Lazismu Siapkan Program Kampung Berkemajuan

0
34

Jakarta KLIKMU CO- – Menindaklanjuti hasil rekomendasi rakernas tentang pemberdayaan masyarakat (community development) gelar Workshop Panduan, Pelatihan, LFA, dan Asesmen Program Kampung Berkemajuan Inovasi Sosial Berbasis dari tanggal 25 Juli hingga 2 Agustus 2024 di Jakarta.

Kegiatan ini diikuti oleh Lazismu Wilayah Jateng, Jatim, Jabar, DIY, dan Lampung.

Ketua Badan Pengurus Lazismu, Ahmad Imam Mujadid Rais menyampaikan bahwa program ini juga merujuk pada pesan yang disampaikan oleh Ketua Umum Muhammadiyah dalam pengkajian Ramadhan tahun ini tentang dakwah kultural.

“Sudah banyak capaian yang diperoleh Muhammadiyah dari AUM-nya, hanya saja ada satu kerisauannya yaitu jejak pemberdayaan yang bisa dijadikan contoh,” katanya.

Di tengah capaian itu, sambung Mujadid Rais, kita masih ingat ada hasil penelitian yang cukus mengena tentang penurunan jumlah anggota persyarikatan. “Apapun itu hasilnya dari yang mengkritik, ini merupakan suatu otokritik bagi kita,” Mujadid Rais dalam sambutannya.

“Apakah kita selama ini hanya fokus pada satu aspek saja atau berusaha memperluas jangkauan dakwah yang sudah ada,” jelasnya.

Menurut Mujadid Rais, kendati ada beberapa persoalan yang dihadapi sejauh ini, pada dasarnya merupakan kenyataan yang harus dicari solusinya.

Sebagai contoh di Aceh, tepatnya di Bireun, mungkin kasusnya berbeda, papar Mujadid Rais, Muhammadiyah tidak merasa sebagai ormas besar di sana. Namun, ada salah seorang pimpinannya yang mau datang ke komunitas masyarakat setempat dengan pendekatan yang inklusif.

“Karena orang asli Aceh, ia sangat menghormati kearifan lokal masyarakat setempat dan dakwah berbasis masjidnya masih bisa diterima kalangan masyarakat, ini suatu hal yang menarik,” tuturnya.

Belajar dari realitas yang ada, sebut Mujadid Rais, selama ini kita melihat seolah ada capaian yang positif, tapi di sisi lain ada yang tertinggal. Sebab itulah, pada pengajian Ramadhan yang lalu salah satu kajiannya adalah soal perluasan basis wilayah.

“Lazismu berangkat dari kajian itu bagaimana merangkul sesame dengan pendekatan dakwah inklusif. Menghadapi komunitas tertentu tidak cukup dengan pendekatan amar ma’ruf hahi munkar. Bahkan amar ma’ruf nahi munkar bisa dimaknai secara lebih luas,” jeasnya.

Kendati demikian, mendampingi masyarakat memerlukan usaha keras, tidak bisa sendiri-sendiri. “Kita perlu kolaborasi dan sinergi sehingga ketika ada orang bertanya di mana contoh pemberdayaan masyarakat di Muhammadiyah, kita bisa jawab dengan adanya kampung berkemajuan sebagai satu contohnya,” lanjutnya.

Mujadid Rais menyebut, sejauh ini, bila ada yang menanyakan soal pemberdayaan di masyarakat, kita hanya mengarahkan ke mereka sekolah atau kampus. Kita belum bisa menunjukkan suatu komunitas masyarakat sebagai komunitas pemberdayaan dan pembinaan.

Padahal, sambung Ketau Pengurus Lazismu itu, kita menginginkan ada sesuatu yang berkelanjutan, sehingga dari Muhammadiyah bisa dilihat ada sesuatu yang bernilai.

“Mudah-mudahan Langkah kecil kita untuk sembilan hari kedepan bisa bermanfaat,” terangnya.

Menurut Mujadid Rais, Muhammadiyah punya anaisa sosial yang bisa dijadikan cara pandang. Semua aktor perlu dilibatkan dalam menempatkan kampung berkemajuan. Lazismu juga perlu melihat lokalitas yang akan menjadi agenda pemberdayaan, sehingga tidak lepas dan selalu berkelanjutan berdasarkan kebutuhan lokal di masyarakat setempat.

“Semoga dengan ikhtiar ini, Lazismu dapat berkontribusi bagi persyarikatan dan umat,” tutupnya.

P(Tim Media Lazismu PP Muhammadiyah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini