13 November 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Mahasiswa Bisa Bantu Penyelenggara Pemilu Edukasi Masyarakat

Para pemateri diskusi bertajuk “Peran Mahasiswa di Bumi Arema dalam Pemilu 2024″ di UMM. (Humas UMM/KLIKMU.CO)

Malang, KLIKMU.CO – Merujuk pada Undang-Undang No 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pemilu, prosesnya harus diselenggarakan dengan asas-asas yang mengikat untuk mewujudkan pemilu yang bisa menjamin demokrasi. Tentunya, generasi muda memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan pemilu yang berasas luber jurdil.

Hal itu disetujui oleh Mochammad Arifudin SHum, Ketua Bawaslu Kota Malang, yang hadir dalam Talkshow Pemilu Damai 2024 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Kamis (1/2/2024).

Dalam agenda bertajuk “Peran Mahasiswa di Bumi Arema dalam Pemilu 2024” itu, ia menyebut bahwa mahasiswa memiliki peran mengkritisi dan melakukan pengawasan terhadap calon pemimpin. Jika melihat penyelenggaraan pemilu dari tahun sebelumnya, terdapat banyak perubahan sistem tata penyelenggaraan.

Contohnya, pada pemilu saat ini, media sosial menjadi salah satu media yang banyak digunakan untuk kampanye maupun menyampaikan aspirasi.

“Tapi minusnya, media sosial juga bisa menjadi ladang penyebaran hoaks dan ujaran kebencian,” ujarnya.

Arifudin menambahkan, peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk mengkritisi serta mengawasi penggunaan media sosial serta mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terserang hoaks. Selain itu, dapat berkolaborasi dengan instansi pendidikan, komunitas, maupun pemerintah untuk menyelenggarakan pemilu yang damai.

Dalam artian, mahasiswa tak hanya aktif dalam menyelenggarakan pemilu damai, namun juga turut aktif 100 persen dalam pemilu.

Turut hadir tokoh perempuan Kota Malang sekaligus Ketua Komunitas Perempuan Peduli Indonesia, Ya’qud Nanda Gudban. Ia menyatakan, mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki nilai pada dirinya.

Nilai tersebut nanti tidak berhenti hanya pada dirinya, namun juga harus dibagikan masyarakat lain agar menjadi pemilih yang cerdas.

“Maksud pemilih cerdas yaitu pemilih yang mengetahui parameter dalam menentukan pilihannya. Jangan sampai hanya karena terbawa suasana sampai melupakan substansi dan program yang diberikan setiap calon pemimpin. Dari pemilih cerdas inilah dapat tercipta pemilu 2024 yang damai,” ucapnya.

Menurutnya, salah satu kelemahan generasi muda saat ini adalah literasi. Pada zaman dahulu, informasi banyak didapatkan dari buku maupun televisi. Namun, saat ini penyebaran informasi banyak didapatkan di media sosial yang banyak memberikan informasi yang salah.

Hal serupa juga disampaikan PJ Walikota Malang yang diwakili oleh Drs Ali Mulyanto MM selaku Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kesejahteraan Rakyat, dan Sumber Daya Manusia Pemerintah Kota Malang.

Ia menjelaskan, mahasiswa berperan sebagai penegak dan penengah penyelenggaraan pemilu. Mereka juga perlu mengedukasi masyarakat untuk menyukseskannya.

“Suksesnya pemilu 2024 tidak hanya dari penyelenggara, namun juga mahasiswa sebagai garda terdepan dalam memberikan edukasi politik kepada masyarakat,” tuturnya.

(Wildan/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *