Mahasiswa UMM Bikin Pengawet Alami untuk Bakso

0
256
Navi’atur Riza selaku ketua kelompok memamerkan karyanya. (Wildan/Klikmu.co)

KLIKMU.CO – Pengawet makanan menjadi masalah serius bagi konsumsi pangan masyarakat Indonesia. Salah satunya yang berbahaya adalah boraks. Hingga saat ini, bahan ini masih marak digunakan untuk mengawetkan bakso. Melihat permasalahan tersebut menggerakkan tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk menciptakan pengawet alami dari umbi kucai.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE), tim mahasiswa ini berhasil mengembangkan pengawet makanan alami pada bakso. PKM dengan judul “Aplikasi Penggunaan Edible Film Dari Alicin Umbi Lapis Kucai (Allium Tuberosum) Terhadap Kualitas Penyimpanan Bakso” ini telah lolos pada tahap pendanaan dari Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dikti). Adapun kelompok tersebut terdiri dari Navi’atur Riza Al Khoirun Nisa, Edita Rizky Sahputri, Sulthona Nur Aisyah, dan Muslikhatul Muwakhidah.

Navi’atur Riza selaku ketua kelompok menjelaskan bahwa pemilihan umbi kucai sebagai bahan dasar berdasarkan kandungannya yang baik untuk mengawetkan, yakni Allicin. Selain itu zat allicin pada umbi kucai menjadi antimikroba yang berfungsi melindungi bakso dari bakteri. Ia menambahkan bahwa zat yang ada di dalam kucai bisa dapat dimanfaatkan sebagi edible film sebagai pengawet untuk bakso yang lebih alami.

“Umbi kucai tentu saja bisa digunakan sebagai zat antimikroba yang bagus untuk mengawetkan bakso secara alami. Tim kami percaya bahwa umbi kucai bisa jadi alternatif pengwaet yang bagus,” tegasnya.

Navi, sapaan akrabnya juga memaparkan beberapa proses pembuatan edible film pengawet ini. Pertama, mereka membuat edible counting terlebih dahulu yang terbuat dari pati singkong. Kemudian menambahkan aquades dan gliserol yang dipanaskan hingga 70 derajat. Setelah itu edible counting didinginkan hingga 30 derajat dan dicampurkan dengan ekstrak kucai yang sudah melalui evaporasi. Total. Proses tersebut memakanw aktu dua hari.

“Selama dua hari tersebut, kandungan zat alami dari bahan kucai dan singkong masih tetap terjaga sehingga aman untuk mengawetkan bakso. Edible film tersebut cukup diletakkan di bakso dan bisa mengwetkannya secara alami” imbuh Navi.

Ia dan tim tentu mendapatkan berbagai kendala dan tantangan. Salah satunya pembatasan penggunaan laboratorium karena pandemi. Meski begitu, Navi dan kelompok tidak patah semangat. Berbagai alternatif ia lakukan dalam melaksanakan program kretivitas tersebut.

Mahasiswa asli Ngawi ini berharap penelitian dapat diteruskan oleh teman teman lainnya agar bisa lebih sempurna. Ia ingin agar pengawet alami ini dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga tidak hanya bakso saja yang bisa diawetkan, tapi juga bahan-bahan makanan lainnya. Begitupun dengan proses pengemasan serta sosialisasi agar para warga berpindah dan menggunakan pengawet alami ini.

“Kami berharap penelitian terkait edible film pengawet makanan ini bisa terus berlanjut. Selain itu juga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas khususnya dalam aspek pangan” ungkapnya mengakhiri. (Wildan/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini