12 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Khazanah Seni Budaya

Mengenang Revolusi Prancis 14 Juli

Sejarah Revolusi Prancis. (Sumber gambar: YourDictionary)

Oleh: M. Sun’an Miskan

KLIKMU.CO

Hari Jumat 14 Juli lalu adalah salah satu dari hari-hari penting dalam Sejarah Dunia Modern. Yaitu, kita kembali ke tahun 1789 M di Prancis saat rakyat revolusioner Prancis menghancurkan Penjara “La Bastille” Paris, kota di jantungnya Benua Eropa.

Peristiwa itu sebagai simbul revolusioner yang mengubah wajah Eropa dan dunia.

Sejatinya 14 Juli adalah HUT (hari ulang tahun) revolusi Prancis. Akan tetapi, seluruh bangsa di dunia ini layak memperingatinya, termasuk kita sebagai bagian dari warga dunia.

Inilah sebabnya, supaya saya tidak bersedih, ungkap Dr Usamah Al Ghazalo Garb di Surat Kabar Al Aharam tanggal 15 Juli 2023:

“Saya tidak akan mengajukan sebuah pertanyaan: Siapakah d iantara pemuda kita yang tidak mengenal peristiwa ini? Saya yakin peristiwa ini sudah menjadi pengetahuan umum. Ia realitas penting di Sejarah Dunia Modern ini. Ia masalah aktual yang harus menjadi materi pendidikan dan pengajaran pemuda kita yang kini sedang larut dan terseret informasi lewat IT (informasi teknologi berbasis internet), khususnya lewat HP (naqqal ) mereka.”

Revolusi Prancis yang kini diperingati untuk yang ke-234 tahun telah mengubah wajah Eropa. Revolusi itu melumpuhkan golongan aristokrat, kelompok feodal, borjuis, elite yang paling tinggi kedudukannya di Kekaisaran Prancis yang telah mengeksploitasi, menghisap darah rakyat sehingga mereka menjadi miskin papa.

Tahun 1793 M itu adalah tahun dibunuhnya, digantungnya, digillotinnya, dipotong kepalanya Raja Louis ke-16 di tiang gantungan. Yang sebelumnya sesumbar dengan sesumbar Raja Absolut sebelumnya, yaitu Louis XIV: “L’E’tat,c’east moi ….I am state .. Negara itu ya saya.”

Dilanjutkan dengan penghancuran Penjara “La Bastile”.

Massa revolusioner terus berkobar dan pada tahun 1789 M revolusi Prancis berhasil menetapkan undang-undang tentang hak-hak asasi manusia dan hak-hak rakyat Prancis itu sendiri.

Inilah pencapaian yang terbesar. Tetapi tidak boleh dilupakan dan harus jujur betapa peran Napoleon Bonaparte dengan pasukan elitenya yang memimpin revolusi III sehingga stabilitas dalam negeri terjaga dan di luar negeri pasukan asing yang ingin menguasai Prancis dikalahkan di berbagai peperangan.

Napoleon adalah anak dari satu keluarga yang masih ada darah aristokratnya Italia di Pulau Corsika sebelah selatan Prancis, dekat Italia. Pulau indah yang penduduknya jagoan perang yang menolong rajanya, terutama Louis ke-16 dalam melawan musuhnya yaitu Italia.

Pada tahun 1769 Napoleon yang baru berumur 10 tahun beserta keluarganya oleh Raja Louis ke-16 dipindahkan ke kota Paris. Ia disekolahkan di sekolah dasar dan menengah, ternyata ia anak genius. Ia rajin membaca sehingga menguasai filsafat, politik, ekonomi ,dunia sastra, sejarah dan ilmu bumi.

Pada tingkat perguruan tinggi ia dididik di Akademi Militer. Lulus tahun 1785 kemudian ditugaskan di divisi senjata berat tentara Kerajaan dengan pangkat Letnan 1.

Saat Revolusi Prancis ke-1 dan ke-2, ia memimpim militer Prancis menghadapi pasukan musuh dari luar yang ingin menggagalkan revolusi Prancis.

Pada revolusi ke-3 (1794 – 1795) , Prancis dipimpin Team Executive, tetapi keadaannya tidak stabil. Maka dipanggillah Napoleon Bonaparte yang sedang tugas di luar negeri untuk memimpin pemerintahan. Ia ubah sistem pemerintahan bahwa rakyatlah yang harus berkuasa lewat sistem perwakilan yaitu Parlemen (Rakyat itu sumber kekuasaan).

Ia juga mengubah semboyan: Revolusi itu biasa memakan anaknya sendiri.

Ia ubah menjadi: Pemimpin itu adalah penjual cita-cita mulia dan sifat pemimpin yang paling utama dan istimewa ialah tidak emosional.

Di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte Prancis menjadi Kekaisaran yang sangat luas kekuasaannya, hampir seluruh benua Eropa termasuk Mesir dan Siria.

Tahun 1789 M Napoleon Bonaparte bersama pasukannya menaklukkan Mesir yang dijajah Inggris. Ia duduki Mesir untuk memotong jalur perdagangan Inggris dengan India lewat Suez. Ia alihkan hubungan dagang dengan Prancis.

Satu satunya penjajah Mesir yang mengerti perasaan rakyatnya ialah Napoleon Bonaparte dengan pasukannya.

Berikut bunyi selebaran (Mansyuur) Napoleon Boaparte untuk rakyat Mesir yang ditulis oleh Orietalis Ahli dunia Arab yang menyertainya sewaktu pendudukan Mesir pada 27 Juni 1789 M.

“Bismillahirrahmanirrahim. La ilaha illallah laa walada lahu wa laa syariika lahu fi Al Mulk. Kami dari pihak Prancis adalah pengibar bendera kemerdekaan dan persamaan hak asasi sesama manusia. Pemimpin Pasukan Besar Prancis ini ialah Napoleon Bonaparte. Ingin mengenalkan dan memberitahukan kepada seluruh rakyat Mesir, agar jangan mempercayai omongan yang mengatakan bahwa kami datang ke Mesir ini untuk menghancurkan agama Anda sekalian. Omongan itu bohong besar. Jangan kalian percaya. Beritahu mereka bahwa kami datang untuk mengembalikan hak- hak Anda yang dirampas oleh tangan orang orang dlalim itu. Saya sungguh dari Kekaisaran yang menyembah Allah SWT dan memuliakan Nabi – Nya Muhammad SAW dan menghormati Al Quran Al Adlim.”

Napoleon Bonaparte lalu mengganti namanya dengan Napoleon Basya berpakaian seperti pakaian rakyat Mesir, pakaian Arab terutama pemimpin agamanya. Ia memakai jubah dan sorban. Ia rajin mengikuti shalat terutama shalat Jumat.

Adapun pesan Napoleon kepada pasukannya yang berada di geladak kapal perang sebelum mendarat di Iskandariah dengan team ekspedisi ilmiyahnya termasuk pelukis-pelukis terkenalnya, berikut ini terjemahan teks dari bahasa Arab:

“Ketahuilah bahwa bangsa yang kita nanti hidup dan makan bersama mereka ialah ‘Kaum Muhammadiyah’. Asas imannya ialah “Asyhadu An Laa Ilaaha illallah wa annaa Muhammadarrasulullah.”

Jangan engkau musuhi mereka.

Pergauli mereka sebagaimana engkau .mempergauli Yahudi dan rakyat Italia. Jaga perasaan hakim-hakim negeri mereka dan pemimpin-pemimpinnya sebagaimana engkau menghormati perasaan para Al Ahbar dan para Ar Ruhban. Perhatikan perayaan dan lambang serta syiar keagamaan (thuuquus) mereka karena itu disyareatkan oleh Al Quran.

Pelihara masjid mereka sebagaimana engkau lakukan toleransi kepada tempat ibadah Al Adiirah dan tempat ibadah kaum Yahudi yang menganut agama Nabi Musa dan Yasu’ ‘Isa Al Masiih “.

Tahun 1799 M Napoleon Bonaparte kembali ke Prancis digantikan oleh Jendral Klaiber. Sesampai di Prancis ia mengembalikan hubungan baik antara pemerintah dengan pihak Gereja Khatholik yang putus saat revolusi karena tokoh agama mereka menolak revolusi.

Pihak gereja lalu memberi imbalan dana kepada negara untuk menggaji para pendeta. Ia membentuk Lembaga Perbaikan UU ( Undang Undang ) Prerancis. UU yang berjumlah 300 buah sebelum Revolusi yang saling kontradiksi itu lalu disatukan oleh para ahli dan lahirlah undang undang yang dikenal dengan:

Code Penal Napoleon (Hukum Pidana) dan

Code Sipil Napoleon (Hukum Perdata) bersama hukum pengantar keduanya.

Yang kelak sistematika ini dipakai untuk mensistematika hukum Islam oleh Syekh/Muhammad Abduh dengan pembaharuan di Universitas Al Azhar Mesir. Beliau mendirikan sekolah peradilan di luar Al Azhar sehingga banyak Syekh yang marah takut kalau nanti tidak dapat ikut di lembaga peradilan seperti sebelumnya. Beliau terapkan sistem peradilan dengan memulai langkah yang diatur dalam pengantarnya supaya proses peradilan mudah diputuskan.

Napoleon Banaparte dengan Kekaisaran Prancis tidak lama menguasai Mesir . Tetapi berkat kerja keras team Expedisinya, berpuluh buku penting diterbitkan, berbagai lukisan tentang keadaan di Mesir dapat dihasilkan memperkaya perpustakaan dunia.

Peninggalan Napolean Bonaparte di Mesir yang paling berharga bagi ilmuwan Mesir dan dunia yaitu Napoleon Bonaparte dan missi expedisi ilmiyahnya menemukan batu peninggalan sejarah di muara Sungai Nil yang berhuruf tiga macam. Diantaranya ada huruf Latin dan huruf Hiroklib zaman Fir’aun sehingga peninggalan Fir’aun dengan piramida-piramidanya, tugu-tugunya, kertas dari daun papirus berhuruf Heroklib nya dapat dibaca. Dari petunjuk yang berbahasa Heroklib inilah ditemukan jenazah-jenazah Fir’aun terutama Ramses ke IX yang tenggelam, dihempas gelombang di laut merah sewaktu mengejar Nabi Musa AS Sehingga benarlah wahyu Al Qur’an, bahwa kelak jenazah Fir’aun yang tenggelam di laut mereka tatkala mengejar Nabi Musa AS bakal ditemukan.

Betul Napoleon Bonaparte perjuangan hidupnya ada yang sukses dan ada yang gagal.

Ia sendiri meninggal dalam penjara Inggris, hidup serba kekurangan di pembuangannya di Pulau Heilena antara Benua Amerika Selatan dan Afrika, pulau jajahan Inggris. Napoleon Bonaparte Meninggal pada 6 Mei 1821 M karena sakit Kanker Lambung. Jenazahnya di kirim ke Paris . Disambut dengan pasukan kebesaran Militer Prancis kemudian dikuburkan.

Tetapi warisan kepemimpinan dan intelektualnya perlu kita tiru dan kita baca. Mana yang baik kita ambil yang tidak baik kita buang. Kita anggota maupun simpatisan Organisasi Muhammadiyah yang didirikan oleh KH A. Dahlan sesudah 114 tahun Revolusi Prancis ada contoh perjuangan dari beliau.

Kiai dalam memperbaiki ummat yang miskin, bodoh, dijajah Belanda Yang Kejam yang ingin mengganti agama rakyat Indonesia dengan agama mereka dilakukanlah dengan cara Reformasi tidak dilakukan secara Revolusi seperti di Prancis 14 Juli.

Reformasi itu bahasa agamanya ialah tajdid, seperti berita Nubuwwah bahwa Allah dalam setiap 100 tahun akan melahirkan orang atau kelompok yang meluruskan, memperbaharui paham agama Islam yang sudah melenceng sehingga tidak membawa kemajuan.

Beliau meneruskan Tajdidnya Ibn Taimiyah dengan Kembali Kepada Al Quran dan Sunnah dan anti taqlid, pembaharuannya Syekh/Muhammad Abduh dengan menekankan penggunaan akal, Yaitu pada masalah masalah bukan aqidah dan ibadah. Seperti mengambil alih ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai alat untuk menerapkan syareat Islam sesuai dengan zamannya.Juga memenej Universitas Al Azhar dengan sistem Kurikulum dan klasikal ala pendidikan di Prancis yang ia saksikan tatkala beliau di penjara di sana oleh Penjajah Mesir.

Tetapi KHA Dahlan lebih menukik pada praktek keagamaan, atau gerakan amal. Dengan mendirikan lembaga sosial : panti, poliklinik, sekolah dan pesantren modern, sekolah kader seperti Muallimin Yogyakarta. Sampai ada ungkapan beliau yang melegenda : kamu tetap sebagai pembohong agama, meski rajin solat tetapi tidak mau memelihara anak yatim di rumahnya, tidak peduli nasib fakir miskin, nasib orang lemah atau yang dilemahkan.

Beliau santuni yatim, beliau dirikan sekolah modern di rumah beliau dengan menyatukan antara ilmu agama dan umum, karena keduanya ilmu dari Allah. Kapan kita bisa menghitung arah kiblat kalau kita tidak tahu Ilmu falaq, ilmu Antariksa.

Tajdid jilid 1-nya, sesudah 100 tahun lebih kiprahnya Muhammadiyah di negeri ini maka Indonesia menjadi merdeka, ribuan sekolah dari TK, SD, menengah, pesantren yang dimilikinya. ratusan perguruan tinggi, ratusan poliklinik, RSI (Rumah Sakit Islam ) dan AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) lainnya.

Sesudah Indonesia merdeka kurikulum Sekolah Muhammadiyah yang menyatukan ilmu umum dan ilmu agama itu diadop oleh pemerintah menjadi kurikulum Sekolah Negeri. Sebanyak 22 orang Pahlawan Nasional di sumbangkan ke RI. Dua di antara mereka ada yang wanita yaitu Nyai Hj Walidah, pendiri ‘Aisyiyah, istri K.H.Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah dan Ibu Negara Fatmawati, penjahit Bendera Pusaka RI yang Aktifis

Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), istri Ir.H.Soekarno, Sang Proklamator bersama Bung Hatta dan sebagai Pengurus Bagian Pendidkan Muhammadiyah Bengkulu.

Kuncinya ialah ummat tidak boleh taqlid buta kepada tokoh agamanya, tetapi harus ittiba, ikut dengan dikritisi. Pintu ijtihad wajib dibuka dan dalam berijtihad harus sistem jamaa’iy oleh Majelis Tarjih dengan Manhaj Tarjihnya, Ushul Fiqh produk Ulama Tarjih Muhammadiyah. (*)

Sumber:

1. Surat Kabar Al Ahram Mesir on Twitter https://gate.ahram.org.eg/daily/News/906943.aspx

Sabtu, 27 Dzulhijjah 1444 H./ 15 Juli 2023 tahun 147 no :49.894.

2. Biografi Napoleon Bonaparte

3. massader.net

Pengunduh dan penjelas:

M. Sun’an Miskan, mantan ketua PWM DKI Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *