Surabaya, KLIKMU.CO – Peneliti Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin telah menjadi perbincangan karena komentar provokatifnya di media sosial. Dia secara jelas dan sadar mengancam membunuh warga Muhammadiyah dan dia siap menerima konsekuensinya. Sontak, hal tersebut memantik respons banyak pihak, terutama warga Muhammadiyah.
Abdul Wahid, wakil ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jombang, melaporkan tindakan tersebut ke pihak berwajib. APH yang menulis alamat tinggalnya di Jombang tersebut pada Senin, 24 April 2023 malam, telah dilaporkan ke Polres Jombang.
“Kami dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jombang beserta sekretaris, Pimda Tapak Suci, para kader Kokam telah melaporkan tindakan APH terhadap warga Muhammadiyah yang jelas mengandung ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan. Besok kami akan melengkapi berkas. Semoga lancar dan proses hukum berjalan secara adil dan jujur,” ujar Abdul Wahid, wakil ketua PDM Jombang.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Sukadiono menyambut baik pelaporan tersebut. Menurutnya, tindakan melaporkan ujaran kebencian dan ancaman oleh oknum BRIN ke kepolisian atau proses hukum merupakan tindakan beradab.
“Warga Muhammadiyah harus menghindari tindakan persekusi atau berbagai upaya anarkistis lainnya yang menyasar kepada terduga pelaku, keluarga terduga pelaku, bahkan peneliti BRIN lainnya yang tidak terlibat. Tidak main hakim sendiri adalah watak Muhammadiyah. Biarkan proses hukum berjalan dan harus terus dikawal,” ujar Sukadiono dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (25/4) yang diterima KLIKMU.CO.
Sukadiono menambahkan, hikmah dari kegaduhan ini adalah pentingnya mempunyai kemampuan merefleksikan diri agar berpikir panjang sebelum bertindak.
“Kita semua hidup di era kecepatan teknologi. Semua orang melalui media sosial akan mudah sekali mengekspresikan apa yang dirasakan. Kasus oknum BRIN ini menegaskan bahwa kecepatan yang menjadi roh era teknologi hari ini bisa menciptakan kekacauan dan kerusakan harmoni dalam masyarakat,” terang Sukadiono.
Sukadiono juga menyatakan bahwa sikap tepat sudah ditunjukkan oleh negara melalui Menteri Agama agar pemerintah daerah memfasilitasi penyelenggaraan shalat Id warga Muhammadiyah. Hal tersebut seharusnya menjadi pertimbangan oleh para oknum di BRIN.
“Agar berusaha toleran dan menerima perbedaan secara tepat,” tandasnya. (AS)