Surabaya, KLIKMU.CO – Kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia sebaiknya dijadikan sistem, bukan menjadi standardisasi. Dengan begitu, dapat mengoptimalisasi para tenaga pengajar dalam mengkreasikan inovasi serta model pembelajaran di dalam kelas.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Riandy Prawita dalam Uji Terbuka Calon Formatur sesi II yang diselenggarakan pada Jumat (11/8) via Zoom Meeting.
Lebih lanjut, Riandy menegaskan bahwa sebetulnya sudah banyak sekolah dan universitas dalam naungan Muhammadiyah, sejak sebelum adanya Kurikulum Merdeka. Instansi tersebut pun sudah menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Kurikulum Merdeka.
“Kita lihat kurikulum yang ada di sekolah dan universitas dalam naungan Muhammadiyah. Sudah jelas memiliki tambahan kurikulum yang itu dari pimpinan pusat dan ada organisasi otonom di dalamnya. Nilai-nilai yang diimplementasikan itu tidak jauh beda dengan Kurikulum Merdeka yang saat ini digaungkan,” ungkapnya.
Riandy menambahkan, IPM sebagai organisasi kepemudaan (OKP) mampu terjun langsung untuk berkontribusi memajukan pendidikan serta sumber daya manusia (SDM) dalam lingkungan pelajar. Strategi yang ditawarkan ialah memperkuat budaya riset terkait kebutuhan pelajar saat ini dalam mengembangkan skill dan pengetahuan serta perkaderan seputar leadership.
Lalu, dari data yang didapat tersebut, dilanjutkan dengan memberikan rekomendari kepada Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang memiliki ranah lingkup tugas di bidang pendidikan, olahraga, dan sejarah.
“Kontribusi kita bisa dengan melakukan riset discovery terkait kebutuhan pada grassroots yang kemudian kita lanjutkan untuk audiensi kepada Komisi X DPR RI serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,” jelasnya.
Selain isu-isu terkait Pendidikan, pria yang pernah menjadi Ketua Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik (AKP) Pimpinan Wilayah (PW) IPM Jawa Timur (Jatim) tersebut juga sempat menyinggung terkait kesehatan mental.
Menurutnya, kesehatan mental di kalangan remaja memang menjadi salah isu yang perlu ditangani serius karena banyak dialami gen Z. Dalam hal tersebut, dia memberikan arahan untuk lebih memperkuat peer counselor dalam lingkungan pelajar agar mampu mengedukasi dan menangani permasalahan tersebut.
“Besar harapan ke depan agar IPM mampu lebih memperkuat jaringan kesegala arah demi mewujudkan perkaderan yang optimal serta mampu memberikan ruang kepada kader-kader pelajar Muhammadiyah se-Indonesia dalam berkreasi. Hal tersebut juga mengingat bahwa IPM merupakan ujung tombak perkaderan persyarikatan Muhammadiyah dalam ranah pelajar,” tandasnya. (Faqih/AS)