Kesaksian Warga Sukolilo atas Ramahnya Pelayanan BKM Mas Mansur

0
340
Tim riset MPID bertemu dengan warga Muhammadiyah Sukolilo. Bulak, Surabaya. (Andi/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Pernik-pernik dinamika riset sejarah Seabad Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Mas Mansur Surabaya semakin menarik. Tim riset MPID menjumpai beberapa pengguna dari ibu-ibu Aisyiyah Sukolilo, Kecamatan Bulak, yang dengan penuh semangat menguraikan kegigihannya untuk melakukan proses persalinan di Kapelmen yang sekarang merupakan Jalan KH Mas Mansur, lokasi berdirinya Balai Kesehatan Muhammadiyah (BKM) Mas Mansur Surabaya.

Hal itu Andi Hariyadi saat membersamai tim MPID PDM Surabaya melakukan riset pada Sabtu (25/5/2024) di Masjid Sholihin Bulak bersama Satrio dan Muhammad Tamrin.

Menurut Andi, jamaah dan warga Ranting Sukolilo Bulak merasa senang dan bangga jika bisa berkontribusi terhadap perkembangan BKM baik untuk proses, persalinan, rawat kesehatan, hingga renovasi bangunan.

“Tingginya komitmen warga Sukolilo pada BKM akibat proses dakwah yang panjang, baik saat warga Sukolilo mengikuti kajian ke KH Mas Mansur maupun saat KH Aunurrofiq putra KH Mas Mansur melakukan tabligh di daerah tersebut,” tutur ketua MPID Surabaya itu.

Muslimah, warga Sukolilo yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Ranting Sukolilo pada periode kedua awal berdirinya Ranting Aisyiyah, menyampaikan, keenam putra-putrinya sejak tahun 1972 menjalani proses persalinan di Kapelmen (BKM Mas Mansur) dengan naik becak.

“Layanan bidannya bagus sekali, penuh persaudaraan. Begitu juga juru masaknya begitu perhatian atas menu yang diharapkan,” katanya kepada tim riset.

Dengan penuh keyakinan dia menambahkan, kalau ada warga Muhammadiyah dan Aisyiyah yang tidak melakukan proses persalinan di Kapelmen, dipertanyakan kemuhammadiyahannya. Selama enam kali melahirkan putra-putrinya di Kapelmen, Muslimah sempat dua kali dijenguk dr Suherman, tokoh Muhammadiyah yang begitu santun dan peduli kepada para pasien BKM.

Apa yang disampaikan Muslimah itu dibenarkan oleh Siswanto. Katanya, sebelum tahun 70-an keluarganya juga melakukan persalinan di Kapelmen sebagai bukti komitmen bermuhammadiyah.

“Meski di sekitar tempat tinggal terdapat layanan persalinan dan dukun bayi, kami warga Muhammadiyah tetap ke Kapelmen,” tegasnya.

Siswanto menambahkan, keluarga besarnya memiliki kedekatan dengan dr Soewandhie sebagai tokoh Muhammadiyah yang selalu siap memberikan bantuan pemeriksaan kesehatan kepada warga.

“Keluarga kami dulu kalau sakit berobatnya ke rumah dr Muhammad Soewandhie di Jalan Tidar, ditempuh dengan naik becak dari Sukolilo,” kisahnya.

“Dr Muhammad Soewandhie, di tengah kesibukannya, masih bisa menerima keluarga kami yang sama-sama menjadi tokoh Muhammadiyah,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bulak Abdul Haris menyampaikan terima kasih kepada tim riset sejarah melalui wawancara ini. Semakin menarik ketika dihadiri Abdan Fikri, salah satu putra KH Aunurrofiq (putra KH Mas Mansur), warga Sukolilo menyambut dengan penuh persaudaraan.

Setelah menyampaikan kisah seputar Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Mas Mansur, tim dijamu dengan camilan khas Kenjeran.

(Andi Hariyadi/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini