KIB Disarankan Jagokan Figur Internal untuk Memenangkan Kontestasi

0
55
Tiga Ketua Umum Parpol dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dalam suatu kesempatan. (Foto: JatimTimes)

Jakarta, KLIKMU.CO – Meski merupakan koalisi pertama yang terbentuk, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar-PAN-PPP hingga saat ini belum menentukan figur jagoan yang akan dimajukan dalam Pilpres 2024.

Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam menyarakan agar KIB segera menentukan siapa figur yang akan diusung karena hal itu dapat mendulang suara partai, bahkan memenangkan kontestasi Pemilu mendatang.

“Koalisi yang sudah terjalin antara Golkar, PAN dan PPP merupakan bangunan koalisi yang selangkah lagi akan dapat memenangkan kontestasi kalau mereka jeli siapa kandidat yang akan dimajukan pada kesempatan 2024 yang akan datang,” kata Saiful seperti dikutip RMOL.ID, Jumat (21/10).

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut juga menyarankan agar KIB mengajukan figur potensial dari internal mereka.

“Tidak ada pilihan lain bagi KIB untuk masa depan partai, selain harus mengusung kandidat capres yang berasal dari internal papol,” tambahnya.

Capres dari internal koalisi, lanjut Saiful, akan lebih menguntungkan bagi partai-partai dalam barisan KIB karena akan membawa efek signifikan bagi keberlangsungan dan masa depan partai ketimbang harus mengambil figur dari luar koalisi.

“Sudah saatnya saya kira bagi KIB sadar, bahwa kader-kader potensial parpol lebih baik untuk dimajukan daripada orang eksternal parpol yang tidak memiliki huhungan emosional langsung dengan parpol,” tandasnya.

Terpisah, pengamat politik KedaiKOPI Hendri Satrio juga menyarankan agar KIB menjagokan figur yang tepat sebagai capres untuk mendekatkan partai dengan konstituen tradisionalnya.

“Keputusan partai politik pada dasarnya memang sebuah konsensus elite, namun maunya konstituen merupakan aspirasi yang harus ditangkap. Banyak partai yang hilang atau perolehan suaranya turun setelah berseberangan dengan keinginan mayoritas konstituen,” katanya.

Menurut Hendri, keinginan elite bukan cerminan keinginan akar rumput, melainkan keputusan elite seharusnya mempertimbangkan aspirasi akar rumput. Masih ada waktu bagi anggota KIB untuk kembali meninjau keputusannya.

“Memang coat-tail effect dari seorang kandidat tidak serta merta dinikmati oleh seluruh partai, namun aspirasi konstituen dapat menentukan pemilih di akar rumput bertahan atau berpindah,” tandasnya. [AIKaffa]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini