8 November 2024
Surabaya, Indonesia
Opini

Megashift: Antisipasi dan Solusi

Ilustrasi (Invensture Indonesia)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Disadari atau tidak, situasi dan kondisi memaksa diri untuk mampu beradaptasi. Sikap responsif terhadap berbagai peristiwa yang muncul, terlepas itu sebuah rekayasa manusia atau alamiah. Setiap zaman ada cara dan budaya yang lahir, era digital merubah cara pandang atau mindset manusia alam pikiran digital. Suka ataupun tidak suka manusia aksa oleh realita, baik itu kebijakan sebuah bangsa dan negara atau tekanan global yang sudah memiliki rencana desain, pola dan kerangka untuk menyebar budaya baru.

Alhasil, ada tradisi yang terpelihara sudah ada sejak zaman dulu kalau, ada tradisi yang tiba-tiba muncul ada dan memaksa manusia menerima tanpa bahasa dan kata. Pemaksaan dan keterpaksaan suatu budaya, sudah pasti ada maksud dan tujuan ada Udang balik batu. Semua itu bebas bagi siapa saja yang memiliki ide, gagasan, dan konsep merekayasa segala yang ada supaya bisa tampil muka untuk merebut dan mengambil hak kekuasaan.

Megashift memberi wacana dan realita memaksa manusia masuk alam pikiran manusia serba digital. Salah satu antara sekian banyak permasalahan yang muncul hadapan manusia yaitu bagaimana mampu dan bisa membuka peta jalan budaya dan gaya baru untuk menembus masa yang akan datang. Dua tahun, Stay at home lifestyle sudah menjabudaya dan gaya baru paling tren selama COVID-19. Sikap dan perbuatan sudah distimulasi, penetrasi dan menekan situasi sosial lebih pasti. Fenomena tersebut dikaji dan diteliti untuk mencari pola dan model antisipasi dari dampak buruk yang diterima manusia. Konsekuensi dari realita yang ada, pihak-pihak berkepentingan tidak boleh diam membisu tidak mencari cara!

Untuk tetap bertahan, tuntutan membuat rumusan untuk meracik  formula yang pas dan tepat dalam merekayasa mengisi ruang dan waktu. Working stay at home formula sebagai antisipasi berhenti produksi sebuah industri, dengan komposisi yang nyaman tidak menjemukan tetap pekerjaan dapat dilakukan sesuai amanah yang dibebankan, bukan hanya sekedar mengerjakan dengan alasan banyak keterbatasan. Jika itu menjasebab akibat lalai, sangat memungkinkan anda akan digeser oleh orang yang lebih siap dalam kondisi apapun.

Selain working stay at home, ternyata ada aktifitas bagi anak-anak usia sekolah menuntut harus juga ada pengembangan model dan pola pembelajaran yang menyenangkan. Learning stay at home sudah mulai terbiasa, namun sayang karena ini budaya baru kebanyakan proses pembelajaran banyak diambil alih oleh orang tuanya atau yang mendampinginya. Hasil pembelajaran dilihat dalam portofolio terpenuhi, hanya ketercapaian substansial banyak dipertanyakan menyusul hasil survei prestasi belajar siswa ketika dievaluasi ada penurunan cukup signifikan.

Itu terjadi karena sistem pembelajaran dengan posisi learning stay at home tidak ada model berdasarkan situasi dan kondisi terkini. Fakta sosial, ada banyak penyimpangan aktifitas pembelajaran hampir semua jenjang pendidikan, peserta didik lebih banyak memanfaatkan fasilitas menu game dalam smartphone dan Android ataupun laptop yang dipegang. Learning by zoom maupun google meet sekedar untuk absensi, bahkan ada ungkapan jujur dari seorang mahasiswa bahwa model belajar online saat ini sangat meningkat karakter malas dari pada semangat. Artinya ada yang hilang ruh dari tujuan  pendidikan, tapi kita semua dipaksa harus menerima realita. Sebagai manusia harus lebih canggih menemukan model belajar on line.

Dunia ini sangat luas ruang terbuka lebih mempesona, pemaksaan working dan learning stay at home. Lambat laun suasana jiwa, pikiran dan gerak tubuh  banyak diam akhirnya memunculkan sikap malas bergerak ( Mager), namun kepala dan pikiran kita setiap saat mengalami kejenuhan terus menerus mengerjakan sesuatu lebih banyak duduk dan diam melototin layar laptop.  Lama kelamaan butuh juga bermain, terlebih untuk anak-anak usia belia secara psikologis memang dunianya masih banyak bermain.

Lagi-lagi ini semua paksaan sosial yang tidak terasa menjabudaya, bagi mereka para pembuat dan pengembang digital sudah mempersiapkan aplikasi media permainan buat rumah  atau playing stay at home. Tidak bisa menolak kecenderungan anak untuk bermain rumah dengan game-game yang diakses melalui internet. Sehingga praktiknya, YouTube yang menjelaskan proses penggunaan aplikasi game banyak diminati untuk ditonton berkali-kali.

Sekali berjalan ke depan terus tatap mata ke depan lebih jauh, sekali-kali menengok ke belakang untuk mengingat sesaat. Waktu tidak akan pernah kembali, teknologi menekan budaya untuk memaksa berubah cara pandang dan fikir. Megashift tidak berhenti melainkan terus memaksa sikap dan prilaku manusia menjabudaya dalam working, learning dan playing. Stay at home harus menjamomentum orang tua berinteraksi dengan anak, memberi secercah harapan dan asa masa yang akan datang. Yakin, peristiwa fenomena megashift bagian dari kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya agar manusia tetap menyadari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT Maha Perkasa. (AS)

Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *