Majelis Tarjih Susun Fikih Lansia dan Budaya Berkemajuan

0
16
Ketua PP Muhammadiyah Dr Saad Ibrahim MA dalam Pembukaan Rakerpus dan Seminar Nasional di Universitas Muhammadiyah Malang. (Humas UMM/KLIKMU.CO)

Malang, KLIKMU.CO – Islam dalam Muhammadiyah bukan hanya berada pada tingkat ucapan, tapi juga harus perbuatan konkret. Demikian disampaikan oleh Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Dr H. Hamim ilyas MAg dalam Pembukaan Rapat Kerja Tingkat Pusat (Rakerpus) dan Seminar Nasional di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (21/7).

Lebih lanjut, Hamim berharap rapat kerja ini tidak hanya menghasilkan daftar rencana, tapi betul-betul dapat mencetuskan program kerja yang dapat dilaksanakan .

“Rapat kerja ini juga sebagai persiapan launching kalender Islam global di Pekalongan yang bertepatan dengan 100 tahun terbentuknya majelis tarjih. Pekalongan dipilih sebagai tempat peluncuran karena memiliki nilai sejarah kuat, yakni daerah di mana majelis tarjih dibentuk,” ungkapnya.

Menurut Hamim, Muhammadiyah juga memiliki keinginan untuk mendirikan rumah bagi lansia. Rumah tersebut akan menjadi amal bagi Muhammadiyah. Oleh karena itu, rapat kerja ini juga mengadakan seminar tentang gerontologi yang akan membahas tentang penuaan dan orang tua.

“Ini juga menjadi langkah baru bagi Majelis Tarjih dalam menyusun Fikih Lansia. Para ahli dan akademisi akan datang dan membahas berbagai aspek terkait penuaan, kesehatan lansia, peran sosial, dan kebutuhan khusus mereka,” jelas Hamim.

Ia menegaskan, Islam adalah ucapan dan perbuatan sehingga apa yang akan diseminarkan dan diskusikan harus diamalkan.

“Pengamalannya disesuaikan dengan tradisi Muhammadiyah, yaitu dalam bentuk lembaga. Sehingga bukan usaha perseorangan, tapi milik bersama dari kerja bersama. Kita juga sedang menyusun Fikih Budaya Berkemajuan sebagai bentuk komplementasi terhadap pembangunan ekonomi yang telah dilakukan oleh negara,” tegasnya.

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Dr H. Hamim ilyas MAg. (Humas UMM/KLIKMU.CO)

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Dr Saad Ibrahim MA menyampaikan mengenai hikmat utama dari assabiqunal awwalun. Yaitu bagaimana manusia memahami dengan sebaik-sebaiknya  mengenai falsafah dan ilmu pengetahuan.

“Menurut saya, jika hikmat itu ditujukan kepada konteks yang lebih pragmatis dan berkaitan dengan kehidupan, puncak dari hikmat itu bisa kita personifikasi pada ilmu fikih yang telah dilahirkan oleh para imam. Salah satunya Imam Syafi’i yang dikenal dengan syarhus sunnah,” ungkap Saad.

Saad menyatakan, perlu digarisbawahi bahwa ilmu fikih yang dilahirkan oleh para imam sudah ditetapkan dengan matang. Sehingga, menurut mantan ketua PWM Jawa Timur itu, kedua hal tersebut menjadi penting untuk membawa kembali kemajuan Islam dalam konteks keindonesiaan dan universal.

“Maka karena itu, Majelis Tarjih dan Tajdid memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Apalagi majelis ini akan menjadi basis untuk semua pengetahuan lain seperti ilmu astronomi, fisika, dan ilmu lainnya,” terangnya. (Wildan/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini