Lamongan, KLIKMU.CO – Ketua Yayasan Ma’had Al Muttaqin Blimbing Muhammad Wahid menyampaikan khutbah Jumat (8/12) di Masjid Hj Situl Baanat Kholid Ali Mantup Lamongan. Materi khotbah yang disampaikan seputar manfaat muhasabah diri di akhir tahun.
Di hari sayyidul ayyam ini, Wahid mengajak untuk senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT. Hal itu sesuai firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 197.
“Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.”
Ibarat dalam sebuah perjalanan panjang, kita harus menyempatkan diri berhenti istirahat untuk mengumpulkan kembali semangat dan tenaga guna melanjutkan perjalanan berikutnya.
“Begitu juga dalam kehidupan di dunia, kita mesti harus menyediakan waktu untuk melakukan introspeksi, evaluasi, menghitung, sekaligus kontemplasi yang dalam bahasa Arab disebut dengan muhasabah,” tuturnya.
Saking pentingnya muhasabah ini, Sayyidina Umar bin Khattab pernah berkata: “Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi hisab yang lebih besar. Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah juga bersabda: “Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.”
Sementara dalam Al-Qur’an, menurut Whaid, Allah juga telah mengingatkan pentingnya melakukan muhasabah diri dengan melihat apa yang telah kita lakukan pada masa lalu untuk menghadapi masa depan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hasyr ayat 18: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dari perintah Allah dan Rasul serta nasihat dari para sahabat di atas, kita bisa mengambil beberapa catatan penting tentang manfaat dari muhasabah diri ini.
Setidaknya, Wahid memerinci, ada lima manfaat yang bisa kita rasakan dari upaya melakukan charging (mengecas) semangat hidup melalui muhasabah diri ini.
Pertama, sebagai wahana mengoreksi diri. Dengan muhasabah diri, kita akan mampu melihat kembali perjalanan hidup sekaligus mengoreksi manakah yang paling dominan dari perjalanan selama ini.
“Apakah kebaikan atau keburukan, apakah manfaat atau madlarat, atau apakah semakin mendekat atau malah menjauh dari Allah SWT. Kita harus menyadari bahwa semua yang kita lakukan ini harus dipertanggungjawabkan di sisi Allah,” ujarnya.
Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Yasin ayat 65: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
Kedua, lanjut Wahid, upaya memperbaiki diri. Dengan muhasabah diri, kita akan mampu melihat kelebihan dan kekurangan diri yang kemudian harus diperbaiki di masa yang akan datang.
“Dengan memperbaiki diri, kualitas kehidupan akan lebih baik dan waktu yang dilewati juga akan senantiasa penuh dengan manfaat dan maslahat bagi diri dan orang lain,” paparnya.
Ketiga, momentum mawas diri. Diibaratkan ketika kita pernah memiliki pengalaman melewati jalan yang penuh lika-liku. Maka, kita bisa lebih berhati-hati ketika akan melewatinya lagi.
“Mawas diri akan mampu menyelamatkan kita dari terjerumus ke jurang yang dalam sepanjang jalan,” tegasnya.
Allah SWT berfirman: “Taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul serta berhati-hatilah! Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (ajaran Allah) dengan jelas.”
Keempat, memperkuat komitmen diri. Dia menjelaskan, setiap orang pasti memiliki kesalahan. Oleh karena itu, muhasabah diri menjadi waktu untuk memperbaiki diri dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kembali kesalahan yang telah dilakukan pada masa lalu.
“Jangan jatuh di lubang yang sama. Buang masa lalu yang negatif, lakukan hal positif hari ini dan hari yang akan datang,” paparnya.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).” (HR Al-Hakim)
Kelima, sebagai sarana meningkatkan rasa syukur dan tahu diri. Menurut Wahid, kita harus sadar sesadar-sadarnya bahwa keberadaan kita sampai dengan saat ini sama sekali tak bisa lepas dari nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan Allah.
Oleh karena itu, muhasabah diri akan membawa kita mengingat nikmat yang tak bisa dihitung satu persatu. Jangan sampai kita tak tahu diri dan kufur kepada nikmat Allah.
Allah SWT telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 7: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
“Mari kita senantiasa melakukan muhasabah diri setiap saat. Terlebih saat ini kita berada di pengujung tahun 2023 dan akan memasuki tahun baru 2024 yang menjadi waktu ideal untuk melakukan muhasabah diri,” kata Wahid.
”Semoga kita senantiasa mendapatkan petunjuk yang terbaik dari Allah dan semoga di tahun yang akan datang kita selalu di beri kesehatan, keberkahan, kesuksesan, dan selalu bermanfaat bagi umat,” tandasnya.
(Alfain Jalaluddin Ramadlan/AS)