8 April 2025
Surabaya, Indonesia
Opini

Mana yang Benar: Wanita Lebih Mudah Masuk Surga atau Neraka?

M. Ainul Yaqin Ahsan MPd. (Dok pribadi)

Oleh: M. Ainul Yaqin Ahsan MPd
Penulis dari PRM Kadungrembug, Sukodadi, Lamongan

Di rak-rak toko buku Islami, sering kali kita menemukan buku dengan judul yang tampaknya bertentangan: “Wanita Lebih Mudah Masuk Surga” dan “Wanita Lebih Mudah Masuk Neraka”. Keduanya seakan menghadirkan dua realitas yang berlawanan—satu penuh harapan, satu lagi penuh peringatan. Apakah ini sekadar trik pemasaran? Ataukah memang ada kontradiksi dalam ajaran Islam mengenai nasib akhirat wanita?

Pada dasarnya, perbedaan ini bukanlah kontradiksi, melainkan dua sisi dari mata uang yang sama. Islam memiliki pendekatan yang seimbang: memberikan janji bagi mereka yang taat dan memberi peringatan bagi mereka yang lalai. Untuk memahami hal ini lebih dalam, kita harus melihat dari mana dua pandangan ini berasal dan apa pesan yang sebenarnya ingin disampaikan.

Dua Perspektif yang Berakar dari Dalil

Jika kita hanya membaca satu sisi, kita bisa terjebak dalam pemahaman yang keliru. Mari kita lihat dalil yang mendukung kedua klaim ini.

Wanita Lebih Mudah Masuk Surga

Ada hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa wanita memiliki jalan yang relatif mudah untuk mencapai surga:

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Apabila seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk ke dalam surga dari pintu mana pun yang ia kehendaki.”
(HR. Ahmad No. 1573, disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ No. 660)

Hadits ini memberikan optimisme bahwa bagi seorang wanita, surga bisa didapat dengan menjalankan amalan yang tampaknya sederhana tetapi memiliki bobot besar. Dibandingkan dengan laki-laki yang memiliki lebih banyak tanggung jawab seperti jihad, kepemimpinan, dan kewajiban nafkah, wanita memiliki jalur yang lebih “langsung” jika mereka bisa memenuhinya dengan baik.

Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan Kami akan memberi balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. An-Nahl: 97)

Ayat ini menegaskan bahwa jalan menuju surga terbuka lebar bagi laki-laki dan perempuan tanpa diskriminasi.

Wanita Lebih Mudah Masuk Neraka

Di sisi lain, ada hadits yang menyebutkan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah wanita:

أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita. Karena mereka sering mengingkari.” Ditanyakan: “Apakah mereka mengingkari Allah?” Beliau bersabda: “Mereka mengingkari pemberian suami, mengingkari kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu, maka dia akan berkata: ‘Aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu.'”
(HR. Al-Bukhari No. 28 dan Muslim No. 1512)

Hadits ini menjadi dasar bagi pandangan bahwa wanita lebih rentan terjerumus ke dalam dosa-dosa tertentu, seperti ghibah, kufur terhadap suami, dan kurang bersyukur. Ulama seperti Imam An-Nawawi menafsirkan hadits ini bukan sebagai vonis bagi wanita, tetapi sebagai peringatan agar lebih berhati-hati dalam menjaga akhlak.

Dalam Al-Qur’an juga disebutkan:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ ۝ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ ۝

“Maka, barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya).”
(QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Buku yang seakan kontradiktif tentang Wanita. (Istimewa)

Kesimpulan: Kunci Utamanya adalah Amal dan Takwa

Pada akhirnya, Islam tidak membedakan seseorang berdasarkan gender dalam hal surga dan neraka. Yang membedakan adalah amal dan ketakwaan. Sebagaimana firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَٰعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebaikan (sekecil dzarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.”
(QS. An-Nisa: 40)

Jadi, apakah wanita lebih mudah masuk surga atau neraka? Jawabannya: tergantung pada amalnya.

Buku dengan judul yang tampaknya bertentangan ini sebenarnya bukanlah dua kebenaran yang berlawanan, melainkan dua perspektif yang mengingatkan kita untuk tetap optimis meraih surga, sekaligus waspada agar tidak terjerumus ke dalam neraka. Islam selalu mengajarkan keseimbangan—bukan sekadar janji, tetapi juga peringatan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *