Oleh: Bagas Avicienna Subagyo
Di era serbamodern ini, tentu kita sangat mudah dalam mencari masjid untuk mendirikan ibadah shalat. Tapi, tahukah kita bahwa di Surabaya terdapat masjid sejarah yang merupakan masjid Muhammadiyah pertama kali berdiri sekaligus menjadi saksi perkembangan pergerakan organisasi Muhammadiyah di Surabaya? Berikut penjelasannya.
Awal Berdiri
Pada tahun 1921 Masehi, Kiai Usman mendirikan masjid di daerah Kaliasin. Asal mula masjid ini berdiri yaitu berkat tanah wakaf dari Bu Sinto yang memercayakan tanahnya untuk dibangun masjid.
Pada saat itu, Kiai Usman membangun masjid di Kaliasin untuk Muhammadiyah. Pada tahun itu, organisasi Muhammadiyah cabang (sekarang daerah) Surabaya masih baru berdiri yang dirintis oleh KH Mas Mansyur pada tahun 1920 Masehi.
Kiai Usman memberikan nama masjid dengan nama Masjid Sholeh. Alasan Kiai Usman memberikan nama tersebut menurut wawancara Moektihari, “Nama tersebut diberikan agar orang-orang yang mendirikan ibadah di masjid tersebut menjadi sosok yang saleh,” ungkapnya.
Moektihari adalah tokoh masyarakat di Kaliasin. Beliau adalah putra dari Mat Yasin Wisatmo yang merupakan menantu dari Kiai Usman dan istri dari Ning Dewi.
Direnovasi hingga 3 Kali
Awal mula renovasi Masjid Sholeh Kaliasin adalah pada 1943 Masehi. Awal mula perenovasian pertama adalah karena sebelumnya Jepang yang pada saat itu menyerbu Surabaya, menurut Moektihari, Bung Karno pada saat itu turut andil dalam membangun perenovasian yang juga dibantu oleh KH Mas Mansyur.
“Bung Karno adalah tokoh besar Muhammadiyah yang ikut membantu dalam perenovasian pertama Masjid Sholeh. Beliau menyumbang sekitar 40 ribu gulden,” ucap Moektihari.
Renovasi kedua dilakukan pada tahun 2018 sampai tahun 2019. tujuan dari renovasi kedua ini adalah untuk mengganti bangunan yang dulunya masih kayu menjadi beton supaya kokoh. Pada perenovasian ini, ada donatur muslim yang menyumbangkan hartanya untuk membangun Masjid Sholeh Kaliasin.
Dalam satu tahun pembangunan masjid, terdapat banyak sumbangan dari jamaah masjid yang digunakan untuk pembangunan masjid.
Pada perenovasian ketiga atau terakhir, yaitu oleh warga kampung Kaliasin yang dibantu oleh donatur muslim, pada tahun 2019 sampai tahun 2020. Pada saat pandemi, Masjid Sholeh melakukan renovasi besar dengan hampir mengubah wajah Masjid Sholeh, namun masih tetap mempertahankan nilai sejarah yang ada.
“Kita masih tetap mempertahankan nilai sejarah Muhammadiyah di masjid ini karena inilah bentuk dari kecintaan kami sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah,” ucap Warsono.
Warsono adalah ketua takmir Masjid Sholeh yang menjabat pada periode 2019 sampai 2024 sekaligus ketua pembangunan Masjid Sholeh Kaliasin pada tahun 2020.
Wajah Baru Masjid Sholeh
Masjid Sholeh telah rampung direnovasi pada akhir tahun 2023. Masjid yang terletak di Jalan Kaliasin Gang VIII/9 RT 14 RW 11, Kedungdoro, Kec Tegalsari, Kota Surabaya, ini menjadi ikon masjid sejarah yang baru di wilayah Tegalsari.
Menurut Ketua PCM Tegalsari Mas Sofyan Affandy, Masjid Sholeh Kaliasin adalah masjid yang bersejarah.
“Jadi, kita sebagai kader Muhammadiyah Surabaya wajib untuk merawat dan mempertahankan amal usaha yang berupa masjid milik kita,” ucapnya dalam sebuah wawancara.
Bagas Avicienna Subagyo
Sekretaris Majelis Pendidikan Kader PCM Tegalsari