Komposisi Lama, Ada Harapan Bertambah Darah Segar

0
141
Ace Somantri, dosen UM Bandung dan Wakil Ketua PDM Kabupaten Bandung. (Dok pribadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Perhelatan Muktamar Muhammadiyah berlangsung secara simultan, puncaknya selama tiga hari berturut-turut menentukan arah baru gerakan Muhammadiyah ke depan. Sekalipun komposisi lama masih mendominasi, yang baru hanya menambah empat orang, yakni Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur KH Saad Ibrahim, mantan Rektor Unismuh Makassar Prof Irwan Akib, KH Syamsul Anwar selama ini yang menggawangi Majelis Tarjih, dan Prof Hilman Latief Dirjen Haji Kemenag RI. Berharap pimpinan yang terpilih mampu mengemban amanah dengan baik dan benar. Aspirasi dan masukan dari anggota akat rumput dapat didengar dengan tulus dan ikhlas.

Representasi darah segar yang sempat menjadi isu menjelang muktamar menggelinding cukup masif. Faktanya, hasil pemilihan hanya terwakili hanya oleh seorang. Namun, pagi hari setelah malam ada pemilihan pimpinan pusat, telah beredar dalam media online ada ungkapan dari seorang pimpinan terpilih KH Dahlan Rais yang memberikan pernyataan hal ihwal penambahan pimpinan 13 harus dilengkapi “darah segar” untuk komposisi pimpinan pusat satu periode ke depan sebanyak 6 orang. Untuk melengkapi kepemimpinan pusat Muhammadiyah menjadi representasi kalangan muda sangat tepat, hal itu untuk akselerasi dan sinergitas dalam proses regenerasi secara simulatan.

Dinamisasi berharap tetap berjalan. Penambahan anggota Pimpinan Pusat Muhammmadiyah benar-benar “darah segar” dan badan sehat nan bugar. Kelincahan pimpinan akan menetes ke pimpinan di bawahnya, sehingga eksistensi terus menginspirasi pada generasi.

Muktamar selesai digelar, dibuka oleh presiden dan ditutup selanjutnya oleh wakil presiden. Penggembira digembirakan oleh panitia  dan peserta dibahagiakan penuh hormat. Pengalaman berharga bagi kader-kader yang baru merasakan khidmatnya permusyawaratan muktamar sebagai media mengambil kebijakan tertinggi di Muhammadiyah. Keputusan-keputusannya mengikat dan menjadi amanah yang harus dijalankan oleh pimpinan Muhammadiyah dalam satu periode ke depan.

Komposisi Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode saat ini, pernyataan KH Dahlan Rais dengan jumlah penambahan darah segar lebih banyak dari periode sebelumnya benar-benar diperhatikan. Pasalnya, beban Persyarikatan kian hari semakin banyak dan besar. Sinergitas pimpinan dengan majelis dan lembaga pembantu pimpinan harus dimasifkan. Titik tekan dan kefokusan kegiatan dalam menjabarkan program lebih agresif dan produktif.

Penguatan sumber daya manusia untuk meningkatkan  produktivitas hasil kerja menjadi agenda utama semua penggerak persyarikatan. Keterukuran kinerja majelis dan lembaga bukan jumlah banyak kegiatan, melainkan produktivitas semua hasil kegiatan.

Kader-kader terbaik masih menumpuk. Semoga tetap berkhidmat di lingkungan persyarikatan. Karya-karya dan gagasanmu tetap dinanti, medan juang tidak selalu dalam struktur pimpinan. Justru diselamatkan ketika tidak jadi pimpinan, kala terpilih pada akhirnya tidak lebih sekadar ada namun eksistensinya tidak ada.

Menjadi pimpinan memang membanggakan. Selain prestasi dalam karir organisasi, ada yang menjadi beban yang menggelayut dalam pikiran, amanah yang sangat berat akan diminta pertanggungjawaban. Boleh jadi kata “diterima” dengan catatan kala pertanggungjawaban di hadapan manusia, yakin sekali di hadapan Yang Maha Kuasa tidak ada istilah dengan catatan. Yang benar ya benar dan yang salah ya salah. Keadilan dalam pertanggungjawaban di dunia masih dapat bisa bebas, di akhirat akan menemukan hakikat sebuah keadilan.

Penggembira paling gembira menikmati perjalanan dengan santai dan memanjakan mata pada bazar pameran.

Pernak-pernik muktamar menjadi cerita. Mulai “sempal guyon gogonjakan” (bercerita kocak penuh canda tawa) selama perjalanan pergi maupun perpulangan. Selama muktamar berlangsung, selain titik acara berbeda-beda sehingga menimbulkan pengaturan lalu lintas kegiatan mengalami kerepotan. Pun sama, hari pertama hujan rintik mengguyur bukti keberkahan dan ademnya suasana muktamar. Suasana adem ayem tenteram menyihir agenda acara dan proses pemilihan calon pimpinan lebih bermarwah dan bersahaja.

Pimpinan pusat yang terpilih sekalipun banyak wajah lama, tetap semua peserta muktamar menerima dengan lapang dada. Ke depan semua bersama membangun bangsa melalui persyarikatan. Amanah hasil muktamar segera di jalankan, regenerasi pimpinan di bawah mulai menjadi agenda utama seluruh di wilayah Indonesia. Hal itu untuk mempersiapkan estapeta kepemimpinan masa depan yang akan datang.

Darah segar semoga bukan hanya sebuah diksi sesaat menjelang muktamar, melainkan support besar dari seorang tokoh besar akan sebuah perubahan. Yakin, bukan tanpa alasan rasional seorang tokoh cendekiawan internasional yang lahir dari rumah besar Muhammadiyah melontarkan diksi tersebut. Sebaiknya sikapi dengan rasional dan arif. Selain beliau peduli dan peka pada organisasi yang pernah beliau pimpin, beliau juga meneladani sorang tokoh hebat tetap konsisten kritis terhadap situasi dan kondisi. Wallahu ‘alam. (*)

Yogjakarta, November 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini