Mengenal Urban Farming, Solusi Bertani Masyarakat Perkotaan

0
15
Urban farming untuk masyarakat perkotaan. (Istimewa)

Malang, KLIKMU.CO – Dalam beberapa dekade terakhir, pertanian perkotaan telah muncul sebagai solusi inovatif untuk tantangan yang dihadapi oleh komunitas perkotaan. Dengan ruang yang terbatas dan ketersediaan lahan yang sulit, urban farming telah membuka peluang baru bagi penduduk kota untuk memanfaatkan lahan sebagai kegiatan pertanian.

Ary Bakhtiar SP MSi, dosen Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menyatakan, urban farming merupakan salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat perkotaan. Bisa menjadi solusi yang cocok dengan menggunakan metode tanam sekam hidroponik dalam berbagai bentuknya.

Dia menambahkan, urban farming juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Hasil panen tidak hanya dapat dijual untuk mengurangi pengeluaran harian, tetapi juga dapat dikonsumsi sendiri.

“Mayoritas tanaman yang ditanam adalah produk-produk pangan yang dibutuhkan sehari-hari sehingga dapat menekan jumlah pengeluaran dengan mengalihkannya ke pos-pos pengeluaran lain,” tambah Ari.

Menurutnya, urban farming memberikan berbagai manfaat, termasuk peningkatan kualitas udara dengan penyerapan karbondioksida dan produksi oksigen melalui fotosintesis. Praktik pertanian organik dan manajemen limbah juga membantu mengurangi polusi air dan tanah.

Selain aspek lingkungan, pertanian perkotaan berperan dalam memperkuat komunitas dengan memfasilitasi interaksi berbagi pengetahuan dan membangun hubungan yang kuat.

“Dampak positif dari urban farming melibatkan aspek minimisasi berbagai hal. Misalnya meningkatnya edukasi masyarakat, terutama anak-anak yang senang bercocok tanam. Selain itu, urban farming dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi keluarga,” ucapnya.

Urban farming, menurut Ari, juga memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan keluarga. Melibatkan berbagai jenis tanaman dan ternak yang terintegrasi, seperti lele yang dapat diintegrasikan dengan bayam dan kangkung melalui budidaya dalam ember, urban farming dapat mendukung kebutuhan keluarga dalam berbagai aspek.

Meski demikian, ada sejumlah tantangan saat melakukan kegiatan urban farming. Beberapa di antaranya, keterbatasan lahan yang dapat diatasi dengan teknik pertanian vertikal dan atap.

Kualitas tanah yang terpengaruh oleh polutan dapat diatasi melalui penerapan pertanian organik dan manajemen limbah. Ketergantungan pada pasokan air teratasi dengan teknik penghematan air seperti irigasi tetes dan penangkapan air hujan.

“Yang lebih berat, tantangan utama dalam urban farming adalah konsistensi dalam niat, perencanaan, dan implementasi. Kegiatan ini memerlukan perawatan rutin dan konsistensi dalam menjaga tanaman atau hewan menjadi tantangan. Terutama di tengah kesibukan masyarakat perkotaan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ari menjelaskan, penerapan teknologi, seperti hidroponik dan aeroponik, dapat meningkatkan efisiensi dan hasil produksi urban farming. Penggunaan teknologi menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran bahwa bercocok tanam tidak selalu memerlukan lahan yang luas.

Ia pun berharap masyarakat semakin sadar akan manfaatnya. Karena urban farming menjadi salah satu upaya efektif untuk menekan biaya hidup dan mengembangkan perubahan positif dalam gaya hidup.

Terakhir, Ari mengatakan bahwa urban farming memiliki potensi besar untuk terus berkembang di masa depan. Dengan inisiatif dan dukungan yang tepat, kegiatan urban farming dapat berkontribusi pada pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup penduduk, dan menciptakan lingkungan yang sehat serta menguatkan komunitas.

“Melalui eksplorasi dan pengembangan praktik pertanian perkotaan yang inovatif, kita dapat mencapai visi perkotaan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tandasnya.

(Wildan/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini