Surabaya, KLIKMU.CO – Kendaika Delvantri Pelamonia, siswa kelas 9C, tampak antusias mengikuti arahan dari Laili Rahmi SPd, Kepala SMP Muhammadiyah 4 Surabaya. Ia tak menyangka Valentine Day yang biasa ia lihat di sekitaran pergaulannya ternyata tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bagi-bagi cokelat yang biasa ia lakukan setiap tanggal 14 Februari itu ternyata kegiatan yang selama ini salah kaprah.
“Beberapa tahun ini memang memberi cokelat kepada orang yang kita sayangi, terutama mama. Ternyata, ungkapan sayang dan cinta itu tak harus diungkapkan setiap tanggal 14 Februari. Bisa dilakukan tiap hari,” ujar siswa yang akrab dipanggil Kendy ini.
Itulah suasana kegiatan sosialisasi bertajuk “Tolak Valentine, Stop Pergaulan Bebas, dan Pernikahan Dini” yang dilakukan oleh SMP Muhammadiyah 4 Surabaya, Senin (13/2/2023). Selain arahan dari Kepala SMP Muhammadiyah 4 Surabaya, sekolah berbasis pesantren ini juga mengundang narasumber dari KUA Kecamatan Wonokromo.
“Kepala KUA memberikan berbagai wawasan tentang konsekuensi pergaulan bebas dan pernikahan dini yang harus dipahami dan diketahui siswa. Harapannya, mereka tidak terjerumus kepada hal yang demikian,” ujar Laili Rahmi, Kepala SMP Muhammadiyah 4 Surabaya.
Kepala sekolah yang juga guru biologi ini menganggap bahwa kegiatan sosialisasi dengan mengundang Kepala KUA harus dilakukan karena terbatasnya informasi yang didapatkan siswa tentang salah kaprah peringatan Valentine Day ini. Ia berharap siswa di sekolah tidak tergiur dan tertarik untuk memperingati Valentine Day yang berakhir pada pergaulan bebas.
Kepala KUA Berikan Pemahaman Pernikahan Dini
Dalam sosialiasasi tentang “Tolak Valentine, Stop Pergaulan Bebas, dan Stop Pernikahan Dini” ini Kepala KUA Kecamatan Wonokromo Drs H Abdul Ghofar MA memberikan pandangannya tentang pernikahan dini yang akhir-akhir ini marak di sosial media dan media nasional. Menurutnya, angka pernikahan dini cukup banyak terjadi.
“Jangan sampai pergaulan bebas yang tidak berlandaskan pernikahan dapat menjerumuskan kalian pada sesal yang tiada ujungnya. Yang dirugikan sekali lagi adalah wanita. Makanya, dengan momen ini kita harus lebih berhati-hati dalam bergaul, terutama pergaulan dengan lawan jenis. Harus ada sekat dan jarak yang jelas agar tidak kebablasan,” ujar Abdul Ghofar dalam arahannya.
Menurut Kepala KUA yang juga alumni Universitas Muhammadiyah Surabaya ini, SMP Muhammadiyah 4 Surabaya sudah cukup baik menyelenggarakan kegiatan seperti ini. Harapannya, tidak ada siswa yang ikut-ikutan dalam menyelenggarakan peringatan Valentine Day yang biasanya berujung kepada pergaulan bebas ini.
Deklarasi Tolak Valentine, Stop Pergaulan Bebas, Stop Pernikahan Dini
Setelah acara sosialisasi dilakukan, siswa melakukan deklarasi dengan menandatangani media kain putih. Mereka membubuhkan harapan dan idenya dalam menolak kegiatan Valentine Day.
“Saya tadi membubuhkan tanda tangan dan menolak dengan tegas kegiatan perayaan ini. Itu adalah salah satu peringatan yang dilakukan umat lain yang tidak boleh kita tiru,” ujar Nasywa Ikhtiaranisa, kelas 9B.
Ia berharap dengan adanya kegiatan deklarasi ini, semua siswa sepakat untuk tidak merayakan Valentine day di sekolah. Tidak ada lagi siswa yang secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi saling bertukar coklat pada momen 14 Februari itu. Ia juga berharap temannya yang sudah berpacaran kembali berpikir ulang tentang keputusannya itu. (Nadia Larasati/AS)