Oleh: Ace Somantri
KLIKMU.CO
Di Jawa Timur, tidak salah kita patut berbangga memiliki ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang berkarakter. Sependek yang diketahui secara indrawi, pada momentum yang luar biasa, ada peristiwa hal yang tidak biasa, saat pembukaan Muktamar pagi tanggal 19 Nopember 2022 di Manahan, Solo, ada seorang kiai sederhana terlihat masuk dalam tribun undangan para peserta tanwir dan muktamar pimpinan wilayah se-Indonesia. Sosok kiai tersebut berpenampilan biasa-biasa saja, tidak terlihat istimewa.
Saat pembukaan, semua ketua PW Muhammadiyah sepertinya memakai pakaian adat khas daerah masing-masing, entah itu inisiatif atau ada imbauan. Namun lain cerita dan info semata, dengan kasatmata terlihat oleh peserta masuk ke tribun utama sebelah kiri VIP A dia datang untuk menghadiri pembukaan. Kostum yang dipakai batik Muhammadiyah nasional berwarna hijau yang sudah terlihat sepertinya tidak baru.
Seketika dalam waktu singkat, sontak tanpa rekayasa peserta muktamar di beberapa wilayah pas melihat beliau, mereka spontan langsung menyapa sambil berdiri memberi salam jabat tangan. Sekaligus tanpa ba-bi-bu untuk mengarahkan beliau duduknya bersama dengan ketua PW Muhammadiyah lainnya di depan dengan kostum adat. Namun beliau menolak dan memilih untuk duduk di antara peserta yang lain.
Tawaran dari beberapa peserta untuk menawarkan duduk di sampingnya, juga terdengar celotehan peserta yang melihat kejadian tersebut ada yang berujar, “Ketua PWM antimainstrem, ketua-ketua PWM yang lain pakai baju adat dia malah tidak,” begitu celetuknya. Malah ada yang berceloteh langsung ditujukan kepadanya dari salah seorang peserta dari DKI Jakarta, “Ini calon pimpinan suara terbanyak,” ujarnya sambil ketawa.
Siapa sosok kiai itu? Terlihat sederhana dalam penampilan, namun konon kabarnya selama memimpin Muhammadiyah Jawa Timur didampingi para sahabat wakil pimpinan yang juga tak kalah hebatnya. Banyak perkembangan dan prestasi internal maupun eksternal Muhammadiyah yang membanggakan. Tidak diragukan keilmuannya bidang keislaman, karakter kiai terlihat khas Jawa Timur seperti kiai khos dari nahdliyin yang wara tampak terlihat.
Kiai Saad panggilannya. Nama lengkapnya Dr KH M. Saad Ibrahim MA. Di kesempatan muktamar ke-48 Muhammadiyah beliau didaulat oleh kader-kader Muhammadiyah Jawa Timur untuk diminta maju menjadi Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode ini. Dan akhirnya kader-kader persyarikatan mampu menghantarkan kader terbaiknya, selain yang sebelumnya sudah masuk yaitu Prof Muhadjir Effendy dan Prof Syafiq A Mughni. Semoga itu pilihan terbaik yang direkomendasikan Muhamamdiyah Jawa Timur.
Sejak awal muktamar daring, pernyataan PW Muhammadiyah Jawa Timur akan mengakuisisi gereja di Spanyol benar-benar menginspirasi dan motivasi dari berbagai kalangan. Tepat dan cepat, nama Kiai Saad menjadi buah bibir di para aktivis Muhammadiyah se-Indonesia. Memang cerdas para kader Jawa Timur, selain piawai mengelola organisasi persyarikatan dan amal usaha. Namun juga ternyata hebat menangkap situasi dan kondisi.
Menurut informasi yang didapat, kesederhanaan yang ditampilkan, namun sangat dalam ilmunya. Dinamika persyarikatan sangat menggeliat nan dinamis di bawah sosok pemimpin dan 12 para sahabat wakil pimpinan yang selalu solid berjamaah.
Memberdayakan dan cepat eksekusi selalu menginspirasi sehingga dinamikanya mampu memberikan vibrasi getaran hingga ranting Muhammadiyah, padahal seharusnya pada momentum muktamar ada penghargaan kepada pimpinan wilayah yang diindikasikan maju dan banyak membawa perubahan gerak dakwah amar ma’ruf nahyi munkar. Penuturan atau komentar dari peserta muktamar sepertinya tidak terlalu berlebihan. Semoga hal tersebut benar adanya. Wallahu’alam. (*)
Solo, Nopember 2022