukan IPM adalah untuk membina pelajar menjadi pribadi-pribadi muslim yang sebenar-benarnya. Bertauhid murni, berakhlak mulia, beribadah dengan tertib, dan bermuamalat duniawiyah sesuai ajaran Islam.

“Oleh karena itu, sistem organisasi haruslah mendorong terlaksananya ajaran Islam dengan baik. Khususnya pelaksanaan ibadah mahdhah yang tata cara dan waktu pelaksanaannya sudah ditentukan. Muncullah tekad yang dirumuskan dalam kalimat kita harus tertib beribadah,” jelasnya.

Ada pula tertib belajar. Sebagai organisasi pelajar, IPM semestinya membina pelajar agar dapat menyelesaikan tugas belajar mereka dengan baik. Tugas utama pelajar adalah belajar.

“Oleh karena itu, sistem organisasi hendaknya menjamin semua aktivisnya dapat belajar dengan baik. Sehingga dapat menyelesaikan studinya tepat waktu dengan prestasi cemerlang,” imbuhnya.

Kemudian tertib organisasi. Sebagai sebuah organisasi, IPM haruslah menjadi organisasi yang solid dengan sistem yang baik. Semua aktivitas dan dinamikanya diarahkan menuju terwujudnya tujuan IPM.

“Terwujudnya pelajar muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat, dalam rangka mewujudkan tujuan Muhammadiyah. Semua aktivisnya harus mau tunduk pada aturan-aturan organisasi yang telah disepakati dan menyuboordinasikan diri dalam organisasi,” pungkasnya.

(Nashiiruddin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini