9 November 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Khutbah Idul Fitri 1443 H #7: Proses dan Mempertahankan Kemenangan

Ilustrasi diambil dari google.com

KLIKMU CO-

Oleh : Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I*

Puasa Romadhon memberi banyak pelajaran bagi orang orang yang beriman baik dari aspek spiritual hingga sosial, kesadaran finansial dan kepedulian serta wawasan keilmuan yang mencerahkan.

Melalui kondisi lapar dan dahaga saat puasa menyadarkan kepada kita bagaimana beratnya perjuangan ketika tidak ada yang bisa dimakan dan diminum pada keseharian, dan jika tidak ada dasar iman dan kesabaran akan menyulut emosi kemarahan sehingga mengambil makanan yang bukan hak kita, tak peduli harus menyakiti yang penting kebutuhan pangan tercukupi, tak peduli harus memusuhi yang penting keinginan nafsu terpenuhi.

Tabiat lapar yang cenderung membawa arogan dengan nafsu yang tidak terkendalikan dapat menjadi pemicu terjadinya permasalahan, dan puncaknya bertabiat serakah yang tidak hanya mencukupi apa yang menjadi kebutuhan saja tetapi apa yang diinginkan harus didapatkan meski melalui ancaman, pencurian, perampokan hingga korupsi.

Melalui puasa Romadhon kita mengetahui bagaimana kelaparan menjadi ancaman sehingga semakin membawa keterpurukan baik dari aspek finansial, spiritual, sosial, keilmuan dan integritas diri. Dan syukur Alhamdulillah melalui perintah Allah SWT agar orang orang yang beriman untuk berpuasa sebagai solusi dari berbagai ketimpangan, ketidakadilan dan keterpurukan agar meraih kesuksesan, kemuliaan dan kemenangan.

Pendidikan puasa untuk mampu mengendalikan nafsu menuju derajat kemuliaan, merupakan program berskala besar dengan dampak yang besar, sebagai proses perubahan yang lebih berarti. Lapar dan dahaga kita menyadarkan kita untuk peduli sekaligus memberi solusi bagaimana meraih kesejahteraan. Pengendalian nafsu menjadikan berperilaku santun, pemaaf dan produktif beramal soleh.

Saat puasa dengan kondisi lapar dan dahaga bukanlah simbol kemalasan, justru semakin menambah semangat perjuangan dan Allah SWT memberi balasan yang lebih.

Puasa juga meneguhkan diri untuk peduli dan mau berbagi, adanya frekuensi yang sama sehingga kita ikut tergetar dan merasakan penderitaan, dengan memberi, menolong, membantu untuk berkontribusi.

Puasa Romadhon yang segera meninggalkan kita, berjumpa dengan bulan Syawal sebagai bulan peningkatan atas prestasi ibadah yang diraih selama bulan Romadhon.

Raihan prestasi dan terus ditingkatkan membutuh perjuangan yang maksimal, dan jangan sampai raihan prestasi menurun sehingga puasa kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, pada hal ada banyak yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan capaian spiritual dan sosial.

Allah SWT berfirman dalam surat An Nur 52: ” Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”.

Ayat ini memberi petunjuk kepada kita bagaimana proses dan mempertahankan kemenangan. Sering kita jumpai untuk mencapai kemenangan kadangkala saat berproses sudah gagal dan ada juga sudah mencapai apa yang diharapkan ternyata gagal mempertahankan. Untuk itu hikmah saat proses awal berpuasa Romadhon hingga pasca Romadhon dengan meraih kemenangan hendaknya dipertahankan dan terus dikembangkan meraih kemenangan kemenangan lainnya, dan disitulah diharapkan peran kita bisa dilanjutkan hingga meraih kemenangan, yang tidak hanya pada aspek pribadi/personal tetapi juga komununal.

Ayat di atas memberi petunjuk kepada kita bagaimana proses dan mempertahankan kemenangan dengan spektrum yang lebih luas. Tahapan meraih kemenangan yang pertama taat kepada Allah dan RasulNya, buah dari ketaatan menjadikan diri Istiqomah dan tegar menghadapi berbagai rintangan, yang kedua takut hanya kepada Allah, sehingga kita lebih dekat padaNya, dan akibatnya berbuah kekuatan untuk bisa berperan secara maksimal, dan selanjutnya yang ketiga adalah taqwa, sebagai puncak derajat kemuliaan, sehingga apa yang dilakukan bernilai baik dan benar serta tepat, maka ikhtiar spiritual dan sosial ini akan membawa kemenangan, kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Semoga Allah menerima amal soleh kita, dan mampu meraih kemenangan yang sempurna. Aamiin

*Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *