Mencari Nakhoda Baru Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur

0
137
Logo Musywil XVII Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur.

Oleh: Sholikh Al Huda

KLIKMU.CO

Tulisan ini terinspirasi saat acara kultural sunatan anak Mas Najih Prasetyo (Sekjen Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah) di rumahnya daerah Bangah, Taman, Sidoarjo, pada 2 Juli 2023 yang dihadiri oleh banyak aktivis dan senior aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah (Pemuda Muhammadiyah, IMM, IPM, NA) Jawa Timur.

Dalam acara tersebut, ada perbincangan yang gayeng, santai, penuh keakraban, dan persaudaraan antaraktivis AMM membahas beragam isu aktual Indonesia maupun Muhammadiyah yang sedang ramai menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

Mulai isu korupsi BTS Johnny G. Plate 8 T dan menyeret Menpora Dito yang diduga menerima dana 27 M. Aliran sesat Syekh Panji Gumilang Pesantren Al-Zaytun yang dianggap menutupi kasus BTS 8 T yang ditengarai melibatkan orang-orang top Indonesia. 

Ada pula bahasan terkait siapa yang layak menjadi Presiden Indonesia 2024, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, atau Anies Baswedan? Dan sudah memanas mulai saling menjatuhkan antarrelawan, tentu jika dibiarkan bisa berdampak berbahaya bagi bangsa ke depannya. Ramainya isu politik bola terkait standarisasi Stadion JIS untuk Piala Dunia U-17, ada yang mengatakan untuk menjatuhkan calon tertentu.

Ada yang nyeletuk, tak kalah mengerikan isu marak human trafficking (perdagangan manusia) yang memakan banyak korban. Kekerasaan sosio-seksual di dunia pendidikan dan keluarga (bayi hasil inses dibunuh) mengentak nurani kita. Fenomena mutilasi seolah jadi tren pembunuhan di Indonesia, juga menjadi isu besar dan mengerikan.

Musywil Pemuda Muhammadiyah Jatim

Diskusi mulai menghangat pada saat ngobrol terkait Musyawarah Wilayah (Musywil) XVII Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur yang akan dilaksanakan di Bumi Blambangan Bayuwangi (14-16 Juli 2023) yang rencananya dikuti 2000 kader dari 38 Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) se-Jawa Timur.

Dari hangatnya diskusi tersebut, saya nyeletuk “Kira-kira siapa yang layak jadi nakhoda Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur ke depan?” di tengah situasi masyarakat yang sedang sakit sosial, politik, hukum, budaya, agama, ekonomi. Dan situasi perilaku sosial anak muda yang ingin serbainstan, hedon.  Ditambah masyarakat kita yang sedang masuk era disrupsi. Era  yang serbacepat dan canggih, jika kita tidak siap bisa terlibas dan bablas.

Obrolan tersebut menggambarkan kondisi dan situasi real masyarakat kita saat ini yang  memang sedang sakit dan butuh obat penawar yang menyehatkan, bukan malah mematikan. Sehingga di sinilah peran dan posisi Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur sangat strategis dan ditunggu pergerakannya. Pemuda Muhammadiyah Jatim harus siap menghadapi dan ikut andil memberikan solusi strategis yang berkemajuan dan berkemanusiaan untuk Indonesia yang lebih maju dan berkeadaban.

Tiga Kemampuan

Menurut saya, berdasarkan pengalaman sewaktu menjadi Sekretaris (2010-2014) dan Wakil Ketua (2014-2018) PW Pemuda Muhammadiyah Jatim, yang dibutuhkan dan harus dimiliki oleh nakhoda baru PW Pemuda Muhammadiyah Jatim ke depan minimal mempunyai tiga kemampuan pergerakan (tri kompetensi dasar gerakan/TKDG).

Pertama, kompetensi religiusitas. Kompetensi religiusitas ini sebagai fondasi dan modal membangun moralitas “kebajikan” aktivis Pemuda Muhammadiyah dalam mengahadapi dinamika pergerakan pemuda yang saat ini sedang tidak baik-baik saja dan tergerus dengan aksi yang kurang bermoral.

Salah satunya adalah cara berpikir kapitalistik sehingga menampilkan sikap publik gerakan yang hedonis dan elitis. Sikap ini menjadikan aktivis Pemuda sering menabrak norma-norma keadaban politik dan cenderung suka mempertontonkan gaya hidup hedonis daripada sikap hidup sederhana seperti gaya hidup poro pemimpin Muhammadiyah masa lalu yang sederhana dan bersahaja.

Kedua, kompetensi intelektualitas. Kompetensi intelektualitas ini sebagai fondasi dan modal aktivis Pemuda Muhammadiyah untuk membangun kapasitas keilmuan yang mumpuni. Sehingga mereka diharapakan memiliki wawasan keilmuan keagamaan, sosial, politik, ekonomi, budaya, hukum dan teknologi informatika yang berkelas nasional dan internasional.

Hal ini menjadi penting di era pergerakan masyarakat yang serba global-digital, aktivis Pemuda Muhammadiyah harus tanggap dan segera menguasai peranti digital untuk membangun pergerakan Pemuda Muhammadiyah di aras global-digital.

Sehingga pergerakan keilmuan di kalangan aktivis Pemuda Muhammadiyah harus diperhatikan secara serius dengan mengintensifkan membangun tradisi membaca, diskusi, dan dialog dengan beragam elemen kebangsaan yang lain untuk saling tukar gagasan untuk membangun Indonesia yang lebih maju.

Ketiga, kompetensi humanitas. Kompetensi humanitas ini merupakan modal dan fondasi untuk membangun data kritis dan daya krisis aktivis Pemuda Muhammadiyah di era disrupsi.

Daya kritis artinya pergerakan Pemuda Muhammadiyah harus merdeka secara pikiran dan gerakan dengan tidak menjadi underbow atau terkooptasi oleh kekuasaan. Tetapi menjadi gerakan sosial mitra strategis-kritis dengan berkolaborasi bersama semua elemen masyarakat untuk membangun Indonesia yang lebih maju.

Daya krisis artinya aktivis Pemuda Muhammadiyah harus memiliki jiwa sosial (kesetiakawanan sosial) yang tinggi terhadap problem masyarakat lemah dan miskin atau pinjam istilah “menangis bersama rakyat” dengan melakukan gerakan advokasi dan pemihakan sosial-politik terhadap kepentingan rakyat (mustadafin) yang termarjinalkan oleh kekuasaan. Sebagai bentuk aktualisasi dari Teologi Al Maun Muhammadiyah.

Terakhir, selamat bermusyawarah. Semoga mendapat nakhoda baru yang diridhai oleh Allah SWT, berjiwa progresif revolusioner (Al Maun), berwawasan nasional-global, dan memiliki daya emong yang kuat.

Fastabiqul Khairat…

Sekretaris Umum (Periode 2010-2014) & Wakil Ketua (Periode 2014-2028) PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini