Kesalahan Umum PPDB Sekolah: Fokus Selling, Bukan Branding

0
33
Coach Ali Audah menyampaikan materi recharging bertajuk School Branding & Marketing di SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya, Rabu (3/7/2024). (Humas Mudipat/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – “Kita harus berikhtiar dalam membuat perubahan. Jika kita tidak mensyiarkan kebaikan-kebaikan yang dimiliki, sulit bagi orang di luar sana mengetahui kebaikan-kebaikan yang ada sekolah kita.”

Motivator Ali Audah menyampaikan hal itu saat recharging bertajuk School Branding & Marketing diselenggarakan di SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya, Rabu (3/7/2024).

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium TMB lantai 4 itu diikuti 170 peserta dari dalam dan luar Mudipat. Di antaranya dari Malang, Pare, Lamongan, Nganjuk, Bangkalan, Sidoarjo, dan Surabaya.

Coach Ali, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa kita harus menyebarkan dan membagikan kebaikan tersebut kepada masyarakat bukan hanya untuk menambah murid, namun untuk memberikan informasi serta membantu sekolah untuk memecahkan suatu masalah yang ada di Sekolah.

Selanjutnya, kita harus jadi marketer atau brand communicator untuk mempromosikan sekolah. Karena biasanya tim PPDB di sekolah sering melakukan selling, bukan branding.

“Contoh kegiatan selling yaitu penyebaran brosur. Sehingga kita tidak boleh fokus ke selling saja, tapi pada marketing,” tuturnya.

Menurut Coach Ali, kita harus jadi marketer atau brand communicator untuk mempromosikan sekolah.

Lantas, ada beberapa pertanyaan untuk branding, yaitu dimulai dari kata “why”. Contohnya, mengapa masyarakat menyukai sekolah kita? Lalu “apa”, apa yang akan kita janjikan kepada publik?

Ia pun menjelaskan dengan detail perbedaan antara marketing, selling, dan branding. Lalu, peserta recharging dibentuk dalam 10 kelompok dengan masing-masing instruktur yang sudah ditetapkan.

Setiap kelompok mendiskusikan terkait tahapan pada branding, selling, dan marketing yang harus dilakukan oleh sekolah.

Setiap kelompok terdiri atas beberapa sekolah Muhammadiyah di Surabaya dan luar Surabaya. Kemudian, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Presentasi dipaparkan oleh setiap kelompok sangat menarik dengan diiringi yel-yel masing-masing kelompok.

“Kita berdiskusi untuk berbagi. Kita adalah humas dan humas adalah kita,” ucap Ustadzah Ika, salah satu anggota kelompok yang presentasi.

Setelah pemaparan hasil diskusi kelompok, Coach Ali memberikan penjelasan lebih lanjut.

“Sebagian besar kebanyakan tim PPDB itu sampai purchase saja. Sehingga seharusnya ada tim khusus yang memantau PPDB. Penting memberi pengalaman yang baik. Ketika kita mau memasarkan sekolah kita, gol kita adalah berhasil. Kerjaan branding itu melihat kebaikan yang bisa dilihat orang lain,” terangnya.

(Pega/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini