KLIKMU.CO – Perkumpulan Paluma Nusantara, bekerja sama dengan Asian Disaster Preparedness Centre (ADPC), menyelenggarakan program Memperkuat Kemitraan untuk Ketangguhan Masyarakat (Mitra Tangguh) di Desa Canti dan Desa Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.
Salah satu rangkaian kegiatan tersebut adalah sharing session terkait modul pendampingan tentang ketahanan iklim, yang dilaksanakan pada Jumat (13/12/2024) di De Green Hotel, Kota Bandarlampung, Lampung.
MDMC Wilayah Lampung menugaskan Tri Priyo Saputro dan Muhammad Auzan Abdillah untuk memaparkan keterlibatan Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung dalam isu perubahan iklim.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai NGO di Lampung Selatan, termasuk Mitra Bentala, Watala, Caritas Lampung, Wanacala Lampung, LK21 Lampung, LPBI-NU Lampung, dan MDMC Lampung.
Workshop dilakukan dalam format sharing session. Masing-masing NGO berbagi pengalaman dan modul yang telah disusun terkait ketahanan iklim.
Tujuan dan Hasil Kegiatan
Tujuan utama kegiatan ini adalah mereview modul yang ada, menyusun modul baru tentang ketangguhan iklim, serta menguji coba modul tersebut sebelum disebarluaskan.
Nanang Priyana, Project Manager Paluma Nusantara, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendorong komunitas agar lebih peduli terhadap isu perubahan iklim.
“Kegiatan ini kami lakukan untuk berbagi pengalaman dan mengorganisasi masyarakat dalam rangka mencapai perubahan,” ujar Nanang.
Modul yang disusun nantinya akan menjadi panduan bersama, tidak hanya untuk program Mitra Tangguh, tetapi juga untuk semua pihak yang ingin mengembangkan ketahanan iklim di tingkat komunitas.
Peran MDMC Lampung dalam Isu Perubahan Iklim
Tri Priyo Saputro dari MDMC Wilayah Lampung memaparkan peran Muhammadiyah dalam isu perubahan iklim melalui konsep One Muhammadiyah One Response (OMOR).
Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah telah fokus pada berbagai upaya, seperti penanaman pohon, penggunaan pupuk organik, dan edukasi lingkungan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.
“Kami juga menyampaikan pentingnya menjaga lingkungan dalam kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di berbagai jenjang pendidikan. Selain itu, kami memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi dengan cara yang lebih cepat dan efektif,” jelasnya.
Penyusunan dan Uji Coba Modul
Umi Azizzah dari Paluma Nusantara menyampaikan tahapan kegiatan, mulai dari review modul, sharing session, hingga penyusunan dan uji coba modul oleh pendamping kelompok.
“Setelah diuji coba, modul akan difinalisasi dan dibagikan kepada NGO serta pihak lain yang ingin menggunakan modul ini untuk pengembangan ketahanan iklim,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat kolaborasi antar-NGO di Lampung dalam mengembangkan komunitas yang tangguh menghadapi perubahan iklim.
(Pri/MCM/AS)