8 April 2025
Surabaya, Indonesia
Opini

Khutbah Idul Fitri 1446 Hijriyah: Hikmah Beriman dan Bertaqwa

Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya M. Jemadi SAg MA MPd. (Dok pribadi/KLIKMU.CO)

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْزَلَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَنُوْرًا وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا.

لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Jamaah Idul Fitri yang Dirahmati Allah,

Alhamdulillah, pada hari yang penuh kebahagiaan ini, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Betapa besar nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita, terutama kesempatan untuk menyelesaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan. Ramadhan bukan sekadar bulan penuh ibadah, tetapi juga bulan pendidikan bagi jiwa dan hati kita, mengajarkan kesabaran, kedisiplinan, dan empati terhadap sesama. Semoga segala amal ibadah yang telah kita lakukan diterima oleh Allah SWT, dosa-dosa kita diampuni, serta kehidupan kita di bulan-bulan mendatang dipenuhi dengan keberkahan dan petunjuk-Nya.

Hari ini adalah hari kemenangan, bukan hanya kemenangan menahan lapar dan dahaga, tetapi kemenangan sejati dalam mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan kualitas diri. Setelah sebulan penuh melatih diri dengan ibadah dan kesabaran, kini tiba saatnya kita kembali ke fitrah, yaitu keadaan suci sebagaimana bayi yang baru dilahirkan. Kemenangan tidak sekedar perayaan Idul Fitri, mari kita terus memperbaiki diri, menjaga semangat ibadah, dan mewujudkan kesadaran sosial untuk melayani umat dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita tngkatkan hablun minannas. Ramadhan telah mengajarkan kepedulian terhadap sesama, menahan amarah, dan membangun kasih sayang. Oleh karena itu, Idul Fitri adalah momentum terbaik untuk mempererat kembali tali silaturahmi, memperbaiki hubungan yang mungkin sempat renggang, serta menghidupkan kembali rasa persaudaraan di antara kita.

Silaturrahim bukan sekadar tradisi, silaturahmi namun sebagai ajaran Islam yang membawa keberkahan. Rasulullah SAW bersabda bahwa “siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambung silaturahmi. Hal ini menunjukkan bahwa menjalin hubungan baik dengan orang lain bukan hanya akan membawa kedamaian hati, tetapi juga akan mendatangkan berbagai kebaikan dalam hidup kita. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan momen Idul Fitri ini untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat hubungan dengan sesama, agar kita benar-benar menjadi hamba yang beruntung dan mendapatkan keberkahan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Allah SWT berfirman:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ ٱلذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوٓا۟ إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ ٱلنَّاسِ

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.” (QS Ali ‘Imran: 112)

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ 

Jamaah Idul Fitri  yang Dirahmati Allah,

Kehidupan manusia terus berjalan dengan cepat, diiringi dengan berbagai perubahan sosial dan budaya yang semakin pesat.  Hal ini semakin nyata sejak ditemukannya internet pada tahun 1990-an, yang menandai awal dari era digitalisasi. Internet tidak hanya mempermudah akses informasi dan komunikasi, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk budaya, pola interaksi sosial, dan bahkan cara kita memahami serta menjalankan ajaran agama.

Digitalisasi telah mengubah banyak hal dalam kehidupan kita. Kini, manusia tidak lagi bergantung pada cara-cara konvensional dalam berkomunikasi, bekerja, atau mengakses ilmu pengetahuan. Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, menghubungkan manusia dari berbagai belahan dunia tanpa mengenal batasan waktu dan tempat. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, perubahan ini juga membawa tantangan besar. Informasi yang beredar di dunia maya tidak semuanya benar dan bermanfaat. Hoaks, fitnah, dan berita palsu semakin sulit dibedakan dari fakta, sehingga menuntut kita untuk lebih selektif dan kritis dalam menerima serta menyebarkan informasi.

Lebih dari sekadar komunikasi dan informasi, perkembangan teknologi juga telah mengubah cara manusia bekerja dan beraktivitas. Di era Revolusi Industri 5.0, teknologi tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi telah berkolaborasi langsung dengan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Kemajuan ini tentu membawa manfaat besar, tetapi juga menghadirkan tantangan baru, seperti hilangnya beberapa jenis pekerjaan tradisional dan munculnya ketimpangan dalam akses teknologi.

Di tengah derasnya arus perubahan ini, umat Islam harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman. Kemajuan teknologi tidak boleh menjauhkan kita dari agama, tetapi justru harus dimanfaatkan untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Al-Qur’an dan hadits tetap menjadi pedoman utama dalam menghadapi perkembangan zaman.

Jika kita tidak berhati-hati, kemajuan teknologi dapat membuat kita lalai dalam beribadah, lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada dalam mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, kita perlu membangun kesadaran bahwa teknologi adalah alat yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan ibadah, bukan sebagai sarana yang membuat kita semakin jauh dari Allah dan nilai-nilai kebaikan.

Islam tidak pernah menolak kemajuan, tetapi justru mengajarkan bagaimana menggunakannya untuk kebaikan umat. Teknologi bisa menjadi sarana dakwah, penyebaran ilmu, dan peningkatan kesejahteraan umat jika digunakan dengan bijak. Namun, jika kita terlena dan membiarkan diri hanyut dalam kecanduan digital, maka kita justru akan kehilangan esensi kehidupan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mengingat tujuan hidup kita, yaitu untuk beribadah kepada Allah dan membawa manfaat bagi sesama. Dengan menjaga keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan pelaksanaan nilai-nilai Islam, kita dapat menjalani kehidupan modern tanpa kehilangan jati diri sebagai hamba Allah yang taat.

Allah SWT berfirman:

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا , وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan kebutuhannya.” (QS At-Talaq: 2-3)

Keimanan dan ketakwaan harus tetap menjadi dasar dalam menghadapi perubahan zaman. Mari kita manfaatkan teknologi untuk kemaslahatan umat, memperkuat ukhuwah, dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Jangan sampai kemajuan teknologi justru menjauhkan kita dari agama dan melalaikan kita dari kewajiban kepada Allah SWT.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ 

Jamaah Idul Fitri yang Dirahmati Allah,

Di era Revolusi Industri 5.0 kita harus siap menghadapi dan memanfaatkan peluang ini dengan bijak. Guna menghadapinya adalah dengan meningkatkan iman dan  ilmu pengetahuan agar derajat kita meningkat.

Allah SWT berfirman:

Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.  (QS Al-Mujadalah: 58/11)

Selain itu, kita harus menjaga akhlak dalam berinteraksi dengan teknologi. Gunakan media sosial untuk menyebarkan kebaikan dan mempererat silaturahmi, bukan untuk menyebarkan fitnah atau kebencian. Dalam menghadapi tantangan ini, marilah kita berpegang pada sabda Rasulullah SAW:

اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Ahmad)

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ 

Jamaah Idul Fitri yang Dirahmati Allah,

Ada banyak ayat al-Quran yang menjelaskan tentang manfaat beriman dan bertqwa. Diantaranya yang populer adalah:

  1. Dibukakan keberkahan dari langit dan bumi (Surah Al-A’raf /7:96)

 “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”

  • Dimudahkan segala urusan dan diberikan jalan keluar (Surah At-Talaq /65:2-3)

“…Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.

  • Dihilangkan rasa takut dan khawatir (Surah Yunus /10:62-63)

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.

Jamah Shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Di penghujung khutbah ini, marilah kita berdoa agar Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kebijaksanaan dalam menghadapi era digital ini. Semoga kita tetap teguh dalam iman dan istiqamah di jalan-Nya.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عُتَقَاءِ شَهْرِ رَمَضَانَ، وَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا، وَتَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا. اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْعِيدَ عِيدًا مُبَارَكًا لَنَا وَلِأُمَّةِ الْإِسْلَامِ أَجْمَعِينَ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.  اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *