14 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita Persyarikatan

Mahasiswa UMM Asal Kamboja Jadi Konsultan di KBRI

Theng Chanboramey, mahasiswa UMM asal Kamboja, yang bekerja di KBRI. (Wildan/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Bahasa dan kebudayaan Indonesia belakangan makin digemari orang luar negeri, salah satunya Theng Chanboramey. Alumnus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mulai tertarik dengan budaya Indonesia sejak dirinya iseng mengikuti kelas gratis bahasa Indonesia di KBRI Kamboja.

“Awalnya diajak seorang teman hingga akhirnya saya tahu berbagai program yang ada di KBRI Kamboja. Saya dikenalkan dengan kebudayaan Indonesia yang begitu menarik seperti pentas seni budaya Indonesia serta mencicipi makanan-makanan khasnya. Selain itu, KBRI juga sering memberi tahu tentang beasiswa-beasiswa yang tersedia,” ujar Boramey, sapaan karibnya, Sabtu (5/6/2021).

Boramey mengungkapkan, usai mengetahui informasi tersebut, dirinya memutuskan untuk mendaftar beasiswa ke UMM. Ia mendaftar diri dalam program belajar bahasa dan budaya Indonesia selama satu tahun di BIPA UMM.

Setelah pengumuman lolos, Boramey semakin giat untuk mempelajari lebih dalam terkait bahasa Indonesia. Keputusannya untuk mendaftar ke UMM bukannya tanpa alasan. Ia memang berniat mencari tempat tenang dan dingin untuk proses belajarnya di Indonesia.

“Selain tempatnya yang stategis, pihak kampus juga sangat memperhatikan mahasiswa asing yang belajar di UMM. Saya ditemani untuk mencari kos yang murah dan nyaman serta diajak berkeliling kota Malang untuk lebih mengetahui tentang budaya Indonesia,” kata wanita asal Kamboja tersebut.

Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kamboja ini kembali bercerita bahwa pengalaman satu tahunnya di Indonesia, khususnya UMM, sangat berarti. Dirinya bertemu dengan orang-orang baru, kebudayaan baru, dan kebiasaan baru. Pada akhirnya, pengalamannya tersebut membantunya untuk bekerja di KBRI Kamboja sekarang.

“Di KBRI, saya sering membantu warga negara Indonesia (WNI) terkait permasalahan mereka di Kamboja. Karena hal tersebut, pengalaman saya di Indonesia sangat membantu saya memahami mereka. Saya berharap ke depannya BIPA UMM bisa terus mencetak para penutur bahasa Indonesia yang handal seperti saya untuk lebih memahami Indonesia,” pungkasnya. (Wildan/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *