17 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita Opini

Laporan Langsung dari Makkah: Dinamisasi Spiritual-Perputaran dan Pengulangan

Dokumentasi Ka’bah. (Andi Hariyadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Andi Hariyadi

Kontributor dari Arab Saudi

KLIKMU.CO

Kawasan Masjidilharam di musim haji sekarang ini semakin padat dikunjungi saudara-saudara muslim kita dari berbagai negara yang tidak membedakan latar belakang. Semua bergerak bersama di tempat yang sama pada waktu yang sama. Meski panas menerpa, bukan gelisah justru tegar menghadapinya untuk menyempurnakan ritual ibadah yang diperintahkan-Nya.

Guna memenuhi panggilan Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci Makkah, dibutuhkan persiapan yang matang baik dari aspek kesehatan fisik, bekal ilmu, kecukupan finansial hingga ketercerahan spiritual untuk mampu menjaga ketauhidan dan melepaskan jeratan kemusyrikan sehingga kemabruran yang didapatkan.

Perjuangan dan pengorbanan yang sarat keteladan Nabi Ibrahim as kemudian disempurnakan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam tuntunan manasik seperti tawaf, sa’i, wuquf, mabit di Mina, Jumroh, berqurban, dan tahalul merupakan satu kesatuan ritual disamping berulang setiap tahunnya dimusim haji. Juga ada beberapa ritual diantaranya dilakukan pemutaran dan pengulangan seperti saat tawaf dan sa’i.

Mengelilingi Ka’bah diawali dari titik Hajar Aswad terus bergerak berputar dengan lantunan doa-doa dan kembali lagi di Hajar Aswad selama 7 kali. Prosesi ritual kemudian dilanjut pergerakan putaran dan pengulangan sai diawali dari bukit Sofa hingga ke bukit Marwah sebanyak 7 kali dengan lantunan doa dan berakhir di bukit Marwah. Aktivitas fisik tersebut memang ada kelelahan, apalagi ditambah terjadinya pengumpulan massa sehingga terjadi berdesakan, namun segera terurai untuk melanjutkan pergerakan perputaran dan berulang.

Ada banyak hikmah yang bisa kita dapatkan ketika melakukan ritual gerakan berputar dan pengulangan tersebut, di antaranya untuk fokus istiqomah, karena beragam kesibukan aktivitas keseharian, sehingga mempengaruhi hubungan kedekatan kita sebagai hambaNya dengan Sang Kholik  Allah SWT. Di antaranya yang seharusnya kita fokus dan istiqomah untuk mengharap ridhoNya, akhirnya terjadi penyimpangan arah dalam beribadah, bukan lagi untuk ridhoNya, tetapi untuk mendapat popularitas, tebar pesona seakan kesolehan, tetapi ternodai oleh berbagai kepentingan sehingga kemusyrikan didapatkan.

Maka kehampaan dan kesia-siaanlah bahkan tertolak apa yang dilakukan. Untuk itu luruskan niat dan terus dipertahankan meski banyak rayuan yang menggiurkan. Istiqomah beribadah kepadaNya hendaknya lebih diutamakan dan diprioritaskan dan terus diulang melalui perputaran spiritual menuju kemuliaan hidup.

Dinamika kehidupan kadang mendapat kesuksesan atau kegagalan, kadang dalam hidup ini menerima kekalahan atau kemenangan. Maka pergerakan spiritual perputaran dan pengulangan telah memberikan banyak kesempatan untuk perubahan yang lebih baik. Jangan mudah putus asa atau kecewa karena apa yang diharapkan belum terwujudkan, sehingga dengan istiqomah akan terbukalah kesempatan untuk melakukan yang lebih baik. Sadarlah kita bagaimana curahan rahmat dan nikmat dariNya terus diberikan kepada kita sehingga kita harus istiqomah beribadah kepadaNya.

Aktivitas ritual perputaran dan pengulangan tersebut juga mengajarkan kepada kita untuk tegar dan sabar ketika menghadapi berbagai persoalan yang ada. Ritual berputar dan berulang meski ada kelelahan dan itulah pelajaran kehidupan di mana kadangkala kita sepertinya merasa berat, namun dengan kesempurnaan niat beribadah apa yang kita anggap berat akan diberikan kemudahan, solusi dan penyelesaian yang lebih berarti.

Panggilan Allah SWT untuk berhaji benar-benar menjadi energi yang besar untuk kesempurnaan, keteladanan, dan kemuliaan. Hari Jumat ini tamu Allah dari penjuru dunia yang berjauhan, dan ketika Tawaf mengelilingi Ka’bah begitu dekat dan menyatu dalam kebersamaan menguatkan ketauhidan, menyucikan dan memujiNya, tidak ada kekuatan selain dariNya. Pengulangan gerakan berputar dengan bacaan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir serta doa kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagai bentuk kepasrahan diri dengan harapan mendapat rahmatNya.

Pergerakan menuju bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali pengulangan, sebagai bekal kekuatan untuk menapaki beratnya kehidupan, jika kita lemah akan terbawa arus kehinaan dan kesengsaraan.

Dinamisasi spiritual secara masal mempertemukan insan tawakkal sebagai bagian dari  manasik haji mampu mengkonstruksi dan mentransformasikan nilai nilai ketauhidan dalam dinamisasi kemanusiaan yang lebih beradab. Sikap arogansi dan diskriminasi merupakan bentuk turunan dari kemusyrikan akan tergerus dan tersingkirkan dalam pusaran gerakan spiritual masal melalui rangkaian ibadah haji dengan pengulangan yang terintegrasikan.

Karena itu, lahir dan hadirnya sosok pribadi dengan predikat haji mabrur yang istiqomah beribadah dan beramal soleh dalam frekuensi dakwah yang lebih luas. Pergerakan perputaran dan pengulangan dari beberapa rangkaian ibadah haji mampu membangun ukhuwah, Ishlah, dan Ta’awun. (AS)

Makkah, Jumat 24 Juni 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *