Surabaya, KLIKMU.CO – Menjadikan anak shaleh dan shalehah itu membutuhkan energi yang luar biasa. Bahkan bisa juga membutuhkan orang satu kampung. Karena di dalam mendidik anak itu membutuhkan lingkungan yang baik.
Ustadzah Norma Setyaningrum MPd dari PAUD Dikdasmen PDA Surabaya menyampaikan hal itu saat mengisi Pengajian Rutin Orang Tua (PRO) di sekolah bernuansa bahari SD Muhammadiyah 9 Surabaya, Sabtu (7/10).
Ustadzah Norma menyebutkan, kebutuhan energi tidak hanya cukup kita sebagai orang tua. Tetapi harus melibatkan sekolah yang hebat dan sekolah yang bagus supaya bisa mengarahkan akidah anak kita hingga menjadi semakin kuat.
Selain itu, tentunya membutuhkan lingkungan masyarakat yang juga mendukung buah hati kita menjadi anak yang sukses, shaleh, dan shalehah.
“Kita kembali merujuk ke Al-Qur’an surah Al Mukminun ayat 1-6, definisi sukses menurut Al-Qur’an adalah kita semua orang beriman. Maka, beruntunglah orang-orang yang mukmin orang-orang yang beriman. Berarti definisi sukses itu yang khusyuk dalam salatnya, kita melaksanakan salat lima waktu itu bisa dikatakan sukses. Sukses lagi apabila kita melaksanakan shalat secara tepat waktu,” paparnya.
Kemudian, yang kedua orang yang meninggalkan perkara tidak berguna. Inilah orang-orang sukses. Ini akan membawa kesuksesan dunia akhirat. Mereka tidak suka hal-hal yang tidak berguna.
“Meninggalkan hal-hal yang tidak berguna dan tidak produktif. Ngobrol boleh, sosialisasi boleh, main gadget boleh, tetapi tidak kemudian berlarut-larut, itulah yang dimaksud tidak berguna,” tuturnya.
Selanjutnya, orang yang menunaikan zakat. “Insya Allah di sini semuanya orang yang berilmu, yakin semuanya bisa berzakat. Bisa dititipkan di SD Muhammadiyah 9 akan menjadi amal jariyah uangnya untuk pembangunan. Sehingga menjadi gedung baru itu. Cara kita sebagai wali murid kalau diniatkan juga akan menjadi sedekah,” paparnya.
Dia juga mengingatkan agar kita juga harus hati-hati memilih pergaulan pada anak-anak kita. Ada yang namanya tri pusat pendidikan. Ada sekolah, masyarakat, dan keluarga.
Terkadang di rumah sudah diajari baik-baik, tetapi namanya berkumpul dan bermain dengan teman-temannya. Kalau ada yang tidak bagus, kita kuatkan kembali di rumah.
“Jangan langsung dimarahi tanpa kita mengetahui terlebih dahulu apa permasalahannya karena pendidikan yang utama itu adalah keluarga. Harus kita pahami bahwasannya anak adalah titipan Allah kita hanya sebagai pengemban amanah jika anak kita sakiti Allah akan marah dengan kita,” jelasnya dalam acara bertajuk “Sinergi antara Orang Tua dan Sekolah untuk Kesuksesan Anak” itu.
Kalau keluarga belum bisa menguatkan, kita carikan sekolah yang tepat dan lingkungan yang baik untuk anak kita. Sekolah yang satu misi dengan kita. Maka, hal itu akan semakin menguatkan anak-anak kita menjadi sukses.
Lebih lanjut, Norma menjelaskan, memilih sekolah tidak hanya berorientasinya supaya mendapatkan prestasi-prestasi lomba, tetapi juga mengenai agamanya. Pembiasaan dan karakter yang baik di sekolah akan membuat akidahnya semakin kuat. Karena itu, tanamkan akidah kepada anak-anak kita.
Kedua, menjadi teladan yang baik. Ini juga berat. Karena itu, membutuhkan kesabaran untuk menjadi contoh yang baik kepada anak kita. Ketiga, menerapkan pengasuhan yang tepat dengan cara membantu untuk menjadikan anak shaleh dan shalehah karena doa seorang ibu manjur, apalagi saat emosinya sedang memuncak.
Keempat, jalin komunikasi yang tepat. Bermain bersama anak akan meningkatkan kedekatan kita. Kelima, tanamkan kemandirian. Berilah kesempatan supaya anak belajar dan jangan ambil alih kesempatan untuk mereka belajar membantu kita. Keenam, doakan selalu anak-anak kita sehabis salat.
“Semoga menjadi anak shaleh dan shalehah. Menjadi ahli ibadah. Robbi habli minassholihin, robbi habli minassholihin, rabbi habli minassholihin. Perjalanan anak kita masih amat panjang, insya Allah nanti kita anak merasakan hasilnya,” pungkas perempuan asli Jawa Tengah itu.
(Nashiiruddin/AS)