Menguasai Ilmu Pengetahuan, Menjemput Masa Depan Gemilang

0
13
Menguasai Ilmu Pengetahuan, Menjemput Masa Depan Gemilang (www.newyorker.com)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Tidak terasa hari-hari terlewati begitu saja. Banyak waktu terbuang sia-sia tanpa guna. Setiap pagi hari matahari terbit dari timur menyinari alam semesta tanpa ada diskriminasi, cahayanya menerangi insan dan makhluk bumi lainnya. Riang suara berbagai jenis burung menyambutnya tanda bahagia nan gembira, tak ketinggalan senyuman menawan dengan hijau menghampar luas urutan berjejer petak sawah-sawah dan bertangga ladang-ladang diperbukitan kaki-kaki pegunungan. Indahnya mempesona mata memandang tiada tara akan kuasanya Sang Maha Pencipta Allah Ta’ala.

Berabad-abad lamanya begitu setiap hari dari pagi, siang, dan menjelang sore. Cahaya sinar mentari sore hari dari barat saat-saat akan terbenam menjelang maghrib menambah keindahan alam semesta, warna kuning jingga sangat lekat dengan pesona alam tidak ada yang mampu menandingi keindahannya, hal itu sebagai tanda nyata diyakini benar bukti keagungan Yang Maha Agung.

Pernahkah tebersit dalam kilatan berpikir kita bahwa fenomena alam tersebut sebuah “huddan” atau petunjuk yang menginspirasi setiap insan yang hidup diatas bumi. Dari generasi ke generasi diyakini benar bahwa manusia sebagai penghuni bumi banyak berinteraksi dengan berbagai jenis benda-benda yang bersentuhan langsung dengan bumi. Sebagaimana yang dilakukan oleh benda-benda langit lainnya senantiasa berinteraksi dengan bumi, maka di situ juga ada interaksi dengan para penghuninya.

Dari interaksi ke interaksi lama-lama menjadi sebuah inspirasi sebagai sumber ilmu pengetahuan berbagai jenis dan macam ragam disiplin ilmu, baik yang berhubungan dengan antarsesama manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan juga makhluk lainnya. Maka sumber inspirasi tersebut secara terus-menerus memperkaya khazanah tanpa henti hingga saat ini, masih sangat superbanyak yang belum teridentifikasi dan tergali dari sumber-sumber yang tersembunyi dalam perut bumi.

Sangat jelas dan terang, fenomena alam serta isinya yang saling berinteraksi satu sama lain. Manusia dan generasinya, salah satu makhluk yang diberi akal untuk berpikir dan berkarya, siapapun generasinya dari abad ke abad hingga kini di abad global, termasuk kita saat ini yang masih hidup bagian yang tak terpisahkan dari generasi. Kewajiban untuk mencari, menggali, dan mengidentifikasi berbagi jenis ilmu. Tidak boleh berhenti selama nafas ada dalam jiwa dan raga hingga tiba saatnya mati.

Selanjutnya harus diteruskan oleh anak cucu keturunan berikutnya tanpa ada jeda sama sekali. Pasalnya, hanya dengan ilmu pengetahuan syarat melanggengkan kehidupan secara simultan sekaligus adaptasi dengan berbagai zaman hingga kehidupan ini berakhir pada waktunya dan juga atas kehendak-Nya. Kita terus bergerak dan berjalan tanpa ragu atau bimbang, menghiraukan dan abai kepada hal-hal yang tidak berguna, sekalipun hari terakhir akan datang tiba-tiba tidak jadi masalah, yang paling penting tetap berpikir dan berkarya tidak berhenti sebagai investasi kebaikan yang akan dihitung kelak dihari saat penghitungan tiba.

Ilmu pengetahuan harus dimiliki sebagai bukti lisensi hidup di bumi. Selain itu juga untuk memperkaya wawasan lebih luas dan luwes sekalipun jauh. Hal itu menjadi sumber ilmu pengetahuan yang senantiasa harus dijemput penuh semangat di mana pun itu tempatnya. Di depan mata sekalipun jika tidak dijadikan sebagai sumber ilmu, tindakan tersebut menjadi perbuatan  percuma dan sia-sia. Tidak semata-mata ajaran Islam mewajibkan umat muslim untuk mencari dan menuntut ilmu melainkan banyak hal yang harus diketahui sebagai alat utama hidup manusia.

Dengan ilmu pengetahuan, berbagai permasalahan yang dihadapi baik itu menyangkut diri sendiri maupun orang lain akan ada solusi penyelesiannya. Segala sesuatu yang muncul ataupun yang tidak muncul di permukaan bumi, pada dasarnya hal itu menjadi objek dan sumber ilmu pengetahuan. Tidak ada satu jenis pun benda yang ada di alam semesta melainkan sebagai petunjuk bagi manusia, yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk lebih banyak diketahui nilai guna dan manfaat dari setiap benda yang ada.

Siapapun  kita, untuk menjemput masa depan gemilang nan cerah penuh membanggakan rumusnya tiada lain ilmu pengetahuan. Persoalan apa pun di dunia ini, baik hal ihwal yang menyangkut diri sendiri dan orang lain dalam komunitas sosial maupun makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan, semuanya dapat diurai dengan ilmu pengetahuan. Sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW, barang siapa yang mengharapkan atau menghendaki kebahagian dunia maka caranya tiada lain dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kebahagian akhirat maka rumusnya ilmu pengetahuan, dan barang siapa saja yang menghendaki kebahagiaan dunia akhirat maka hanya dengan ilmu pengerahuan.

Pun sama, wahyu pertama yang diturunkan menegaskan wajibnya berilmu pengetahuan. Memang fakta dan nyata, ilmu pengetahuan kunci utama membuka, mengurai, dan menyelesaikan permasalahan yang mudah maupun yang sulit sekalipun. Generasi dan keturunan kita, sesuai perintah Al Qur’an, bahwa umat tidak diperkenankan untuk meninggalkan keturunan yang lemah atau yang tidak berilmu pengetahuan. Konsekuensi kewajiban tersebut menuntut kita secara fardiyah untuk memperkuat diri dengan ilmu pengetahuan.

Kita dapat melihat dengan kasatmata, kemajuan yang gemilang setiap individu seseorang di dunia ini tiada lain hanya dengan ilmu pengetahuan dalam bentuk kemampuan dan skill yang dimiliki. Pun sama, setiap komunitas sosial bangsa dan negara saat maju dan menghendaki kemajuan kuncinya ada pada warga dan rakyatnya berilmu pengetahuan yang maju. Semakin maju ilmu pengetahuan rakyatnya maka akan semakin maju pula negara dan bangsanya dan sebaliknya rakyatnya jahailiyah nan bodoh atau dungu maka negara dan bangsanya akan tertinggal tidak maju.

Sehingga superpenting bagi negara untuk memprioritaskan rakyatnya untuk senantiasa berilmu pengetahuan luas dan tinggi, dengan didukung kebijakan-kebijakan yang adil dan beradab. Terlebih bangsa dan negara Indonesia ada amanah undang-undang dalam preambulnya menegaskan wajibnya “mencerdaskan bangsa” dan kata tersebut mengandung makna wajib hukumnya negara memfasilitasi rakyatnya untuk cerdas (berilmu pengetahuan) tinggi dan meningkatkan kemampuanya sesuai kebutuhan tuntutan perkembangan terkini.

Masa depan gemilang akan dicapai oleh individu, bangsa, dan negara melainkan ada pada sumber daya manusia rakyat yang berilmu pengetahuan. Wujud nyatanya ada pada tingkat indeks pertumbuhan manusia bidang pendidikan jenjang sekolah minimal di atas rata-rata kemampuan berpikir pada tingkat menengah atas, bahkan untuk memenuhi standar kemajuan pada saat tertentu harus di atas rata-rata setara pendidikan tinggi. Diterima atau tidak alasannya, bahwa tingkat dan kualitas ilmu pengetahuan seseorang menjadi kunci berikutnya untuk meningkatkan kualitas tingkat indeks kesejahteraan.

Hal itu sangat rasional dan logis. Manusia akan mampu memenuhi kehendak dan harapan diri untuk sejahtera akan lebih cepat terpenuhi manakala dirinya memiliki kemampuan kreatifitas dan inovasi yang tinggi, dan itu ada pada ilmu pengetahuan. Bohong besar saat bangsa dan negara ini menghendaki kemajuan bangsa dan negara, sementara keberpihakan pada pendidikan untuk rakyatnya hanya sekedarnya sebatas simbolik tanpa ada target sungguh-sungguh. Lebih parah hanya untuk kepentingan kapitalisasi syahwat nafsu bisnis segelintir orang.

Jangan banyak berharap negara dan bangsa ini menjadi negara maju. Bermimpi pun sulit terwujud karena negeri ini sejak merdeka hingga kini dikendalikan oleh kolonialis dan imprealis bangsa lain untuk menjadi pasar tempat transaksi untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik kebutuhan dirinya maupun kebutuhan negaranya. Sementara negara yang dijadikan pasar hanya diberikan sisa-sia transaksi mereka setelah barang-barang yang ditransaksikan habis terjual dan limbah atau sampahnya baru diberikan untuk dinikmati, mending saat bangsa dan negaranya berilmu pengetahuan limbah dapat diubah berkah, bagaimana jikalau negara tersebut jahiliyah?

So pasti limbah dan sampah hanya akan menjadi sumber malapetaka negara dan rakyatnya. Ini fakta dan realitas yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia yang subur makmur, namun yang memiliki hak jual beli benda berharganya bukan bangsa dan negara Indonesia melainkan mereka negara-negara maju yang rakyatnya berilmu pengetahuan. Maka wajib tanpa syarat, bangsa dan negara mendahulukan, memprioritaskan, dan bersungguh-sungguh memfasilitasi berbagai cara untuk rakyatnya cerdas dan mencerdaskan dengan berbagai jenis ilmu pengetahuan. Wallahu’alam. (*)

Ace Somantri
Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini