Mahasiswa UM Surabaya Olah Sampah Jadi Pupuk Cair Ramah Lingkungan, Cara Kerjanya Mudah!

0
36
Mahasiswa KKN UM Surabaya mengolah limbah menjadi bahan dasar pupuk ramah lingkungan melalui mesin pembakar. (Humas UM Surabaya)

KLIKMU.CO – Pemanfaatan sampah rumah tangga banyak digalakkan untuk mengurangi limbah. Mulai pengolahan kembali kreasi barang berguna dan ekonomis hingga layak jual.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya tak mau ketinggalan. Mereka mengolah limbah menjadi bahan dasar pupuk ramah lingkungan melalui mesin pembakar. Mesin pembakar yang dibuat membutuhkan waktu pengerjaan selama dua bulan telah diuji cobakan di Kecamatan Bulak Banteng, Surabaya.

Dikki Yostiano Ferhansyah, salah satu anggota KKN di Kecamatan Bulak, menjelaskan, alat yang dinamakan alat pembakar sampah rendah emisi ini dilatarbelakangi karena banyaknya sampah rumah tangga yang terus menumpuk. Apalagi masyarakat lebih memilih membakar di tempat terbuka yang menyebabkan gangguan-gangguan di sekitar lingkungan dibanding mengubur sampah.

“Di Kelurahan Bulak Banteng masih banyak sampah berserakan. Ini menjadi acuan kita untuk membuat inovasi teknologi tepat guna ini,” terangnya dalam pameran inovasi KKN, Selasa (30/8/2022).

Dikki menjelaskan, cara kerja alatnya cukup mudah. Sampah rumah tangga seperti kertas dan dedaunan kering dimasukkan drum lebih dahulu untuk dibakar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah akan disedot kipas blower yang ada di dalam mesin.

Selanjutnya, asap akan naik dan di sprai menggunakan sprayer. Di tahapan ini asap akan menjadi cairan embun, cairan ini akan menjadi pupuk.

“Pupuk baik digunakan jika warna cairannya kuning atau hitam, tapi prosesnya pun lebih lama,” kata Dikky lagi.

Alat yang dibuat 19 mahasiswa KKN lintas fakultas ini menghabiskan dana sekitar Rp 1 juta dengan kapasitas 25 mililiter pupuk cair dan 20 kg sampah. Sementara komponen yang digunakan dalam membuat alat ini adalah drum, sprayer, selang, blower, dan pompa air.

Dikki menambahkan, meski menggunakan segala jenis limbah sampah, masing-masing jenis sampah memiliki durasi yang berbeda. Seperti penggunaan sampah kering sekitar 2 jam. Sementara sampah plastik dan botol lebih lama sekitar 1 hari sampai jadi asap cair.

“Kelebihan alat ini ramah lingkungan jika dibandingkan dengan pupuk yang dari pabrikan merusak tanah. Kelebihan lainnya lagi, abu hasil sampah bisa diolah kembali menjadi paving,” bebernya.

Sementara itu, alat pembakaran sampah rendah emisi merupakan salah satu dari 45 produk inovasi untuk Desa Mengabdi dengan Inovasi melalui KKN UM Surabaya. Rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono MM menyebut produk inovasi yang dipamerkan mahasiswa UM Surabaya akan dibantu dalam pemerolehan hak atas kekayaan intelektual (HAKI). (AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini