Oleh: Dliaul Muflichin Lc
Khadim Ma’had Raudlatul Ilmiyah ( YTP ) – Kertosono, Alumni Universitas Al Azhar – Kairo

DIsampaikan dalam shalat Idul Fitri 1446 H di halaman SD Muhammadiyah 26 Surabaya
Allahu Akbar 3X walillahilhamdu.
Bulan syawal adalah momentum bagi kita untuk mengingat kembali fitrah sebagai manusia, fitrah sebagai sifat dasar manusia, di mana manusia mempunyai 3 tugas pokok dari sang pencipta.
1. Abdullah ( Sebagai Hamba Allah )


وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون (الذاريات ٥٦).
Dalam ayat ini Allah SWT menyebut manusia dengan menggunakan redaksiالإنس . Tentu bukan tanpa maksud dan tujuan, penggunaan kata ini bertujuan untuk menjelaskan sekaligus menegaskan bahwa penciptaan manusia berbeda dengan makhluk yang lain. Manusia merupakan makhluk yg istimewa, dia merupakan puncak makhluk ciptaan tuhan yang di ciptakan secara sempurna dengan mempunyai kualitas psikologis, intelektual dan spiritual yang tidak di miliki makhluk yang lain.
Oleh karena itu, Allah ingin mengingatkan tentang tujuanpenciptaannya, bukan sekedar untuk menghabiskan jatah usia dengan mencari kesenangan duniawi belaka kemudian mati. Namun tujuan hidup sebenarnya adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Beribadah berarti mengabdi, menyembah, menyerahkan dirinya semata – mata untuk Allah dengan cara tunduk, taat, patuh kepada ketentuan dan kehendak-NYA, sekaligus tidak menyekutukan-NYA dengan yang lain. Karena Allah adalah satu – satunya tuhan di alam semesta ini, yg maha kuasa atas segala sesuatu.
Inilah makna Tauhid, yang menjadi fondasi utama dalam ajaran Islam. Para Nabi dan Rasul di utus Allah ke muka bumi ini misinya adalah untuk mengenalkan dan mengajarkan tauhid kepada umat manusia, menyembah Allah dan jangan menyekutukan-NYA. Manusia hidup harus mempunyai tauhid yang kuat, karena dengannya bisa memberi kekuatan spiritual yang kokoh, menghilangkan keraguan dalam hati, serta memberikan kedamaian dan ketenangan yang hakiki. Dengan memahami makna tauhid, kita akan hidup sesuai dengan tujuan penciptaan kita, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Tauhid ini harus kita pegang teguh sampai ajal menjemput kelak, Allah menegaskan : .ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
Pada 2 ayat selanjutnya memberikan penjelasan tentang keagungan dan kemandirian Allah, Dzat yangMaha Perkasa yang tidak membutuhkan apapun dari ciptaan-Nya. Pada hakekatnya Allah tidak butuh dengan ibadah kita, namun justru kita yang sangat butuh untuk beribadah kepada Allah. Semakin baik ibadah yang kita persembahkan kepada Allah, semakin besar manfaatnya yang akan kembali kepada kita. Di sinilah peran penting ibadah bagi manusia, untuk menilai seberapa dekat hubunganya dengan tuhan, dan seberepa besar nilai kemuliaannya di hadapan tuhan.
Tentunya ketika Allah menciptakan manusia, Allah juga yang memberikan tuntunan kepada manusia agar memperoleh kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. Di turunkan kepadanya Nabi dan Rasul serta kitab suci sebagai pedoman, apa -apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur sampai akan tidur itu semua sudah di atur di dalam syariat. Manusia diberi keleluasaan untuk memilih, pilihannya itulah yang menentukan hasil akhir dari perjalanan hidup manusia sampai di Hari Akhir nanti.
2. Khalifatullah ( Sebagai Penerima Mandat Allah )
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
(البقرة ٣٠).
Pada saat akan menciptakan manusia, Allah SWT mengabarkanya terlebih dahulu dan mengumumkan bahwa makhluk ciptaan-Nya itu akan menjadi khalifah di muka bumi. Malaikat pun protes khawatir makhluk ciptaan-Nya itu akan kembali membuat kerusakan dan pertumpahandarah di muka bumi sebagaimana makhluk sebelumnya. Malaikat trauma hingga kemudian menawarkan dirinya untuk menjadi khalifah di muka bumi sebab mereka selalu taat dan beribadah kepada Allah SWT. Terhadap kekhawatiran Malaikat tersebut, Allah SWT menjawab dengan tegas, “Sesungguhnya Aku lebih tahu apa-apa yang tidak kamu ketahui.”.
Kehadiran manusia di muka bumi ini tentu bukannya tanpa alasan. Ada maksud dan tujuan yang dikehendaki oleh Tuhan yaitu untuk menjadi Khalifah.
Hakikat Khalifah adalah pengganti peran tuhan di muka bumi, penerima mandat, pelaksana yang mempunyai tugas menjaga,melestarikan,memakmurkan, mengelola alam semesta dengan sebaik – baiknya. Tugas ini bukan hanya sebatas kewajiban moral, tetapi juga bentuk pengabdiankepada Tuhan sebagai wujud ibadah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas ini diberikan kepada manusia sebab Allah menciptakan manusia dengan sempurna. Diberikan kepada manusia 2 hal yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain :
- akal agar manusia bisa berpikir, berkreasi (menciptakan sesuatu untuk kemaslahatan manusia dan semesta)
- hawa nafsu yang sifatnya selalu ingin enak, nyaman, senang dan tidak pernah puas. Maka manusia selalu berinovasi agar buatannya lebih nyaman dan enak lagi, terus menerus. Dari akal dan hawa nafsu yang Allah berikan, maka dunia ini penuh inovasi dan pembangunan-pembangunan.
Namun yang paling penting segala penciptaan manusia itu harus didasarkan pada aspek maslahat dan kemanfaatan, sehingga disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW :
خير الناس أنفعهم للناس
“sebaik – baik manusia adalah yg bermanfaat bagi yang lain”.
Pesan Nabi ini menyiratkan sebuah nilai, bahwa kualitas manusia ditentukan oleh seberapa banyak manfaat yang dapat dia berikan kepada sesama. Semakin banyak manfaat yang dapat diberikan kepada orang lain, semakin baik dan mulia posisinya di mata manusia dan di sisi Allah.
Oleh karena itu Allah memberikan berbagai macam fasilitas kepada manusia dalam kehidupan. udara, air, api, tanah, tanaman, laut, dan banyak pemberian Allah SWT yang tidak mungkin dapat dirinci oleh manusia. Semua fasilitas yang telah disediakan Allah SWT, hendaknya di kelola dengan sebaik – baiknya dan digunakan untuk maslahat dan kebaikan manusia dan alam semesta. Jangan sampai berbuat kedholiman yang akan menimbulkan kerusakan di atas muka bumi dan menimbulkan bencana bagi umat manusia.
Penciptaan manusia adalah rencana besar Allah SWT di dunia ini. Allah Maha tahu bahwa pada diri manusia terdapat hal-hal negatif sebagaimana yang dikhawatirkan oleh malaikat, tetapi aspek positifnya jauh lebih banyak.
Jika diibaratkan dengan sebuah film, maka Allah sebagai Sang Sutradara, manusia sebagai pemeran utamanya, skenarionya adalah al-Qur’an dan Hadits, misi utamanya adalah mengabdi kepada Sang Pencipta dan menebarkan kebaikan kepada sesama. Ironisnya, banyak manusia yang tidak menyadari bahkan tidak memedulikan misi mulia yang diembannya tersebut. Mereka lalai akan peran utamanya, mereka terbuai dengan kehidupan dunia, mereka lupa bahwa kehadirannya di muka bumi ini ada batas dan konsekuensi, Ada peran yang harus dimainkan, ada tugas yang harus dijalankan, ada misi yang harus ditunaikan, yaitu menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin. Sebagai seorang mukmin harus bisa memberikan kebaikan dan manfaat di manapun dia berada, andaikan belum bisa memberikan manfaat minimal tidak membuat kerusakan.
3. Khairu Ummah ( Sebagai Umat Terbaik )
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Penjelasan ayat :
- كُنْتُم adalah kalimat fiil madhi, bermakna kejadian di masa lampau, maka ayat ini memberikan Informasi bahwa sejak dahulu tepatnya ketika Rasulullah SAW masih hidup kaum muslimin sudah ditetapkan oleh Allah SWT menjadi umat yang terbaik. Di berikan nabi terbaik dengan kitab suci terbaik bahkan di jamin menjadi umat yang pertama kali masuk ke dalam surga. keberadaan kaum muslimin memang dibutuhkan oleh umat manusia.
- خَيْرَ : bermakna kebaikan yg dapat menghilangkan keburukan sekaligus mendatangkan kebaikan dan manfaat.
- Makna khairu ummat : umat yang penuh prestasi dalam kebaikan-kebaikan, mampu menebarkan kebaikan untuk alam semesta, bukan hanya untuk dirinya sendiri. Umat yang menciptakan peradaban.
Sejarah mencatat bahwa setiap masa dan tempat yg disitu disinggahi oleh orang islam, akan muncul kebaikan – kebaikan baru, yg memberikanmanfaat, menimbulkan kemajuan bagi sekitar serta hilangnya kejelekan – kejelekan yg telah ada, inilah yg di sebut dengan peradaban baru.
- Yastrib : disebut dengan kota jahiliyah karena begitu banyaknya kemaksiatan dan kerusakan di dalamnya, namun setelahkedatangan Nabi dan para sahabat berubah menjadi kota yang berperadaban, Madinah Munawarah ( kota yang memberikan pencerahan )
- Afrika : setelah kedatangan islam, bani Abbasiyah dan keturunanya, mulai muncul dan berdirinya pusat – pusat peradaban keilmuan dan agama ( zaituna, qarawiyin, al azhar )
- Indonesia ( nusantara ) ketika datang para pedagang dari tanah arab, perlahan demi perlahan ada pencerahan dan perubahan di bumi nusantara.
- Maka umat yang terbaik itu bercirikan tiga hal, yaitu :
- تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ ( mengajak kepada kebaikan )
الْمَعْرُوف: ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah Allah. Agama menghendaki agar manusia menjadi orang sholih ( baik personal ) dan muslih ( baik sosial). Ini adalah sifat seorang pemimpin, bisa memberikan contoh sebagai keteladanan sebelum memerintahkan kepada orang lain
- وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ( mencegah kemungkaran )
الْمُنْكَرِ: segala larangan Allah yang berakibat kepada kerusakan, kemaksiatan dan keburukan. Tentu yang ini lebih berat dari yg pertama, karena boleh jadi akan mendapatkan banyak resiko, di antaranya perlawanan dan intimidasi.
- َتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ( beriman kepada Allah )
Pertanyannya : kenapa iman kepada Allah SWT di ayat ini malah diletakkan pada urutan ketiga setelah amar makruf nahyi munkar? Bukankah seharusnya iman kepada Allah SWT terlebih dahulu, Apa hikmah di balik ‘terbaliknya’ urutan ini?
- Dalam ilmu tafsir, Ada Uslub ( gaya bahasa ) jika ada ayat yang penting justru di sebutkan pada yang paling akhir, maka maknanya menunjukan keistimewaan dan keutamaan.
- Untuk memberikan motivasi dan semangat agar dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar jangan mudah berputus asa, niatkan semua karena Allah bukan karena yg lain. Banyak orang gagal dalam amar ma’ruf nahi munkar sebab imanya berkurang, banyak lembaga pendidikan atau masjid taklim tutup atau gagal mungkin karena imanya kurang, atau karena bergantung kepada jumlah jama’ahnya, ketika jama’ahnya berkurang maka menurun pula semangat pengajianya. Jalan dakwah amar ma’ruf nahi munkar tidaklah mudah penuh tantangan dan rintangan.
Dan di akhir ayat di ingatkan oleh Allah jangan seperti umat terdahulu, yaitu orang – orang yahudi. Mereka diberikan kitab suci, mereka mengetahui, faham tentang ajaran dan isi kitab sucinya, namun mereka tidak mau mengamalkan apa yg di perintahkan , justru mereka mengingkarinya, sehingga mereka dikatakan sebagai golongan fasik.
Maka Konsep Khoiru Ummat pada zaman ini adalah umat yang aktif mengambil peran dalam percaturan dunia, bukan pasif, inilah ciri umat yang akan memimpin dunia dan peradaban. Kita semua sebagai seorang muslim harus mengambil peran itu, dengan melakukan dakwah ( mengajak ) kepada kebaikan sekaligus mencegah kemunkaran pada semua lini kehidupan sesuai dengan bidang dan peran yang kita miliki, mulai dari tingkatan yang paling kecil sampai paling besar, Orang islam selama berpegang teguh dengan keislamanya maka dia akan bisa memberikan kebaikan dan manfaat bagi sekitarnya.
Rasululullah SAW mengingatkan :
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
“ setiap kita adalah pemimpin, dan setiap kita akan di mintai pertanggung jawaban”.
Maka apa yang telah di berikan Allah SWT kepada kita semua ada nilai dan pertanggung jawabanya kelak di hari kiamat. Gunakan itu semua dengan semestinya, untuk jalan kebaikan.
فاستبقوا الخيرات