8 April 2025
Surabaya, Indonesia
Berita

Khutbah Idul Fitri 1443 H #1: Mengasah Ketajaman Spiritual Beragama untuk Menyehatkan Ruhaniah dan Kelembutan Jiwa

Diambil dari dakwatuna

KLIKMU CO-

Oleh: Dr. Mahsun Djayadi, M.Ag*

( disampaikan pada khutbah ‘Idul Fithri 1443 H/ 2022 M. di halaman Masjid
“Baiturrahman” Tembokrejo, kec. Purworejo, Kota Pasuruan )

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِـيْدًا لِـعِبَادِهِ الْمُـؤْمِـنِـين ,
وَمِـنْ سَائِرِ عُـبُودِيَّـتِـهِمْ فِى شَـهْـرِ رَمَضَان جَـعَـلَهُـمُ اللهُ مِـنَ الْـمُـتَّـقِـين ,
وَالَّـذِى شَـرَعَ لَـنَـا بِـزَكَـاةِ الْـفِـطْـرِ طُهْـرَةً للـصَّائِمْ وطُـعْـمَـةً لِلْـمَـسَــاكِــين ,
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

اللهُ اَكْـبَـرْ اَللهُ اَكْـبَـرْ , وَللهِ الْحَمْـدُ
Kaum Muslimin dan muslimat rohimakumullah, di pagi yang indah ini alhamdulillah kita dipertemukan Allah swt, di tempat yang mulia ini dalam rangka melaksanakan salah satu syari’at Islam yakni shalat sunnah ‘Idul Fithri tahun1443 H, atau tahun 2022 M. mudah-mudahan Allah swt menerima amal ibadah kita dan menggolongkan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang Muttaqiin, amin

Tanggal satu syawal 1443 H, pagi hari ini merupakan “titimangsa” , bukti bahwa kita telah melaksanakan ibadah puasa (shiyam) selama bulan Ramadhan dengan sempurna. Oleh sebab itu bagi jamaah yang karena udzur syar’i tidak berpuasa, jangan lupa nanti punya kewajiban mengqodlo. Atau membayar fidyah sesuai dengan jenis udzurnya.

اللهُ اَكْـبَـرْ اَللهُ اَكْـبَـرْ , وَللهِ الْحَمْـدُ
‘Idul Fithri tahun ini masih dalam suasana Pandemi covid-19 yang sudah mulai reda dan insyaa Allah segera hilang dari muka bumi, tentu kita masih waspada, harus tetap memperhatikan protocol Kesehatan, harus pula sadar bahwa ini adalah cobaan dari Allah sehingga kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.
Alhamdulillah pemerintah tahun ini sudah membuka jalan memperbolehkan warga masyarakat yang ingin mudik lebaran ke daerah/ keluarganya masing-masing, semoga kebijakan ini menjadi “entry point” bagi kebijakan-kebijakan yang maslahat bagi umat dan bangsa pada tahapan berikutnya.

Dengan semangat “idul Fithri tahun ini, marilah kita jadikan momentum mengasah kepekaan dan ketajaman nilai-nilai spiritual keberagamaan kita. Dengan ketajaman nilai-nilai spiritual keberagamaan kita akan mengarah menuju kelembutan hati dan jiwa kita. Kelembutan hati dan jiwa adalah salah satu nilai tinggi dari akhlaqul karimah. Ibadah puasa telah mengajarkan kita tentang mengekang dan mengendalikan hawa nafsu, menghindari perkataan yang kotor, menyinggung perasaan dan menyakiti orang lain, juga melatih diri untuk hidup disiplin dan kejujuran serta menghilangkan dari sifat kepura-puraan.

Adapun sandaran teologis mengasah ketajaman spiritualitas beragama, antara lain adalah :
Firman Allah swt dalam QS Al-Jumu’ah: 2:
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ
Artinya: Dia-lah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Firman Allah dalam QS Al-Baqarah: 151:
كَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْكُمْ رَسُوْلًا مِّنْكُمْ يَتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيْكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَۗ
Artinya: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

اللهُ اَكْـبَـرْ اَللهُ اَكْـبَـرْ , وَللهِ الْحَمْـدُ
Allah swt mengingatkan kita dengan firmannya :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imron : 159).

Dalam hadits riwayat Aisyah Radhiallohu anha juga dijelaskan :
عن عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْج النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ ,رواه البخاري
Dari ‘Aisyah, Radhiyallahu ‘anha berkata. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal,” (Hadits Riwayat Bukhari no.6024).

Dalam hadits lain, juga dijelaskan,
عَنْ جَرِيرٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ
Dari Jarir bahwa Nabi saw bersabda. “Barangsiapa yang terhalangi dari kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan,” (Hadits Riwayat Muslim no.2592).

اللهُ اَكْـبَـرْ اَللهُ اَكْـبَـرْ , وَللهِ الْحَمْـدُ
Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pribadi yang saleh dan adil. Sosoknya menjadi panutan hingga saat ini. Maqolah Ali bin Abi Thalib tentang kehidupan bisa memberi sedikit gambaran tentang nilai-nilai spiritualitas Ali bin Abi Thalib. Maqolah Ali bin Abi Thalib tentang kehidupan memberi pelajaran bermakna bagi semua orang.

Maqolah Ali bin Abi Thalib tentang kehidupan dijadikan motivasi untuk menjalani hidup di dunia. Antara lain sebagai berikut :
Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tidak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu”. “Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya”.

“Kejujuran adalah hal paling berharga, Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta dan rasa hormat”.

“Barangsiapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya”.

“Jadilah orang yang dermawan tapi jangan menjadi pemboros, sebaliknya Jadilah orang yang hidup sederhana, tetapi jangan menjadi orang yang kikir/ pelit”.

اللهُ اَكْـبَـرْ اَللهُ اَكْـبَـرْ , وَللهِ الْحَمْـدُ
Akan halnya tentang menjaga lidah/ lesan dalam berbicara, Allah juga telah mengajarkan etika berbicara sebagai berikut :
Qoulan Sadiida (kata-kata atau ucapan yang mengandung kejujuran, factual, tidak memanipulasi, menghindari hoax, sesuai dengan keadaan sesungguhnya).
Sebagaimana firman Allah dalam surat Annisa’ ayat 9 :
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
Artinya : Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.

Qoulan Baligho (kata-kata atau ucapan yang komunikatif, tepat sasaran, to the point, menyentuh dan membekas di jiwa). Sebagaimana firman Allah dalam surat Annisa’ ayat 63 :
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًا ۢ بَلِيْغًا
Artinya : Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwa, (perkataan yang halus tetapi tajam menembus lubuk hati).

Qoulan Karima (kata-kata atau ucapan yang mulia dan bernilai ta’zhim atau penghormatan, kata bijak, tawadlu’, keteladanan, filosofis, berkualitas, ilmiah, mempunyai efek positiv). Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 23 :
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: Dan Robb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, (kalimat/ perkataan yang mengandung penghargaan/ ta’zhim, serta memuliakan).

Qoulan Layyina (kata-kata atau ucapan yang soft, lemah lembut, menggunakan kosa kata yang halus, enak didengar, penuh keramahan, menyentuh hati nurani). Sebagaimana firman Allah dalam surat Thoha ayat 44 :
فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى
Artinya: Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”

Qoulan Maisuura (kata-kata atau ucapan yang ringan, menggunakan kosa kata yang sederhana, mudah difaham, mudah dimengerti dan tidak berbelit). Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 28 :
وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ٱبْتِغَآءَ رَحْمَةٍ مِّن رَّبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُل لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُورًا
Artinya : Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.

Qoulan Ma’rufa (kata-kata atau ucapan yang sopan, halus, menggunakan diksi yang baik, penuh penghargaan dan menyenangkan, tidak menyakitkan, sehingga bisa menimbulkan kebaikan). Sebagaimana firman Allah dalam surat Annisa’ ayat 5 :
وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاۤءَ اَمْوَالَكُمُ الَّتِيْ جَعَلَ اللّٰهُ لَكُمْ قِيٰمًا وَّارْزُقُوْهُمْ فِيْهَا وَاكْسُوْهُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا
Artinya : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.

Demikianlah yang bisa saya sampaikan dalam khutbah ‘Idul Fithri 1443 H, ini, Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita berdo’a kepada Allah semoga apa yang kita mohonkan dikabulkan Allah swt :

اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْن ,
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ،
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُم تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُم تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُم
عِيْدُكُمْ مُبَارَكٌ وَعَسَاكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائِزِيْنَ
كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

*Direktur Ma’had Umar Ibnu Khattab UMSurabaya

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *