7 November 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Kisah Haru Panti Gersikan Iringi Perjalanan Atlit Tapak Suci Kangean Madura

Atlit Tapak Suci Kangean Madura bersama keluarga besar Panti Gersikan Surabaya. (Abdul Muizz/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Sebanyak 21 atlit Tapak Suci Pulau Kangean Madura turut menyemarakkan turnamen bergensi Chusnan David Cup 2024. Perjalanan panjang yang cukup melelahkan tidak menyurutkan semangat juang untuk ikut bertanding dalam kompetisi nasional yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah 06 (Pimda 06) Tapak Suci kota Surabaya mulai 30 Oktober – 3 November 2024.

Rombongan atlit dari Kangean tersebut tiba di Surabaya dan memilih menginap di Pantimu Gersikan Tambaksari Surabaya. Selain dekat dengan tempat pertandingan, hal ini untuk menjalin tali silaturrahim antar atlit Tapak Suci dan Persyarikatan Muhammadiyah di Surabaya.

Koodinator tamu atlit Pantimu Gersikan Pak Baihaki sapaan akrab, menyampaikan selayang pandangnya kepada KLIKMU.CO pada Selasa (5/11/2024).

“Kami sangat senang karena sudah terpilih menjadi rujukan saudara Persyarikatan dari Pulau Kangean Madura,” tuturnya.

Dia mengatakan, bahwa kesempatan yang luar biasa ini tidak disia-siakan untuk menyambut sesama saudara terlebih dari daerah lain yang memang sangat jauh sekali, yakni perjalanan selama 6 jam untuk sampai di Surabaya, dan ditambah beberapa hari sebelumnya untuk penyeberangan dari Pulau Kangean ke Sumenep.

“Selama menginap mereka ditempatkan di dua asrama, yaitu asrama laki-laki dan perempuan. Dan Alhamdulillah meskipun masih dalam tahap renovasi pembangunan, Pantimu Gersikan tetap berusaha memberikan yang terbaik, antara lain dengan menyiapkan bed yang memadai, dan fasilitas MCK, dan menyiapkan sarapan sederhana ala panti,” terang pak Baihaki.

Masih dengan Pak Baihaki melanjutkan ceritanya, empat hari lamanya para atlit Kangean tinggal di panti Gresikan, sesekali terlihat bercengkrama, bercerita dan sebagainya. Sehingga pada Ahad (4/11) malam pada waktu perpisahan tiba, Ratu salah satu anak asuh yang paling kecil, menetaskan air mata, menyebutkan bahwa dia terharu dan kehilangan ketika mereka pulang kembali ke daerah asal.

Diakhir cerita, pak Baihaki mengatakan bahwa malam perpisahan tersebut disambut oleh isak tangis yang begitu dalam.
“Ibarat seperti bertemu dengan saudara jauh sebentar lalu ditinggal kembali. Selain itu mereka memberikan cindera mata dan bersedia ketika nanti jika ada kunjung balik di Kangean Madura,” pungkasnya.

Di tempat yang sama Kak Zainal pelatih dan pendamping Tapak Suci dari Sumenep, mengaku bersyukur diterima di Panti Gresikan,

“Alhamdulillah dan terima kasih karena sudah diistimewakan, sampai pemberian hidangan yang lezat. Dan ini merupakan pengalaman pertama meninap di panti untuk bertanding diluar pulau,” tuturnya.

(Abdul Muizz/Muri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *