Makna Al-Qur’an dalam Al-Qur’an

0
17
Makna Al-Qur'an dalam Al-Qur’an. (Istimewa)

Oleh: Kurnia Yusro

KLIKMU.CO

Makna Al-Qur’an sudah dijelaskan dalam kitab Al-Qur’an itu sendiri. Kata “Qur’an” diambil dari akar kata qara’a, qira’atan, qur’anan, yang dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Qiyamah  ayat 17-18:

اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰنَهٗ ۚ

فَاِذَا قَرَأْنٰهُ فَاتَّبِعْ قُرْاٰنَهٗ ۚ

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.”

Dalam struktur bahasa Arab, kata “Qur’an” adalah masdar (infinitif) menurut wazan “Fu’lan.” Allah sering menyebutkan dan mengulangi nama Al-Qur’an, seperti dalam surah Al-A’raf  204:

وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”

Jadi banyak sekali definisi yang dipaparkan oleh para ulama mengenai pengertian Al-Qur’an. Namun, semuanya tetap sama dalam memahaminya bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang Allah turunkan untuk menjadi petunjuk umat manusia yang beriman. Sebagaimana tertulis dalam surah Al-A’raf  52:

وَلَقَدْ جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Agar lebih mudah dipahami, para ulama mendefinisikan bahwa Al-Qur’an adalah kalam (firman) Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur dan yang membacanya merupakan suatu ibadah.

Dalam definisi tersebut, “Kalam” atau kata mencakup segala kalam yang menjelaskan mengenai ucapan yang paling agung. Dengan menghubungkannya kepada “Allah,” maka “Kalamullah” menunjuk secara tegas dan jelas, sehingga tidak termasuk kalam manusia, jin, dan malaikat melainkan kitab suci yang Allah turunkan untuk manusia sebagai petunjuk.

Dengan memakai kata “yang diturunkan,” menjadi milik-Nya, seperti yang terungkap dalam firman-Nya dalam surah Al-Kahfi ayat 109:

قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا

“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”

Atau dalam surah Luqman ayat 27:

وَلَوْ اَنَّ مَا فِى الْاَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ اَقْلَامٌ وَّالْبَحْرُ يَمُدُّهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖ سَبْعَةُ اَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمٰتُ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Dan Al-Qur’an secara konkret, diawali dengan bismillah dalam surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas. (*)

Kurnia Yusro
Alumnus Ponpes Al Mizan Muhammadiyah Lamongan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini