KLIKMU.CO- Usai perang Hunain Rasulullah saw, di protes segerombolan yang mengatakan tidak adil dalam pembagian ghanimah kepada para mualaf. Mereka lancang berkata, ngedumel dan terus membuat intrik bahwa Rasulullah tidak adil dan pilih kasih.
Jemu dengan sikap mereka yang terus protes Rasulullah bersabda: Sesungguhhya akan keluar dari sekelompok orang-orang ini, keturunan yang fasih membaca Al Quran tapi tidak sampai kerongkongan, mereka membunuhi sesama orang muslim dan membiarkan orang musyrik”.
Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar Ibnul Khattab mereka tidak nampak dan kebiasaan mereka muncul pada saat pemimpinnya ada masalah.
Pada masa Khalifah Ustman dan Khalifah Ali kelompok ini semakin besar dan terus membuat fitnah di kalangan Mukminin. Ibnu Abbas berkata kelompok ini kerap menggunakan ayat-ayat yang seharusnya diturunkan untuk orang kafir, kemudian menggunakannya untuk orang-orang Mukmin.
Pada saat Sayyidina Ali bin Abi Thalib Khutbah segerombolan orang yang duduk di serambi masjid berteriak: Tidak ada hukum selain Hukum Allah. Dan mereka juga menuduh khalifah telah menyekutukan Allah atau musyrik. Orang-orang ini hanya mau tunduk kepada pemimpin kelompoknya dan mufaraqah terhadap kepemimpinan khalifah.
Mereka berkata keras dan lantang. Suka protes, menuduh kafir, musyrik, munafik bahkan murtad terhadap sesama mukminin yang tidak sehaluan. Salah satu cirinya adalah acapkali menggunakan ayat-ayat yang diturunkan kepada orang-orang kafer kemudian digunakan untuk orang-orang Islam.
Mereka terus menebar fitnah dan menghasut tentang keburukan pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib. Merancang makar dan mengganti khalifah dengan caranya. Jumlah mereka terus bertambah. Sebaran fitnah dan ghiba lebih kuat ketimbang berita baik. Kalangan Mukminin resah karena berita berita yang disebar sangat menganggu
Segerombolan orang yang merasa paling benar datang menghadang khalifah Ali bin Abi Thalib sepulang beliau dari masjid dengan beberapa pertanyaan menghunjam, wahai Ali kenapa masa pemerintahanmu tidak sebaik masa khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar Ibnul Khattab, korupsi merajalela, pemberontakan dan pembunuhan dimana-mana, fitnah menyebar tidak terkendali, kemiskinan dan kejahatan terus bergolak, demikian pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kaum pemberontak kepada khalifah Ali.
Dengan sabar dan tegas khalifah Ali menjawab, pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar ibnul Khattab yang dipimpin adalah sahabat-sahabat terbaik, amanah, wara dan zuhud dan orang-orang seperti aku. Tapi pada masaku yang aku pimpin adalah orang-orang sepertimu, kumpulan para pembully, penyebar fitnah dan
para pemberontak, ahli ghiba dan tukang adu domba, membaca Alquran tidak untuk diamalkan tetapi hanya untuk diperdebatkan, merendahkan teman dan kaum lain yang kebetulan tidak sepaham. Itulah kalian, jawaban khalifah Ali yang demikian tegas mengena, membuat kaum Khawarij tak berkutik.
Siapapun pemimpin, jika yang dipimpin adalah kumpulan para pembuly, orang-orang culas dan merasa benar sendiri, bahkan nabi saw pun kewalahan dan jemu melihat prilaku mereka. Meski mereka fasih membaca al Quran dan berkata dengan sebaik-baik perkataan.
Kenapa kita selalu salahkan pemimpin dan jadikan kambing hitam segala petaka dan bencana jika semua bermula dari kumpulan Masyarakat Khawarij.
Kumpulan yang merasa benar sendiri dan hanya mau tunduk dan patuh kepada pemimpin kelompoknya. Bahkan khalifah Ali pun di tuduh telah menyekutukan Allah lantas dibunuh dengan cara keji. Wallahu A’lam
@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar
Segala persoalan yang ada di negeri kita saat ini adalah persoalan kita semua bukan hanya persoalan penguasa atau segelintir politisi Senayan. Semua bertanggungjawab. Bukan saling menimpakan beban dan kesalahan pada seorang atau sekelompok.
Kita telah memasuki era masyarakat khawarij dengan segala bentuk dan substansinya. Masyarakat benar sendiri. Dan suka nimbrung membahas berbagai soal meski tak punya kepakaran. siapapun presidennya dia bakal mengalami nasib sama. Meski berulang kali pergantian tidak menjamin suasana kondusif tercipta.
Model masyarakat khawarij bahkan tidak hanya dikenal pada masyarkat sipil tetapi juga telah masuk pada komunitas religius, ghiba, fitnah, adu domba, yang bermula dari sekedar saling membully telah demikian kental. Teks-teks ayat dan hadits hanya digunakan untuk bahan diskusi dan perdebatan, bahkan beberapa diantaranya digunakan untuk membunuh teman satu shaf yang kebetulan berbeda tafsir.
***
Pemimpin adalah cermin masyarakatnya, pemimpin baik lahir dari masyarakat baik. Pemimpin buruk lahir dari masyarakat buruk. Masyarakat kita sedang sakit.
Jika Tuhan menghendaki keburukan kepada suatu kaum maka Tuhan akan berikan pemimpin yang buruk. Al Iyad pernah berujar jika aku punya satu doa maka aku akan berdoa diberi pemimpin yang adil.
@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar