17 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Konferensi Internasional UM Surabaya Soroti Revolusi Digital pada Layanan Kesehatan

Para peserta dari berbagai negara mengikuti secara daring Healthcare Management And A Multidisciplinary Medicine International Conference In UM Surabaya. (Tangkapan layar Rahma Ismayanti/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) sukses menyelenggarakan konferensi internasional perdana, HARMONICA (Healthcare Management And A Multidisciplinary Medicine International Conference In UM Surabaya), secara daring pada Rabu (28/8/2024).

Mengambil tema “Revolutionizing Healthcare: Digital Solutions, Integrated Services, and Innovative Approaches for Enhanced Quality in Challenging Times”, konferensi ini berhasil menarik perhatian sekitar 100 peserta dari berbagai negara. Termasuk profesional kesehatan, peneliti, mahasiswa, dan pemangku kepentingan di bidang kesehatan.

Konferensi yang berlangsung selama dua setengah jam ini dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UM Surabaya, Dr dr Muhammad Anas  SpOG. Dalam sambutannya, Dr Anas menekankan pentingnya inovasi digital dan kolaborasi lintas disiplin untuk menghadapi tantangan kesehatan modern.

“Kita berada di era ketika teknologi dan kolaborasi lintas disiplin menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan,” ujar Dr Anas.

Konferensi ini menghadirkan tiga pembicara utama yang merupakan pakar di bidangnya.

Dr Alireza Atashi PhD, dari Departemen Kesehatan Digital, Universitas Ilmu Kedokteran Tehran, Iran, menyampaikan presentasi dengan topik “Digital Empowerment in Healthcare: Strategies for Quality Enhancement in Challenging Environments”.

Dr Atashi menyoroti pentingnya teknologi digital seperti telemedicine dan aplikasi mobile health untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di daerah dengan sumber daya terbatas.

“Teknologi digital membuka pintu akses kesehatan yang sebelumnya tertutup,” kata Dr Atashi.

Dia juga menekankan pentingnya adaptasi teknologi dengan konteks lokal untuk memastikan efektivitas implementasinya.

Prof Muhammad Najib Mohd Alwi dari Management and Science University, Malaysia, membahas topik “Integration of Clinical Research Centre, Training Centre and Service Center to Improve Quality of Healthcare Centre”.

Prof Najib menguraikan model integratif yang diterapkan di Malaysia. Di sana, penelitian klinis langsung diaplikasikan ke dalam pelatihan tenaga kesehatan dan layanan pasien, yang telah terbukti meningkatkan kualitas layanan dan mempercepat adopsi inovasi klinis.

“Integrasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga mempercepat adopsi inovasi dalam praktik klinis,” ungkap Prof Najib.

dr Nurma Yuliyanasari MSi dari Fakultas Kedokteran UM Surabaya menyampaikan topik “Digital Dilemmas to Digital Health Solutions: Integrating Academic Research on Fasting into Commercial Clinical Services to Combat Modern Obesity”.

dr Nurma mengungkap potensi puasa sebagai intervensi gaya hidup dalam mengatasi obesitas dan tantangan integrasi temuan ilmiah ini ke dalam layanan kesehatan digital.

“Tantangannya adalah bagaimana mengintegrasikan temuan ilmiah ini ke dalam layanan kesehatan digital yang dapat diakses secara luas,” jelas dr Nurma.

Dia juga membahas beberapa aplikasi mobile yang telah dikembangkan untuk membantu pasien menjalani program puasa dengan aman dan efektif.

Sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator dr Audy Meutia Ariana SpPD menambah dinamika diskusi dengan berbagai pertanyaan menarik. Seperti strategi adopsi teknologi digital di kalangan tenaga kesehatan senior dan keamanan data pasien dalam sistem kesehatan digital.

Meskipun diselenggarakan secara daring, konferensi ini tetap menjadi ajang networking yang produktif, memungkinkan peserta untuk berinteraksi melalui fitur chat dan breakout room. Beberapa peserta bahkan merencanakan kolaborasi penelitian lintas negara setelah acara ini.

dr Ulaa Haniifah sebagai host acara menyatakan konferensi ini telah membuka wawasan tentang potensi besar teknologi digital dalam merevolusi layanan kesehatan.

“Namun, kita juga diingatkan bahwa teknologi hanyalah alat. Kuncinya tetap pada kolaborasi, integrasi, dan fokus pada kebutuhan pasien,” ujar dr Ulaa.

Ketua pelaksana yang juga sebagai Kepala Unit Kerja Sama FK UM Surabaya dr Era Catur menyebutkan, konferensi 1st HARMONICA ini menandai langkah awal yang signifikan dalam diskusi dan kolaborasi internasional di bidang manajemen kesehatan dan kedokteran multidisiplin. Panitia penyelenggara berencana menjadikan HARMONICA sebagai acara tahunan.

“Harapannya dapat menghadirkan lebih banyak pembicara internasional dan memperluas cakupan topik di masa mendatang,” ungkap dr Era Catur.

Konferensi ini sekaligus memperkuat posisi UM Surabaya sebagai institusi pendidikan kedokteran terkemuka yang berkomitmen pada inovasi dan kolaborasi internasional.

“Dengan semangat ini, masa depan layanan kesehatan yang lebih baik dan lebih aksesibel tampak semakin dekat di depan mata” pungkasnya.

(Rahma Ismayanti/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *