Laporan Langsung dari Makkah: Ternyata Bukan Zamzam Oleh-Oleh Terbaik Haji

0
6126
Foto jamaah KBIHU Muhammadiyah Surabaya menjelang kepulangan haji. (Andi Hariyadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Andi Hariyadi

Kontributor dari Arab Saudi

KLIKMU.CO

KLIKMU.CO – Jamaah haji kloter awal gelombang satu sudah menyiapkan koper dan bawaannya dengan sebaik-baiknya agar bisa membawa pulang oleh-oleh terbaik bagi sanak famili tercinta di tanah air. Sayangnya, regulasi Arab Saudi melarang keras air zam zam sebagai barang bawaan. Hal itu dipublikasi lewat medsos dan banner agar jamaah tidak melanggar dengan barang bawaan zamzam. Tapi, masih banyak jurus-jurus dari jamaah yang nekat mengisi bawaannya dengan zamzam.

Menurut Ustadz Andi Hariyadi, ketua rombongan 10 KBIHU Muhammadiyah Surabaya, sejatinya oleh-oleh terbaik bagi seorang haji bukan pada zamzam atau isi koper lainnya, melainkan kesabaran dan keteguhan yang menjadi spirit mereka selama mereka beribadah.

Dimulai fase Arba’in di Madinah yang dengan teguh di bawah terik matahari untuk mengikuti jamaah tepat waktu di Masjid Nabawi. Sampai fase Armusna yang benar-benar diuji kesabaran dan keteguhan seorang haji, seperti saat antre di bus shalawat dan masuk Masjidilharam.

“Itulah yang harus ditularkan sebagai oleh-oleh spiritual dari perjalanan haji,” tegasnya.

Semua itu, kata Andi, seharusnya dapat melecutkan semangat dan kesadaran yang membuncah dalam diri jamaah haji. Dengan begitu, ketika berhaji, mereka tidak sekadar mendapatkan haji mabrur, tetapi juga menjadi pribadi yang di dalam dirinya telah tertanam semangat. Juga kesadaran dan tekad yang kuat untuk membela Islam dan mengembalikan kejayaan Islam.

“Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi saw dan para sahabat dengan dakwah mencerahkan penuh keteladanan,” paparnya.

Kebersamaan Menambah Persaudaraan

Sementara itu, alhamdulillah rangkaian ibadah haji sudah terlaksana. Setelah Tawaf Ifadhoh di Masjidilharam sambil menunggu Tawaf Wada’, jamaah haji KBIHU Muhamadiyah Surabaya pada hari Kamis, 14 Juli 2022, berkunjung ke Kota Thoif yang berhawa sejuk di tengah panasnya gurun tandus dan bukit batu di sepanjang perjalanan. Sebelumnya transit sejenak di Masjid Ibnu Abbas agar jamaah haji mengerti sejarah dakwah Rasulullah Muhammad SAW saat berhijrah ke Thoif mendapat penolakan dari masyarakat saat itu bagaimana dan mengetahui perjuangan Ibnu Abbas dalam menyebarkan agama Islam.

Demikian disampaikan Amirul Hajj KBIHU Muhammadiyah Surabaya Ustadz H. Husni.

Ia melanjutkan, kebersamaan dan persaudaraan jamaah begitu kuat untuk saling membantu. Lalu, pada hari Ahad, 17 Juli 2022, dapat melakukan Tawaf Wada’.

“Mengingat rombongan kami di kloter 05 SUB pada hari Senin siang, 18 Juli 202, sudah meninggalkan Makkah untuk proses pemulangan ke Indonesia,” ujarnya.

Ustadz Andi Hariyadi menambahkan, kebersamaan dan menguatkan persaudaraan adalah pelajaran berharga dengan penuh ketulusan bisa berbagi dan sabar dalam memberikan layanan suatu peran yang sungguh berarti. Sehingga diharapkan bisa istiqamah hingga kembali ke kampung halamannya.

Andi melaporkan, dukungan dan partisipasi warga jamaah yang mampu mengutamakan kebersamaan di atas kepentingan pribadi merupakan bentuk dari implementasi nilai-nilai spiritual. Seperti kebersamaan dalam pendampingan ibadah, penjadwalan layanan konsumsi, menjenguk dan memotivasi jamaah yang sakit, saling mengirim aneka makanan dan minuman serta memberi obat-obatan yang diperlukan.

“Partisipasi ibu-ibu dalam memperkuat ukhuwah jamaah haji begitu berarti, seperti Hj Fauziah selaku anggota Ranting Aisyiyah Keputih membantu peribadatan saat di Mina, Hj Nurhasanah selaku ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDA Surabaya membantu memberi tausiyah pada jamaah ibu-ibu saat di Mina, Hj Masunah sempat berbagi masakan soto daging, Hj Nurul Aini sempat berbagi aneka  sari laut khas Kenjeran yang menggugah selera makan. Demikian pula Hj Yuningsih yang suka berbagi sayur lodeh untuk makan pagi menambah lahap makan bersama. Dan masih banyak ibu-ibu lainnya yang suka berbagi. Semoga ini bernilai ibadah dan menjadi amal soleh kita,” jelas Andi.

Andi melanjutkan, kebersamaan dalam menjalankan ritual dan interaksi sosial penuh keikhlasan saat di Makkah ini segera berakhir karena harus kembali ke Indonesia. hal ini bukan sekedar cerita yang menjadi kenangan, tetapi menjadi penyemangat  dakwah Islam dalam spektrum yang lebih luas.

“Kami mungkin berpisah secara fisik, tetapi hati kami di sini. Izinkan kami untuk bertemu kembali secara fisik di sini kelak. Secepatnya di Baitullah. Kalau pun kami tak sempat ke sini izinkanlah anak cucu keturunan kami ke sini. Dan kumpulkan kami semua di syurgamu. Ya Allah kami semua ke sini sebab panggilan-Mu,” kata Hj Sulistyowati. (AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini