Oleh M. Jemadi
KLIKMU.CO
Judul tulisan ini terkesan tendensius dan ada misteri. Proses Musyawarah Daerah (Musyda) Ke-18 Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya sejak pra hingga pasca penuh dengan dinamika.
Rasa cinta mereka pada Muhammadiyah terkadang membuat larut. Berdiskusi membuka aib saudara sampai tidak terasa. Bahkan, ada seorang kader dengan tega menyebut nama dalam forum resmi Persyarikatan.
Itulah dinamika yang harus diterima. Kader Muhammadiyah tidak akan mundur hanya karena caci maki. Apalagi fitnah yang muncul karena rasa benci.
Pada saat sambutan, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM sempat terlontar ada orang yang menuduh beliau (ketua PWM) menggagalkan pembelian hotel untuk Rumah Sakit Muhammadiyah. Lebih lanjut, Sukadiono menyatakan, orang yang suka memfitnah “pasti tidak akan dipilih dalam musyda.”
Musyda memang telah usai, namun masih ada dinamika. Mulai dari protes perolehan suara sampai penataan personalia PDM yang akan datang. Penulis telah belajar ber-Muhammadiyah sejak Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), hingga Pemuda Muhammadiyah (PM), sangat hafal dengan dinamika tersebut. Orang yang suka dan mencibiri pasti ada, namun sebagai kader tidak akan surut berbuat baik dengan cibiran.
Kepada para formatur terpilih, penulis berpesan, sudah saatnya menata kembali niat kita. Kebersamaan mewujudkan program hasil musyda yang lebih utama. Bukan waktunya untuk mencari kelemahan sesama pimpinan, apalagi aib warga sendiri.
Sikap saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran merupakan bukti iman dan amal kebaikan. Sikap mengayomi dan menampung serta mencari solusi adalah wujud siap menjalankan amanah.
Selamat kepada 13 pimpinan yang telah mendapatkan SK penetapan dari PWM Jatim. Saatnya menggerakkan PDM Surabaya dengan damai dan berdinamika.
Keluhan warga direspons tanpa mencari kesalahan sesama. (*)
Anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya Periode 2022-2027