Memperjuangkan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

0
11
Memperjuangkan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan. (shutterstock.com)

Oleh: Husamah

KLIKMU.CO

Beberapa tahun lalu, lebih dari 150 pemimpin dunia berkumpul di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyetujui Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 (2030 Agenda for Sustainable Development). Dukungan dan komitmen bersama untuk agenda “ambisius” ini membantu mengobarkan optimisme dan keyakinan bahwa tujuan ini benar-benar dapat dicapai pada tahun 2030.

Namun, meskipun berorientasi mengatasi krisis global besar yang terjadi saat ini, pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) ternyata masih lamban. Salah satu hambatan terbesar untuk maju adalah kurangnya literasi ilmiah, khususnya pemahaman tentang keberlanjutan, di antara generasi yang memegang posisi kepemimpinan. Secara global, pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (Education for Sustainable Development/ESD) ternyata harus terus didorong.

Mengenal ESD

ESD adalah tanggapan sektor pendidikan UNESCO terhadap tantangan mendesak dan dramatis yang dihadapi planet ini. Kegiatan kolektif manusia telah mengubah ekosistem bumi sehingga kelangsungan hidup kita tampaknya terancam karena perubahan semakin sulit untuk dibalik setiap hari. Menahan pemanasan global sebelum mencapai tingkat bencana berarti mengatasi masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi secara holistik. UNESCO’s ESD for 2030 education programme bertujuan untuk mewujudkan transformasi pribadi dan masyarakat yang diperlukan untuk mengubah arah.

Bertindak sebagai advokat global dan bertujuan untuk memperkuat kapasitas pemerintah untuk menyediakan pendidikan perubahan Iklim yang berkualitas, UNESCO memproduksi dan membagikan pengetahuan, memberikan panduan kebijakan dan dukungan teknis kepada negara anggotanya, dan mengimplementasikan proyek di lapangan. UNESCO mendorong pendekatan inovatif dan meningkatkan program pendidikan nonformal melalui media, jaringan, dan kemitraan.

ESD adalah elemen kunci dari Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Tujuannya adalah membentuk salah satu target SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) pada SDG 4.7, di mana pendidikan dianggap sebagai pendorong pencapaian semua 17 SDG.

ESD memberdayakan setiap orang untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang mendukung integritas lingkungan, kelayakan ekonomi, dan masyarakat yang adil untuk generasi sekarang dan mendatang. Ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang diperlukan untuk mengatasi tantangan pembangunan berkelanjutan.

Misi 4.7 adalah SDGs dicapai melalui upaya para pendidik dan praktisi (di pemerintahan, perusahaan, dan masyarakat sipil) dengan menyediakan konten pendidikan yang relevan dan membina kemitraan untuk memajukan pembangunan berkelanjutan di mana pun. Idealnya, pada setiap tahap kehidupan, individu harus memahami bagaimana mereka hidup berdampingan secara harmonis dengan manusia dan planet.

Kita mungkin tidak ingin menyakiti orang, atau rumah kita bersama, tetapi kita semua harus “kembali ke sekolah” dan belajar bagaimana menciptakan hubungan positif dengan manusia dan alam dalam aktivitas kita sehari-hari. Ini tidak hanya akan mengamankan sistem pendukung kehidupan yang jauh lebih baik untuk orang-orang saat ini, tetapi juga akan menjamin masa depan yang berkelanjutan untuk orang-orang di masa depan.

ESD adalah kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan melalui enam transformasi SDG berikut: (1) pendidikan, gender, dan ketidaksetaraan; (2) kesehatan, kesejahteraan, dan demografi dekarbonisasi energi dan industri berkelanjutan; (3) pangan, tanah, air, dan lautan yang berkelanjutan; (4) kota dan masyarakat yang berkelanjutan; dan (5) revolusi digital untuk pembangunan berkelanjutan.

Implementasi ESD di Indonesia

Indonesia berkomitmen untuk berhasil mengimplementasikan SDGs dengan mencapai agenda pembangunan 2030. Indonesia telah memasukkan konsep berkelanjutan sebagai salah satu prinsip dasar dan paradigma dalam pembangunan pendidikan nasional.

Pendidikan adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pembangunan berkelanjutan terutama pembangunan yang terkait manusia (sosial). Pembangunan manusia menjadi bagian vital dari investasi karena merupakan jalur investasi untuk menyiapkan generasi penerus, baik secara individu bagi diri dan keluarganya maupun secara berkelompok bagi komunitasnya.

Sejalan dengan Tristananda (2018), ESD harus diintegrasikan dalam semua kurikulum pendidikan formal, termasuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah, pendidikan teknis dan kejuruan dan pelatihan, serta pendidikan tinggi. ESD menyangkut inti pengajaran dan pembelajaran dan tidak boleh dianggap sebagai tambahan pada kurikulum yang ada.

Dalam hal ini, ESD membutuhkan tidak hanya pengintegrasian topik keberlanjutan ke dalam kurikulum, tetapi juga hasil pembelajaran yang terkait dengan keberlanjutan. ESD tidak harus dilihat sebagai pendidikan kata sifat atau subjek yang berdiri sendiri yang terisolasi.

Dalam tatatan praktis, kita dapat meniru contoh baik di tingkat SMA. Sebagaimana disampaikan Ali Chudori selaku Kepala Sekolah SMA Labschool Cibubur (kemdikbud.go.id, 2021), penerapan ESD di sekolah dapat berupa: mengimplementasikan nilai-nilai ESD ke dalam proses pembelajaran, mengintegrasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler, mendorong tingkat keaktifan organisasi siswa, mengikutsertakan orang tua dan Parent Teacher Association (PTA), serta menggalakkan budaya baru di sekolah. Contoh program implementasi tersebut yakni Sekolah Siaga Bencana, Duta Lingkungan, Sorting Garbage, One Students One Tree, dan sebagainya.

Secara praktis pula, kami di level perguruan tinggi telah menerapkan ESD untuk calon guru biologi. Kami menerapkan model pembelajaran IQRAA (integrasi ESD dengan nilai-nilai spiritualitas Islam), mengembangkan perangkat pembelajaran, dan instrumen untuk mengukur kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi.

Menurut Husamah (2023), model pembelajaran IQRAA dan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan telah valid, praktis, dan efektif. Model pembelajaran IQRAA telah memenuhi syarat keefektifan model untuk meningkatkan aspek penerimaan kompetensi aksi keberlanjutan dan literasi lingkungan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Tentu praktik baik itu perlu disosialisasikan dalam skala luas. (*)

Husamah
Pengajar Ilmu Lingkungan di Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini