Bojonegoro, KLIKMU.CO – Setelah menerima SK pengurus dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro menggelar ngopi bersama, Selasa (9/5). Acara tersebut bertempat di Kafe Kartono Jalan dr Cipto Bojonegoro (selatan RSUD lama) mulai pukul 19.30-22.00 WIB.
Acara ngopi yang dikemas santai ini dihadiri oleh Wakil Ketua PDM Bojonegoro yang membidangi Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik, Majelis Hukum dan HAM, serta Majelis Pemberdayaan Wakaf Drs H Sholikhin Jamik SH MH.
Dalam arahannya, Sholikhin Jamik menyampaikan bahwa Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik dibutuhkan oleh Muhammadiyah untuk mengawal kerja-kerja taktis dan strategis Muhammadiyah melalui jalur dakwah kekuasaan serta keterlibatan aktif dalam urusan kebijakan publik.
“Kita kumpul ngopi ini untuk menyatukan visi agar benar-benar memahami pentingnya peran strategis LHKP dalam urusan politik kebangsaan dan kebijakan publik di tingkat lokal Kabupaten Bojonegoro. Dengan membuat kanal khusus agar dapat mengawal kerja-kerja strategis serta mendiasporakan kader Muhammadiyah pada ranah kebangsaan,” tuturnya.
Sholikhin berharap seluruh pengurus LHKP PDM Bojonegoro memiliki pemahaman yang utuh tentang pentingnya peran LHKP untuk dakwah Muhammadiyah di jalur politik kebangsaan.
“Dan dapat memahami ruang lingkup kerjanya tidak hanya pada urusan politik kepemiluan, tetapi juga pascapemilu serta urusan kebijakan publik baik tingkat lokal, regional, maupun nasional bahkan internasional,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sholikhin merasa bersyukur LHKP PDM Bojonegoro diisi oleh teman-teman kader Muhammmadiyah yang tersebar di berbagai partai politik ada yang di Bojonegoro. Yaitu, PAN, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Nasdem, Partai Gelora, PDIP, Partai Ummat, dan Partai PKN. Juga diisi kader di eksekutif (birokrat), lembaga yudikatif, dosen, peneliti, serta pengusaha.
“Ini menandakan LKHP PDM Bojonegoro tidak hanya kumpulan orang, tapi kumpulan orang berpikir keberagaman. Ada kegembiraan dalam suasana ini karena ada irama kehidupan. Dan dalam hidup ini irama itu ada karena ada keberagaman, kemajemukan, dan perbedaan itu sendiri, bukan irama tunggal,” tuturnya.
“Muhammadiyah ke depan harus diatur dengan keragaman irama. Harus ada berbagai irama karena Muhammadiyah tidak hanya butuh persatuan, tapi juga butuh keberagaman seperti yang tergambar dalam pengurus LHKP ini,” imbuh dia.
Sholikhin sambil menyindir kondisi Indonesia saat ini ada usaha mau dibuat irama tunggal seperti bermain lato-lato. Disatukan iramanya menjadi irama tunggal. Dengan alasan demi persatuan, keberagaman harus dihilangkan.
“Sikap tersebut menyalahi historis berdirinya bangsa dan negara kita ini. Di Sumpah Pemuda semua mengakui ada keberagaman, ada kemajemukan, dan ada perbedaan. Maka, ada pesan historis dari Sumpah Pemuda, yaitu dengan keberagaman maka kita butuh persatuan. Jangan dibalik demi persatuan maka keberagaman harus dihilangkan,” tegasnya.
Di akhir arahannya, Sholikhin mengajak semua pengurus LHKP PDM Bojonegoro setelah menahami keberagaman dalam pengurus ini untuk mewujudkan mimpi besar. Yakni, Muhammadiyah menjadi rumah besar tempat berteduh dari berbagai keberagaman lantar belakang.
“Mari bersinergi dan berkolaborasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua LHKP PDM Bojonegoro Heli Suharjono SE MM menyampaikan, kader Muhammadiyah yang berada di berbagai partai politik dan intitusi berharap kembali ke rumah besar Muhammadiyah sehingga dapat memberikan kontribusi positif dan memberi manfaat kepada masyarakat.
“Detik ini mari kita memproklamasikan diri menjadi tentara dan pejuang Muhammadiyah di masing-masing bidang dan kepartaian,” ujar Sekretaris Partai Nasdem Bojonegoro itu. (AS)