Laporan Langsung dari Makkah: Kesan dan Persiapan Tarwiyah ke Mina

0
236
Dok Andi Hariyadi dari Makkah, Arab Saudi.

Oleh: Andi Hariyadi

Kontributor dari Arab Saudi

KLIKMU.CO

Program Tarwiyah dari KBIHU Muhammadiyah Surabaya oleh calon jamaah haji mulai diminati oleh warga jamaah. Karena itu, ke depan layanan ibadah haji perlu lebih ditingkatkan. Demikian disampaikan Amirul Hajj KBIHU Muhammadiyah Surabaya saat pembinaan persiapan Tarwiyah pada Rabu (7/6/2022).

Program Tarwiyah dengan bermalam di Mina pada 8 Dzulhijjah sebelum menuju Arofah untuk Wuquf menjadi bagian dalam rangkaian ibadah haji.

Setelah khataman kegiatan kajian rutin membahas kitab Arbain Nawawi oleh Ustadz Dikky Syadqumullah, ada beberapa kesan dari beberapa jamaah. Di antaranya Ustadz Yusuf selaku ketua regu 1. Yusuf menyampaikan, seusai praktik manasik haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, dia ke rumah sang ibu di Bratang. Ia ceritakan bahwa ada ‘Kiai KBIHU’ yang cukup muda. Ya, pakai istilah Kiai KBIHU supaya hampir mirip dengan istilah Kiai Kloter.

Sebenarnya istilah resmi Kiai Kloter adalah TPIHI, Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia. Ia mendampingi Ketua Kloter, yang sebenarnya nama resminya TPHI, Tim Pemandu Haji Indonesia.

Lainnya ada TKHI, Tim Kesehatan Haji Indonesia. Tahun ini TKHI hanya dua. Satu dokter, satu perawat. Dulu-dulu ada dua perawat. Sekarang mungkin karena semua jamaah di bawah 65 tahun dianggap sehat semua.

Alhamdulillah, Kiai KBIHU ini sebenarnya TPHD (Tim Pemantau Haji Daerah) dan kajian yang disampaikan begitu familier dan berbobot sehingga jamaah antusias mengikutinya.

Ibu saya ketua Aisyiyah Ranting dan adik saya yang guru SD Muhammadiyah 16 Kreatif langsung paham. “Itu Ustadz Dikky putranya pengasuh Pondok Ummul Quro’ ta?” tanya mereka saat saya jelaskan adanya Kiai KBIH.

Saya malah belum paham, mereka sudah kenal betul. Khususnya adik saya yang guru dan wali kelas dari putranya beliau. Betul karena kami KBIHU Muhammadiyah Surabaya, maka TPHD dari wakil Muhammadiyah ini menjadi Kiai KBIHU.

Nama lengkapnya Ustadz Dikky Syadqumullah. Dia salah satu putra dari Ustadz KH Khoiruddin. Pengasuh Ponpes Ummul Quro di Semolowaru Surabaya. Saya malah lebih kenal ayahnya. Karena saya selalu ikuti kajian beliau di masjid dekat rumah sebulan sekali. Juga kajiannya secara live di radio Suara Muslim FM Surabaya usai Isyak.

Pernah suatu ketika, beliau tidak hadir maka digantikan oleh putranya. Berarti saudaranya Ustadz Dikky. Sedangkan teman karib saya sejak saya kerja di SCTV, Deny Baskoro, besanan dengan beliau. Yang jadi menantu teman saya itu adiknya Ustadz Dikky.

Ternyata meski berbeda gaya dengan ayahnya, kajian oleh Ustadz Dikky juga menarik. Penyampaiannya mudah dimengerti dengan contoh-contoh yang membumi. Ustadz yang istrinya dokter ini wawasannya juga luas karena aktif di politik. Maka rasanya tak bosan mengikuti kajiannya dan tak sabar menunggu kajian berikutnya.

Ustadz Dikky memberi pemantapan mental pada kami, jamaah haji KBIHU Muhammadiyah Surabaya, setiap hari selama di Makkah ini. Yakni dengan mengaji Kitab 40 Hadits Arba’in oleh Imam Nawawi. Kajian dilakukan di lorong hotel kami setiap pukul 09.00.

Maka meski saya sudah khatam berkali-kali baca Kitab Arba’in dan mengikuti kajian Kitab Arba’in oleh Ustadz-Ustadz lain, tetap saya merasa baru saat mendengarkan uraiannya. Kajiannya semakin memantapkan ibadah haji kami.

Karena itu, kami membeli 100 buku Arba’in Nawawi sebagai oleh-oleh haji. Saya pikir oleh-oleh ini lebih bermanfaat bagi yang lain.

Penjelasan terkait Tarwiyah dan beberapa manasik haji disampaikan secara gamblang, di samping memperhatikan Nash yang ada juga memperhatikan kondisi yang ada agar ibadah haji dilakukan dengan lancar dan tertib, mengingat kondisi alam dengan suhu yang panas dan besarnya jumlah jamaah haji sehingga upaya kesehatan dan keselamatan tetap dipertahankan. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini