Libur Sekolah, Tiga Santri PAM Kenjeran Jadi Chef Dadakan

0
116
Tiga santri PAM Kenjeran membantu Muslika di dapur membuat empal sepesial. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Kenjeran mengajarkan cara membuat menu empal spesial ala santri di asrama putra Jalan Tambak Wedi Baru No 77 Surabaya, Rabu (13/7/2022).

Libur sekolah masih dirasakan santri yang saat ini menjadi mahasiswa dan siswa yang ada di asrama panti putra PAM Kenjeran. Libur sekolah pun dimanfaatkan betul oleh tiga santri. Tidak menjadikan mereka sebagi santri putra minder belajar memasak, tetapi harus ada sesuatu yang dihasilkan.

Tiga santri putra sejak pagi sibuk di dapur untuk membantu Muslika sebagai juru masak di asrama putra. Saat diwawancarai kontributor KLIKMU.CO, Muslika menjelaskan bahwa hari ini dia akan memasak daging empal spesial yang akan dibantu oleh anak-anak.

“Saya merasa senang sudah dibantu sama anak-anak yang kesekian kalinya. Memang tidak hanya hari ini saya dibantu. Tetapi anak-anak selalu membantu saya di dapur dalam hal apa pun,” ujarnya.

Menurut dia, kehadiran anak-anak sedikit meringankan beban di dapur. Sehingga lebih cepat masaknya untuk makan santri nanti siang.

“Hari ini anak-anak membantu saya mulai mengelupas kulit bawang putih, mengelupas bawang merah, memotong sayur kangkung, memotong kacang panjang, membuat sambal, hingga nanti mengolah daging empal sepesial ala santri PAM Kenjeran. Nanti akan saya ajari bagaimana cara membuat empal sepesial yang enak,” katanya.

Selain itu, kata Muslika, momen seperti ini menyenangkan karena dia bisa lebih dekat dengan mereka. “Saya bisa mengajak komunikasi dengan anak-anak karena mereka sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri. Di kemudian hari juga supaya mereka semuanya bisa mandiri. Nantinya ketika mereka dewasa, insya Allah pasti selalu ingat dengan saya,” ucapnya sambil terharu.

Dian Jayadi Arifin yang saat ini kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan ampel jurusan Tafsir Al-Qur’an mengatakan, saat ini dia sedang libur alias tidak ada perkuliahan. Karena itu, dia ingin mengisi waktu luang untuk membantu Muslika di dapur.

“Supaya saya bisa belajar memasak empal spesial di dapur. Tidak semua laki-laki bisa memasak, maka dari itu saya ingin mempunyai bakat itu dan membantu supaya bisa memasak,”  ujar Jayadi yang juga sebagai guru ngaji di asrama.

Muhammad Fahrul yang saat ini kelas 2 di SMP Muhammadiyah 15 Surabaya juga menjelaskan, dirinya sejak kecil sebelum tinggal di asrama selalu membantu sang ibu di dapur. Ketika membantu seperti ini, dia pun teringat ibunya di rumah.

“Saya senang bisa membantu Ibu Lika karena sudah saya anggap sebagai ibu saya sendiri di asrama. Beliau orangnya sangat baik dan sabar,” terangnya.

“Banyak pengalaman yang saya dapatkan ketika membantu Ibu Lika bisa mencontoh resepnya. Karena menurut saya masakaan Ibu Lika enak sekali. Semoga bisa saya pelajari resepnya nanti,” imbuhnya.

Sementara itu, Rasya Rizki Darmawan kelas 6 SD Negeri Sidotopo Wetan 1 Surabaya juga merasa senang bisa membantu masak. “Saya melakukan ini sebagai wujud kepedulian saya terhadap siapapun, termasuk orang yang lebih tua di asrama. Saya memang baru tinggal di asrama putra beberapa bulan, tetapi saya juga tidak mau sekadar diam dan santai di sini,” katanya.

“Asrama putra ini sudah saya anggap sebagi rumah kedua saya. Maka dari itu, saya selalu menjaga merawatnya dan membantu dalam hala apa pun,” imbuh santri yang mau melanjutkan ke SMP Muhammadiyah 15 Surabaya itu. (Nashiiruddin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini