Mengapa Kita Memilih Islam sebagai Agama, Bukan yang Lain? 

0
639
Ketua PWM DKI Jakarta H.M. Sun’an Miskan Lc. (Foto istimewa)

Oleh: H.M. Sun’an Miskan Lc

KLIKMU.CO

Begitulah pertanyaan yang disampaikan oleh Bapak H. Jindar Tamimi, ideolog Muhammadiyah, murid setia KH Mas Mansur, dalam memulai menjelaskan materi Darul Arqom yang penulis ikuti di Kota Batu–Malang pascaperistiwa G30S/PKI 1965 dengan materi “Paham Agama dalam Muhammadiyah”. Imam of TC (Training Center)-nya adalah Bapak K.H. Bedjo Dermolaksono dan Master of TC-nya Bapak K.H. Anwar Zein.

Beliau lalu melanjutkan pertanyaan berikutnya: Kalau Islam itu landasan wahyu Al-Qur’an bagaimana cara mencari berkah dan manfaat wahyu Al-Qur’an? Jawabnya ialah Al-Qur’an itu di tadaburi, ditafsiri. Dari situ kita dapat memahami apa misi Al-Qur’an, yang juga misi diutusnya Nabi Muhammad SAW, yaitu menyebar rahmah kasih sayang ke seluruh semesta alam. Bukan suka melaknat agama lain, suka dendam dan mengafirkan sesama muslim. Islam dijadikan pakaian hidup, dipraktikkan dan didakwahkan.

Bagaimana cara mendakwahkannya? Yaitu dengan cara berjamaah seperti yang diserukan QS Ali Imran 104. KH Ahmad Dahlan memadankan berjamaah itu dengan istilah ilmu modern pada zaman beliau hidup tahun 1912 dengan berorganisasi. Dan organisasi yang beliau dirikan itu lewat istikharahnya diberi nama Muhammadiyah. Semoga organisasi ini sifatnya seperti Nabi Muhammad SAW, memperbanyak kawan, mempersedikit lawan. Diharapkan Muhammadiyah ini perkumpulan terakhir yang didirikan oleh umat Islam, karena saat itu sudah banyak perkumpulan yang berdiri.

Pertanyaan pada topik tersebut di atas dapat kita jawab dengan lengkap lewat rumusan yang sudah dimuat di Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, pada muqoddimahnya, yaitu Pandangan Islam tentang kehidupan.

Kita memilih Islam sebagai agama atas beberapa alasan.

  1. Landasannya ialah wahyu. Ia diwahyukan kepada para Rasul (Asy Syuara/42 : 13): Diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).
  2. Untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah (An Nisa/4.125): Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).
  3. Agama semua nabi (Al Baqarah /2:136) Q.S 2:136: Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya.”
  4. Sesuai dengan fitrah manusia (QS Rum/30 : 30): Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
  5. Petunjuk bagi manusia (QS Al Baqarah 185): Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
  6. Mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan dengan sesamanya (Ali Imran/3:112): Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.
  7. Rahmat bagi semesta alam (Al Abiya/21 : 107): Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.
  8. Satu-satunya agama yang diridai Allah (Ali Imran/3 :19): Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
  9. Sempurna dan menyempurnakan agama sebelumnya (Al Maidah/5 :3): Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Diletakkan wahyu sebagai landasannya nomor satu, paling atas, karena wahyu adalah kasih sayang Allah kepada manusia untuk tidak tersesat jalan hidupnya. Terutama dalam menjawab persoalan. “maa waraa al maaddah”. Apa yang ada di balik alam kasatmata ini. Ada roh, ada alam kubur, mahsyar, janah, surga, dan Allah itu sendiri yang muhkolafatu lil hawadist. Di mana petunjuk yang sudah diberikan sejak anak manusia lahir, yaitu nurani, pancaindra, dan akal tidak dapat menjawabnya.

Sungguh Engkau Ya Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

 

H.M. Sun’an Miskan Lc  merupakan Ketua PWM DKI Jakarta

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini