Oleh: Dr Nurbani Yusuf MSi
KLIKMU.CO
Empat simbol inilah yang sebenarnya sedang bertarung berebut dominan. Rakyat hanya objek yang diperebutkan untuk kekuasaan, kesenangan, dan keserakahan.
Firaun adalah simbol penguasa korup atau siapa yang bakal berkuasa dengan cara korup. Hanya tunggu giliran atau siapapun yang sudah berperilaku seperti penguasa. Kekuasaan Firaun harus ditopang oleh kekuatan lain agar kokoh dan kuat bertahan. Firaun adalah pusat episentrum konspirasi. Berdiri paling depan berhadapan dengan rakyat. Yang memberikan perintah dan kebijakan.
Hamman adalah para cerdik pandai. Para ilmuwan dan akademisi lacur. Mereka melakukan kegiatan-kegiatan akademik, survei dan riset yang bertujuan memberikan informasi ilmiah berdasar data di masyarakat kepada Firaun sebagai bahan perimbangan mengambil kebijakan dan pertahanan.
Hamman juga berperan memberi legitimasi atas kebijakan Firaun. Realitas ini juga bagian dari pusaran elite di lingkar kekuasaan. Membentuk opini dan menggiring informasi kepada khalayak secara terstruktur dan sistematis sesuai yang diinginkan Firaun.
Bal’am adalah para rahib, ruhaniawan, agamawan, pendeta bahkan dukun dan paranormal atau tukang sihir dan sebagian kelompok spiritualis atau buzzer yang bertugas memberi legitimasi publik kepada Firaun. Dukungan rahib dan agamawan ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan harmoni antara kepentingan politik yang bersifat material dan kekuatan spiritual dengan dewa-dewa.
Bal’am juga berfungsi mengendalikan emosi rakyat. Termasuk menggerakkan people power dan pengerahan masa lainnya –yang diatasnamakan agama atau iman.
Qarun adalah para kapitalis pemilik modal. Penyandang dana atas proses proyek politik yang sifatnya leterljik ataupun taktis. Qarun inilah yang secara finansial menggerakkan kekuatan ekonomi dan sumber daya alam dan kebutuhan pokok lainnya. Qarun juga mengintervensi kebijakan publik yang bersifat strategis untuk tujuan eksplorasi dan eksploitasi. Mengeruk kekayaan dan sumber daya alam.
Empat simbol sosiologis ini begitu massif dan terus menguat di tataran elite politik kapan pun dan di mana pun. Ini sunatullah. Kita bisa lihat ke empatnya saling menguatkan dan bersinergi sebagai satu kekuatan politik dahsyat. Konspirasi inilah yang secara signifikan menjadi bagian penting dalam setiap proses politik termasuk berebut kekuasaan.
Keempatnya saling menguatkan dalam menjaga kebutuhan masing-masing. Mungkin kita tidak melihat secara kasatmata –tapi bisa merasakan geraknya. Membaui aromanya… dan tak perlu tunjuk hidung siapa Qarun –siapa Bal’am siapa Hamman dan siapa Firaun… tapi apa mau dikata jika seorang wali sudah ‘keprucut’ ngomong: Bahwa si fulan adalah Firaun!! (*)
Qorun sungguh telah memperdaya Fira’un, sehingga Fir’aun lupa siapa dirinya. Semoga Hammam tidak menjadikan organisasi Islam seperti Bal’am. Aamiin