Kunci Hidup Bahagia: Jangan Melihat ke Atas, Sering-seringlah Menengok ke Bawah

0
40
Ratusan peserta mengikuti kajian bulanan PCM-PCA Sukolilo. (Shinta Karlina/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Sukolilo mengadakan kajian bulanan pada Rabu (6/9) malam. Kajian tersebut dipusatkan di SD Muhammadiyah 26 Surabaya.

Kegiatan ini diikuti sekitar 350 orang. Terdiri atas anggota PCM, majelis/lembaga PCM, anggota PCA, majelis/lembaga PCA, anggota PC PM, PC NA, PC IPM, IMM ITS-PPNS-PENS, anggota Kokam, anggota PCM & PCA, dan pengurus takmir masjid se-Cabang Sukolilo. Juga guru dan karyawan AUM pendidikan (SDM 26, TK ABA 52, TK ABA 57, TK ABA 70), pengurus LKSAM Sukolilo (AR Fahruddin, Al Mukmimun), serta para jamaah, simpatisan, dan undangan khusus lainnya.

Dr Taufiqurrahman, Wakil Ketua Pembinaan Haji dan Umrah PWM Jawa Timur, menjadi narasumber. Taufiqurrahman menjelaskan bahwa bahagia itu kita sendiri yang menciptakan.

Ia kemudian menyampaikan beberapa tips hidup bahagia. Pertama, jangan melihat ke atas. Sebab, sering melihat ke atas hanya akan menjadi kufur. “Melihat ke bawah dapat membuat lebih bersyukur,” jelasnya.

Kedua, jangan pernah berburuk sangka pada ketetapan Allah. Sebab, takdir Allah adalah yang terbaik. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan itulah yang terbaik untuknya.”

Ketiga, qana’ah. Menurut dia, qana’ah adalah menerima pemberian Allah dengan penuh keridaan, baik banyak maupun sedikit.

“Karena yakin bahwa Allah-lah yang paling tahu kapan kita butuh banyak dan kapan pula kita cukup dengan sedikit. Nikmatnya sifat qana’ah adalah apabila seseorang diberi sifat qana’ah (merasa cukup), ia akan merasakan kekayaan, hatinya menjadi lapang, dan tidak melihat kepada kenikmatan yang dimiliki orang lain,” bebernya.

Keempat, jangan membandingkan diri dengan orang lain. Lebih baik bandingkan dirimu yang sekarang dengan dirimu yang di masa lalu dan syukuri perubahannya.

“Semua ada waktunya,” ucapnya.

Jangan membandingkan hidup kita dengan orang lain. Tidak ada perbandingan antara matahari dan bulan. Mereka bersinar saat waktu tiba.

“Masing-masing orang punya keahlian yang harus disyukuri,” imbuhnya lagi.

Kelima, hidup sederhana. Taufiqurrahman menjelakan, kesederhanaan memberi kita ruang untuk berpikir lebih dalam atas makna dari kehidupan. Sekecil apa pun uangnya akan cukup bila digunakan untuk hidup, tapi sebanyak apa pun uangnya tak akan pernah cukup jika untuk memenuhi gaya hidup.

“Bahagia itu sederhana, pandailah bersyukur,” pungkasnya di akhir tausiah.

Dalam kesempatan itu, Ketua PCM Sukolilo Muhammad Farid juga menyampaikan surat keputusan (SK) PRM dan serah terima jabatan PRM se-Cabang Sukolilo.

“Membangun Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berkemajuan. Sebab, kita ketahui bersama bahwa kajian ini merupakan kegiatan yang positif dan semua AUM harus berkemajuan dan memiliki pribadi yang baik karena merupakan salah satu ujung tombak persyarikatan,” ujarnya.

Sementara itu, Yunita Puspitasari, Kepala SD Muhammadiyah 26 Surabaya yang menjadi ruan rumah, menyampaikan bahwa tujuan kajian kali ini adalah untuk menyinergikan gerakan antara amal usaha Muhammadiyah.

“Salah satunya SD Muhammadiyah 26 Surabaya agar internalisasi nilai-nilai Al-Islam dan kemuhammadiyahan pada guru dan karyawan serta mempererat persaudaraan,” ungkapnya melalui voice note karena sedang menjalani umrah. (Shinta Karlina/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini